Solstis Desember Bikin Belahan Bumi Utara Alami Siang Tersingkat

Bumi kita akan mengalami fenomena yang disebut dengan solstis musim dingin pada Kamis, 21 Desember 2017. Apa dampaknya bagi Bumi?

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Des 2017, 10:07 WIB
Diterbitkan 21 Des 2017, 10:07 WIB
Ilustrasi solstis
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, New York City - Bumi kita akan mengalami fenomena yang disebut dengan winter solstis atau solstis musim dingin pada Kamis, 21 Desember 2017. Apa itu solstis dan apa dampaknya bagi Bumi?

Dikutip dari The New York Times, Kamis (21/12/2107), dalam solstis Desember, Bumi yang memiliki kemiringan rotasi sebesar 23,5 derajat, akan condong ke bintang utara dalam waktu yang relatif lama.

Sementara itu dimuat dalam Fortune, pada peristiwa itu Matahari akan condong ke rasi bintang Capricornus yang berada di selatan ekuator.

Peristiwa tersebut, membuat mereka yang tinggal di Belahan Bumi Utara akan mengalami malam terpanjang sepanjang tahun karena tak banyak menerima sinar Matahari.

Sebagai contoh, di New York City Matahari hanya akan terlihat selama sembilan jam -- enam jam lebih singkat dibanding solstis musim panas (summer solstice) yang terjadi pada 21 Juni.

Kebalikannya, mereka yang berada di Belahan Bumi Selatan, akan mengalami siang yang panjang.

Bahkan mereka yang berada di Kutub Selatan akan melihat Matahari pada malam hari, atau Midnight Sun, karena siang di sana akan terjadi selama 24 jam.

Di Jakarta sendiri, solstis akan terjadi pada hari ini pukul 23.28. Meski peristiwa ini hanya terjadi dua kali dalam setahun, yakni winter solstice dan summer solstice, tak akan ada perubahan signifikan yang terjadi di Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sejumlah Perayaan pada Solstis Musim Dingin

Stonehenge
Benda bersejarah berupa susunan batu yang terbentuk secara alami akibat gempa bumi. Susunan batu ini berlokasi di Inggris

Secara tradisional, ribuan orang di seluruh dunia akan merayakan solstis musim dingin dengan mengadakan ritual yang telah dilakukan ribuan tahun lalu.

Misalnya, kaum pagan biasanya akan menggelar kegiatan di Stonehenge, reruntuhan batu kuno Inggris yang dibangun sejajar dengan pergerakan Matahari.

Para turis juga biasanya akan mengunjungi Newgrange di Irlandia, monumen yang dibangun sekitar tahun 3200 SM. Selama solstis musim dingin, sinar Matahari akan bersinar ke sebuah ruang khusus di Newgrange saat Matahari terbit.

Bagi mereka yang tak dapat berkunjung ke sana, Departemen Pariwisata Irlandia menyediakan layanan live-stream saat Matahari terbit.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya