Batik, Tenun, dan Berbagai Busana Khas Indonesia Memukau Senegal

Kepiawaian desainer Indonesia dalam rancangannya dan keindahan kain Batik Tanah Air berhasil memukau ratusan tamu yang hadir

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Nov 2017, 06:27 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2017, 06:27 WIB
Pagelaran Busana Indonesia di Senegal (KBRI Dakar)
Pagelaran Busana Indonesia di Senegal saat acara Resepsi Diplomatik Peringatan HUT RI ke-72 yang dibarengi dengan penyelenggaraan Pagelaran Fashion Busana oleh KBRI Dakar (KBRI Dakar)

Liputan6.com, Dakar - Busana rancangan empat desainer Indonesia kembali mendapat apresiasi positif dan pengakuan dari masyarakat di Afrika. Apresiasi itu datang saat acara Resepsi Diplomatik Peringatan HUT RI ke-72 yang dibarengi dengan penyelenggaraan Pagelaran Fashion Busana oleh KBRI Dakar.

Sekitar 300 tamu undangan perwakilan dari berbagai negara menghadiri acara yang digelar pada 14 November 2017 lalu di King Fahd Palace, Senegal.

Acara yang mengangkat tema "Nusantara Fashion and Culture Show" itu menggabungkan antara fashion dengan budaya Indonesia.

Karya yang ditampilkan berupa busana rancangan Nita Seno Adji, Rudi Chandra, Defrico Audy, dan Malik Moestaram yang diperagakan oleh para model profesional binaan Amina Badiane, Ketua Komite Miss Senegal. Demikian seperti dikutip dari rilis resmi KBRI Dakar, Senin (20/11/2017).

Melalui tangan-tangan berbakat para desainer, Batik dihadirkan dalam gaya kontemporer dan tetap bergaya untuk memunculkan kesan bahwa kain khas Indonesia lainnya tidak hanya digunakan dalam konteks busana tradisional, namun juga untuk busana modern.

Kepiawaian desainer Indonesia dalam rancangannya dan keindahan kain Batik Tanah Air berhasil memukau ratusan tamu yang hadir.

Duta Besar RI untuk Senegal, Mansyur Pangeran mengatakan, "KBRI sengaja mendatangkan empat desainer kondang Indonesia tersebut untuk mempopulerkan Batik Indonesia di Senegal. Tahun lalu kita membuat acara yang sama namun kali ini kita adakan lebih megah dan lebih menarik dengan menampilkan busana-busana Batik dan tenun yang beraneka corak dan warna."

Pagelaran Busana Indonesia di Senegal (KBRI Dakar)

"Saya sebut ini sebagai fashion diplomacy, disini kita mencoba untuk menggunakan channel-channel diplomatik untuk menghubungkan antara desainer Indonesia dengan para pemerhati busana dan pembeli, majalah busana dan rumah mode,” tambah Dubes Mansyur.

Acara yang digelar KBRI tersebut dihadiri oleh ratusan penonton dari kalangan diplomatik, organisasi internasional, pejabat pemerintah, pengusaha, LSM nasional dan internasional, media massa, Indonesianis, pengamat fesyen, pecinta batik, operator pariwisata, sosialita, budayawan hingga akademisi.

Selain pagelaran busana, acara juga diisi dengan penyajian kuliner khas Indonesia seperti: nasi goreng teri medan, mie goreng, sate ayam, bakwan sayur udang, dan lemper ayam.

Perpaduan yang harmonis antara peragaan busana dengan pertunjukan budaya serta penataan ruang pameran membuat peragaan batik tersebut mendapat sambutan meriah dari para tamu. Mulai dari koridor pintu masuk sudah ditampilkan berbagai barang seni budaya Indonesia antara lain peralatan musik gamelan, patung Garuda Jatayu, patung semar, petruk, bagong dan gareng, patung roro loro blonyo, pojok Betawi dan pojok batik, serta aneka produk kerajinan tangan yang diimpor langsung dari Indonesia oleh Libelulle.

Fashion batik dan tenun Indonesia karya empat designer tersebut nanti akan kembali diperagakan oleh para finalis Miss Senegal 2017 di ajang Grand Senegal 2017 pada 18 November 2017.

 

Hubungan Bilateral Indonesia - Senegal

Dubes RI untuk Senegal Mansyur Pangeran dalam pidatonya menyampaikan bahwa realitas hubungan bilateral antara Indonesia dan Senegal diwujudkan dengan adanya saling kunjung pejabat senior dari Senegal ke Indonesia dan sebaliknya.

Dubes Mansyur juga mengusulkan sebuah program kerja sama untuk mendukung Plan Senegal Emergent (PES), khususnya di bidang transportasi darat, laut dan udara.

Indonesia telah melakukan kerja sama di bidang transportasi udara dengan Kementerian Angkatan Bersenjata Senegal, di mana Pemerintah Senegal telah membeli dua pesawat CN-235 yang diproduksi oleh PT.DI Indonesia yang digunakan untuk keperluan militer dan VIP.

Saat ini Pemerintah Senegal sudah memesan satu lagi pesawat CN-235 untuk keperluan maritim. Dubes Mansyur juga menawarkan kerja sama dalam pembangunan jaringan kereta api dan gerbong yang diproduksi oleh PT. INKA Indonesia serta kerja sama pembangunan di sektor transportasi maritim.

Di bidang ekonomi, kedua negara telah memulai sebuah jalur baru dengan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk memperkuat pertukaran informasi dan transfer teknologi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya