Pemimpin Tertinggi Al Qaeda Tewas Terbunuh di Afghanistan

Pemimpin tertinggi Al Qaeda, Omar bin Khatab, dinyatakan tewas terbunuh dalam serangan gabungan yang dilancarkan tentara AS dan Afghanistan.

oleh Afra Augesti diperbarui 05 Des 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2017, 19:30 WIB
Al-Qaeda Tawarkan 20 Kg Emas untuk Pembunuh Pemimpin Houthi
Kelompok Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) menawarkan 20 kg emas bagi siapa saja yang berhasil menangkap atau membunuh pemimpin Houthi.

Liputan6.com, Kabul - Badan Intelijen Afghanistan mengumumkan bahwa pemimpin tertinggi Al Qaeda, Omar bin Khatab, berhasil dibunuh dalam serangkaian operasi gabungan Amerika Serikat-Afghanistan.

Omar bin Khatab adalah orang nomor dua di Al Qaeda yang memegang peran penting di anak benua India. Ia dan pasukannya merupakan salah satu target operasi yang wajib ditumpas di Afghanistan sejak mantan penguasa Taliban digulingkan dalam sebuah perang pada akhir 2001.

Mengutip The Washington Post, Selasa 5 Desember 2017, Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan mengungkapkan, Omar bin Khatab -- yang juga dikenal sebagai Omar Mansoor -- terbunuh di Distrik Gilan, Provinsi Ghazni, di barat daya ibukota Afghanistan.

Sebelumnya, instansi tersebut menyampaikan bahwa ada 80 anggota Al Qaeda yang tewas, termasuk tiga tokoh penting lainnya, dalam operasi di Zabul dan Pakita, dua kota yang lokasinya dekat dengan perbatasan Pakistan dan Ghazni. Tak hanya itu, sebanyak 27 anggota dari jaringan teroris itu juga telah dibekuk.

Meski Omar bin Khatab sudah dinyatakan tewas oleh Badan Intelijen Afghanistan, koalisi yang dipimpin AS tersebut belum bersedia memberikan konfirmasi tentang kebenaran laporan ini. Bahkan rincian mengenai kewarganegaraan, usia, atau keterlibatan Omar bin Khatab dengan Al Qaeda masih samar.

Pejabat Afghanistan dan militer AS tahun lalu melaporkan telah membunuh beberapa anggota asing Al Qaeda yang berada di Afghanistan.

Kehadiran Al Qaeda dan pemimpinnya, Osama bin Laden, di Afghanistan pasca serangan 9/11 di New York, mendorong invasi pimpinan AS ke negara itu pada tahun 2001.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya