Liputan6.com, Tokyo - Koalisi partai berkuasa, Partai Liberal Demokratik Jepang (LDP) dan Partai Komeito, yang mendukung Perdana Menteri Shinzo Abe (63), meraih kemenangan besar dalam pemilu yang digelar satu tahun lebih cepat dari jadwal. Demikian hasil yang ditunjukkan exit poll.
Media NHK melaporkan koalisi tersebut meraih 312 kursi, sehingga memungkinkan mereka mempertahankan dua pertiga atau "super mayoritas" kursi di parlemen. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Senin (23/10/2017).
Mendengar kabar kemenangannya, PM Abe mengaku akan tegas menghadapi ancaman dari Korea Utara.
Advertisement
Kemenangan Abe sangat penting bagi ambisinya untuk merevisi konstitusi pasifisme Jepang pasca-Perang Dunia II. Pasal 9 Konstitusi Jepang tersebut melarang perang oleh negara. Produk hukum ini mulai berlaku pada 3 Mei 1947.
Selama ini Jepang menyatakan kekuatan militernya eksis untuk tujuan pertahanan. Namun, PM Abe dikabarkan sejak lama ingin merevisi peraturan tersebut.
Ia mengatakan bahwa dirinya akan berusaha "mendapatkan dukungan dari sebanyak mungkin orang" untuk mewujudkan keinginannya.
Pada Minggu kemarin, PM Abe menuturkan, "Seperti yang saya janjikan dalam pemilu, tugas mendesak yang akan segera saya lakukan adalah menghadapi Korut dengan tegas. Untuk itu diperlukan diplomasi yang kuat."
Pemilu yang terkesan mendadak ini diumumkan oleh Abe pada 25 September. Kala itu, ia mengungkapkan dirinya membutuhkan mandat baru untuk menghadapi "krisis nasional" yang tengah dihadapi Jepang.
Baca Juga
Krisis yang dimaksudnya termasuk Korut, yang sempat melontarkan ancaman akan "menenggelamkan" Jepang. Pyongyang juga telah dua kali menembakkan rudal yang melintasi langit Hokkaido.
Kemenangan gemilang dalam pemilu kali ini memunculkan peluang bagi Abe untuk mengamankan posisinya sebagai pemimpin LDP selama tiga tahun ke depan, sekaligus memberinya kesempatan untuk menjadi PM terlama yang pernah berkuasa. Kursi PM telah didudukinya sejak 2012.
Pemilu Jepang pada Minggu waktu setempat digelar di tengah hantaman Topan Lan yang melanda sejumlah wilayah negara itu. Badai kategori empat tersebut membawa angin kencang dan hujan deras ke selatan Jepang, memicu terjadinya pembatalan penerbangan dan layanan perkeretaan.
Badan Meteorologi Jepang memperkirakan, badai akan menerjang Tokyo pada senin pagi waktu setempat.