Kain Kasa Tertinggal di Perut Wanita Jepang Selama 44 Tahun

Sebuah kain kasa tertinggal dalam perut wanita asal Jepang selama 44 tahun. Ia menderita sakit perut tak berkesudahan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 22 Des 2017, 07:15 WIB
Diterbitkan 22 Des 2017, 07:15 WIB
Ilustrasi ruang operasi (iStock)
Ilustrasi ruang operasi (iStock)

Liputan6.com, Tokyo - Pihak Nagoya University Hospital di Jepang meminta maaf kepada seorang pasien akibat kesalahan fatal yang sempat mereka perbuat. Sebuah kain kasa tertinggal dalam perut wanita selama 44 tahun.

Dilansir dari laman Japan Today, Jumat (22/12/2017), seorang wanita yang selama ini merasakan sakit perut tak berkesudahan menjalani operasi pertama tahun 1970 di rumah sakit tersebut.

Setelah melakukan operasi, ia merasakan sakit pada perut. Ternyata, setelah ia kembali menjalani operasi pada rektrum untuk mengangkat tumor malah ditemukan sebuah kain kasa.

Pihak rumah sakit kemudian mengakui adanya kesalahan operasi yang terjadi puluhan tahun lalu. Kain itu kemudian ditemukan bersama tumor.

Lewat sebuah pernyataan, Nagoya University Hospital, Jepang mengatakan, kemungkinan dokter yang mengoperasi wanita itu lupa membuang kain kasa.

Selain kasus kain kasa, ada pula benda tajam yang sempat tertinggal di dalam perut saat operasi.

Sebuah gunting bedah sepanjang 15 cm (6 inci) meringkuk di samping usus besarnya. Si pasien malang bernama Ma Van Nhat mengatakan, dokter mungkin telah meninggalkan gunting bedah itu saat ia menjalani operasi tahun 1998 di Rumah Sakit Umum Bac Kan.

Operasi kala itu dilakukan setelah kecelakaan lalu lintas yang lain, Vietnam Express melaporkan.

Namun, pasien tak merasakan sakit apa pun di perutnya. Hanya saja, baru-baru ini ia merasa ada gangguan.

Para ahli bedah yang melakukan pembedahan selama tiga jam menemukan pegangan gunting itu telah berkarat. Dan alat itu berada di dekat beberapa organ.

Kementerian Kesehatan telah memerintahkan Rumah Sakit Bac Kan untuk melaporkan dokter yang mungkin telah meninggalkan gunting di perut Ma.

Direktur rumah sakit Trinh Thi Luong mengatakan, dia akan melakukan penelusuran.

Namun, para dokter mengatakan bahwa rumah sakit jarang menyimpan catatan pasien selama lebih dari 15 tahun.

 

Gunting Bedah Bersarang Selama 12 Tahun

Seorang pria di Kazakhstan menderita luar biasa pada bagian perutnya selama beberapa tahun terakhir. Setelah menjalani rontgen, diketahui ada sebuah gunting bedah yang bersarang di dalam tubuhnya.

Dalam sebuah foto hasil sinar-x, terlihat gunting bedah berukuran sekitar 20 cm yang bersarang di dalam perut Karp Ponomaryov. Kepada dokter, lelaki itu mengaku pernah menjalani operasi pada 12 tahun silam. Gunting tersebut disimpulkan sebagai peralatan yang digunakan dokter bedah kala itu.

Sejak itu, Ponomaryov menderita nyeri pada perutnya setiap kali sehabis makan. Namun awalnya, ia tak pernah mengeluhkan rasa sakitnya, lantaran terlalu senang atas keberhasilan operasinya. Tak disebutkan pembedahan kala itu bertujuan atau mengobati penyakit apa.

Pria berusia 53 tahun tersebut baru memeriksa diri ke dokter atas gangguan perut yang dialaminya usai nafsu makan menurun yang berdampak pada berat badannya yang berkurang drastis.

Dokter Baurzhan Aybaev yang menangani Ponomaryov mengaku belum pernah melihat kasus gunting bersarang pada perut seperti itu.

"Seharusnya alat bedah itu tak tertinggal atau setidaknya si dokter bedah memeriksa kembali alat-alatnya setelah pembedahan, apakah mungkin ada yang tertinggal," ujarnya, seperti dimuat dari Mirror.co.uk.

Kabarnya, dokter yang melakukan pembedahan terhadap Ponomaryov pada 12 tahun silam sudah pensiun tiga tahun lalu dan kemudian meninggal dunia. Ponomaryov tak menuntut pihak rumah sakit. Ia hanya ingin gunting itu segera dikeluarkan dari tubuhnya.

Kasus serupa pernah menimpa seorang pria asal Mostar, Bosnia, bernama Alen Papac. Gunting bedah berukuran 12 cm bersarang di perutnya usai menjalani pembedahan lambung. Selama 9 tahun, pria itu menderita sakit tak tertahankan. Ia kemudian menuntut ganti rugi ke pihak rumah sakit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya