Berjam-jam di Luar Rumah, Bocah Ini Tewas karena Hipotermia

Menurut keterangan dokter, anak yang masih duduk di bangku sekolah itu diketahui berada di luar rumah dalam kurun waktu yang begitu lama.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Des 2017, 13:07 WIB
Diterbitkan 02 Des 2017, 13:07 WIB
Ilustrasi hipotermia (iStock)
Ilustrasi hipotermia (iStock)

Liputan6.com, London - Mimpi seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang ingin menjadi dokter, harus terkubur dalam-dalam. Pasalnya, bocah tersebut ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di depan rumahnya akibat hipotermia.

Hipotermia adalah suatu kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.

Dilansir dari laman Daily Mail, Sabtu (2/12/2017), berita meninggalnya anak laki-laki yang diketahui bernama Hakeem Hussain tersebut bermula dari laporan yang diterima oleh tim medis.

Kala itu, pihak rumah sakit menerima panggilan darurat. Saat tiba di kediaman Hussain, nyawa bocah itu sudah tak dapat diselamatkan.

Menurut keterangan dokter, anak yang masih duduk di bangku sekolah itu diketahui berada di luar rumah dalam kurun waktu yang begitu lama dan mengalami hipotermia disertai serangan jantung.

Laura Heath, ibu dari bocah malang itu, dibawa ke kantor polisi untuk diamankan. Wanita berusia 35 tahun itu ditahan atas dugaan lalai dalam mengurus anak.

Setelah diinterogasi, Heath dapat dipulangkan ke rumah. Meski demikian, polisi masih menyelidiki apakah wanita tersebut terlibat dalam tewasnya anak itu.

Sementara itu, bibi dari korban, Aroosa Kausaar, menyebut pihak keluarga sangat sedih karena kehilangan Hussain.

Ayah Hussain bahkan tak pernah menyangka jika anak laki-lakinya harus meninggal dunia akibat membeku di luar rumah.

Hingga kini, polisi belum menentukan siapa yang bersalah atas kematian bocah tersebut. Pihaknya juga belum dapat berspekulasi akan hal itu.

Maksud Hati Ingin Tolong Nenek, Pria Ini Kena Hipotermia

Insiden hipotermia yang sempat menjadi pemberitaan juga pernah dialami oleh seorang pemuda bernama Nathan French. Remaja berusia 19 tahun itu patut berbangga hati. Pasalnya, ia mampu menaklukkan Gunung Snowdon -- puncak tertinggi di Wales -- hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada.

Dikutip dari laman The Guardian, padahal, bagi siapa saja yang ingin mendaki puncak Gunung Snowdon, disarankan untuk mengenakan pakaian tebal. Selain udaranya yang dingin, dengan berpakaian tebal tentu akan terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.

Usai memantapkan langkah di puncak tertinggi, Nathan mulai merasa ada hal buruk yang menimpa dirinya.

Ternyata, pria itu mengalami hipotermia karena hanya mengenakan celana pendek.

Ketika melihat kondisi yang semakin parah, beberapa orang yang ada di sekitar Nathan langsung memanggil ambulans.

Setiba di rumah sakit, tim medis mengatakan bahwa Nathan dalam kondisi yang tak sehat. Dokter menyebut, kandungan gula dan tekanan darah Nathan menurun dan mulai terserang hipotermia.

Ternyata, ada tujuan mulia di balik misi mendaki gunung tersebut. Alasan pria tersebut mendaki gunung hanya bermodal celana pendek ialah guna mengumpulkan dana untuk pengobatan sang nenek yang menderita demensia.

Demensia adalah suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran.

Kondisi ini dapat ditandai dengan keadaan seseorang sering lupa akan sesuatu, keliru, adanya perubahan kepribadian, dan emosi yang naik-turun atau labil.

Miles Hill, salah satu anggota dari regu penyelamat puncak Gunung Snowdon, mengatakan, "Saya sangat bersimpati dengan maksud dan tujuan pria tersebut. Namun, ia menyayangkan hal nekat yang dilakukan Nathan dan tak memperhatikan keselamatannya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya