Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2018 tinggal menghitung hari. Sebentar lagi, miliaran penduduk dunia akan menyambut tahun baru dan meninggalkan tahun 2017 dengan sejuta kenangan.
Jika ditarik ke belakang, ada banyak kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi sepanjang tahun. Tak hanya itu, momen-momen menyedihkan, bahagia, haru dan lainnya telah dirasa.
Advertisement
Baca Juga
Sama halnya dengan Indonesia, ada beberapa berita di Tanah Air yang jadi berbincangan masyarakat internasional. Kabar kematian seorang pria Indonesia yang diduga sebagai manusia tertua hingga monumen lucu masuk dalam daftar berita internasional.
Tak lama setelah berita tersebut ramai jadi perbincangan warga Indonesia, secara ramai-ramai media internasional mengangkat isu tersebut.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, Kamis (28/12/2017), berikut 6 kejadian di Indonesia yang jadi sorotan media internasional:
Â
1. Buaya Tepikan Jenazah Manusia
Pada Juli 2017, sebuah video yang menunjukkan detik-detik seekor buaya tengah menyeret jasad manusia ke tepi sungai beredar luas dan viral di media sosial. Belakangan diketahui, video tersebut direkam oleh seorang warga Biatan Lempake, Kalimantan Timur.
Rekaman itu telah diunggah oleh banyak orang melalui jejaring media sosial. Sehingga tak tahu jelas dari mana sumber pertama berasal. Yang jelas, rekaman itu menunjukkan seekor buaya menggigit bagian tubuh manusia yang diduga tenggelam.
Teriakan warga yang melihat kejadian ini terdengar jelas dalam rekaman video. Mulanya, warga mengira hewan buas itu akan memakan tubuh pria tersebut.
Di luar dugaan, bukannya disantap, buaya tersebut malah menepikan tubuh korban ke tepi sungai.
Berita yang tengah viral tersebut tak hanya menggegerkan warga Indonesia. Peristiwa yang secara cepat tersebar itu juga menuai perhatian dunia. Beberapa media asing pun memuat insiden langka tersebut.
Situs berita Inggris, Daily Mail, ikut mengangkat kisah buaya tersebut.
Melalui artikel berjudul "Astonishing moment a crocodile RETURNS the body of a man it killed a day earlier after it is 'SUMMONED' by a witch doctor", Daily Mail menulis, korban diidentifikasi sebagai Syarifuddin (41).
Diduga, awalnya pria tersebut tengah mandi di sungai bersama teman-temannya. Namun, nasib nahas menimpa Syarifuddin.
Ia diserang oleh seekor buaya dan terseret arus pada Selasa 18 Juli 2017 tepat pukul 06.20 Waktu Indonesia Tengah (WITA).
Segala upaya telah dikerahkan oleh pihak keluarga dan masyarakat untuk mencari dan menyelamatkan korban. Namun sayang, tubuh Syarifuddin tak ditemukan hingga akhirnya seekor buaya menepikan tubuh korban.
Daily Mail juga menulis, saat ditemukan, tubuh Syarifuddin mengalami patah tulang rusuk bagian kanannya.
Hingga berita ini diturunkan, belum jelas apakah buaya yang menyerang korban sama dengan hewan yang menepikan jasadnya.
Tak mau ketinggalan media asing asal Negeri Singa juga menulis kisah Syarifuddin yang merupakan penduduk asli Biatan Lempake tersebut.
Melalui artikel yang berjudul "Caught on camera: Crocodile drags man's body down river in Indonesia", Asia One mengutip keterangan dari petugas kepolisian setempat, yaitu Iptu Faisal Hamid.
Melalui perkiraan awal dari Iptu Faisal Hamid, kemungkinan tewasnya korban juga disebabkan oleh serangan buaya. Saat proses identifikasi, ditemukan banyak bekas gigitan dan goresan pada tubuh Syarifuddin.
Asia One juga menggambarkan suasana dalam video, kala warga melempari buaya dengan batu saat binatang tersebut menepikan tubuh korban.
Media lain yang turut memberitakan peristiwa tersebut, yaitu Malaysiandigest.com. Melalui artikelnya berjudul "Crocodile Attacked Man And 'Delivers' Dead Body To Villagers, Netizens Call It A Miracle", media asal negeri jiran itu mengangkat sudut pandang spiritual dalam insiden itu.
Media itu menulis, dalam upaya pencarian, warga sekitar meminta bantuan seorang dukun agar dapat menemukan Syarifuddin dengan kekuatan spiritualnya.
Tak hanya itu, masyarakat sekitar juga menganggap kejadian tersebut adalah sebuah mukjizat.
Sebab, tubuh korban tak menjadi santapan buaya yang dikenal sebagai hewan karnivora atau pemakan daging.
Selain itu, buaya juga dikenal sebagai hewan buas yang dapat memakan segala sesuatu yang ada di hadapannya.
Sementara, peneliti Biologi dari LIPI, Amir Hamidy, tak sepakat dengan anggapan bahwa buaya menepikan jasad manusia karena desakan pawang.
Amir mengatakan, ada perilaku alami dari buaya yang harus dimengerti oleh manusia. Buaya hanya akan memangsa korbannya ketika telah membusuk.
"Perilaku buaya biasanya akan menenggelamkan dulu mangsanya (mangsa berukuran besar) agar mangsanya mati. Kemudian dibiarkan setengah membusuk baru dimakan," jelasnya kepada Liputan6.com.
Amir menambahkan, buaya tidak akan bisa memakan mangsa yang lebih besar di dalam air, untuk itulah ia membawanya ke permukaan.
Advertisement
2. Ular Piton Vs Pria Indonesia
Seorang pria yang bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau tak menyangka jika harus berhadapan dengan seekor ular piton sepanjang tujuh meter.
Pertarungan sengit yang nyaris merenggut nyawanya itu bermula ketika ia sedang dalam perjalanan pulang selepas bekerja.
Di tengah perjalanan, pria yang diketahui bernama Robert Nababan itu melihat ada dua orang pejalan kaki yang terhenti langkahnya, karena ketakutan melihat seekor ular piton raksasa. Demikian dilansir dari laman Asia Wire.
Karena tak ingin orang lain celaka, Robert memutuskan untuk mengusir ular piton. Namun siapa sangka, upaya mengusir ular itu berujung pada pertarungan sengit.
Pria berusia 37 tahun tersebut dilaporkan terlibat dalam upaya penyelamatan diri setelah seluruh tubuhnya dililit oleh ular. Melihat kejadian itu, para warga yang berada di lokasi kejadian berusaha untuk membantu Robert.
Meski sudah bergelimang darah, Robert tak putus asa dan menyelesaikan pertarungan dengan ular tersebut. Walaupun berhasil mengalahkan si ular, ia harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalai luka parah dengan tangan kirinya robek dan nyaris putus.
Sementara ular piton itu sendiri kemudian digantung di desanya. Sisa-sisa dari ular itu dipajang sebagai bukti keberanian Robert bertarung melawan reptil raksasa itu.
Ternyata, kisah pertarungan ular piton dengan manusia tersebut menjadi soroton dunia. Kisah perjuangan Robert pun dibahas oleh situs berita Inggris, Daily Mail.
Dalam artikel berjudul "Security guard nearly loses an arm in brutal battle with 25ft python... which is then chopped up and fried by hungry Indonesian villagers", Daily Mail menulis upaya Robert untuk memasukkan ular tujuh meter tersebut ke dalam karung goni.
Namun, upaya tersebut malah membuat lengannya digigit oleh ular piton dan hampir terpisah dari tubuhnya.
Masih dari media Inggris, situs berita Dailystar.co.uk pun tak mau ketinggalan memberitakan kisah ular raksasa tersebut.
Pasca-terbunuh, ular piton tersebut digantung oleh warga sekitar dari satu pohon ke pohon lain menyerupai tali jemuran. Warga dan anak-anak yang berada di samping bangkai ular itu pun tampak kerdil dibandingkan dengan ukuran tubuh piton. Demikian dilansir dari Daily Star dalam artikel bertajuk "Monstrous 23 Foot long snake savages man in vicious fight – but you won't believe who won".
Sementara itu situs berita Metro.co.uk dalam artikelnya yang berjudul "Man wins fight to the death with 23ft python he encountered on way home from work", juga menyoroti kejadian penemuan ular raksasa serupa di Indonesia.
Metro menulis, penemuan ular raksasa lainnya juga sempat menggemparkan warga Sulawesi barat setelah seekor ular piton menelan seorang pria hingga tewas.
Dari Asia, media Singapura Channel News Asia turut menyoroti peristiwa itu melalui artikel bertajuk "Giant python attacks Indonesian man before being eaten by villagers". Sementara situs Pakistan tribune.com.pk, mengangkatnya dengan tulisan "Giant python attacks Indonesian man before being eaten".
Media online Amerika, Washington Post, pun tak ketinggalan mengulas peristiwa yang tengah hangat diperbicangankan masyarakat di Tanah Air melalui "Giant pythons keep attacking people in Indonesia — and humans might be to blame". Laman Chicago Tribune juga ikut menyenggol isu tersebut dengan judul yang serupa.
Dengan judul yang sama seperti media Pakistan, situs berita Timur Tengah gulftoday.ae dan gulfnews.com juga menceritakan insiden pertarungan sengit ular piton versus manusia di Riau itu.
3. Mbah Gotho Meninggal Dunia
Berdasarkan data riwayat hidup, Sodimedjo atau yang lebih sering dikenal dengan Mbah Gotho lahir pada Desember 1870. Lelaki berusia 146 tahun yang diklaim sebagai manusia tertua di dunia itu mengembuskan napas terakhirnya Minggu lalu.
"Mbah Gotho meninggal pada Minggu 30 Mei 2017, pukul 17.45 WIB," ucap Suryanto, cucu Mbah Gotho.
Wafatnya Mbah Gotho kemudian menuai perhatian dunia. Media-media asing juga memuat kabar tentang pria yang hidup lebih dari satu abad itu.
Situs berita Asia, Eropa, Inggris dan Amerika di antara yang mengangkat kisah tersebut.
Melalui artikel berjudul "Oldest human dies in Indonesia 'aged 146", BBC menuliskan kisah rahasia umur panjang pria perokok berat itu.
Dalam wawancara dengan media Inggris tersebut, Mbah Gotho mengatakan "karena banyak orang yang mencintai dan memperhatikan saya".
Situs Inggris Daily Mail juga tak mau ketinggalan turut mengulas dalam tulisan berjudul 'World's 'oldest person' who outlived FOUR wives and claimed to be 146 years old dies in Indonesia', mengangkat tahun kelahiran Mbah Gotho.
Situs itu menyebut, jika benar Si Mbah lahir pada 1870, dirinya lahir di tahun yang sama dengan pemimpin faksi Bloshevik, Vladimir Lenin, dan satu tahun setelah Terusan Suez resmi di buka.
Laman itu juga memaparkan bahwa Mbah Gotho hidup pada masa Perang Dunia kedua, saksi hidup di masa penjajahan Jepang dan Belanda di Indonesia yang membuat dirinya dikenal sebagai pahlawan di desa.
Daily Mail juga menuliskan bahwa jika benar Mbah Gotho terkonfirmasi berusia 146 tahun, dirinya merupakan manusia tertua di dunia mengalahkan Jeanne Calment asal Prancis yang meninggal pada usia 122 tahun.
Media Asia Channel News Asia juga menyoroti kisah Mbah Gotho, dalam artikel berjudul "Indonesia's oldest man dies at 146". Dalam tulisan itu, si Mbah berkata bahwa hidup adalah masalah menerima takdir dengan sepenuh hati.
"Saya ingin mati sejak lama. Istri, anak, dan saudara kandung semuanya sudah meninggal, tapi Gusti Allah selalu memberikan saya umur panjang," kata Mbah Ghoto dalam artikel tersebut.
Situs Rusia, RT News mengulas dalam tulisan berjudul "World’s ‘oldest person’ dies at age of 146 in Indonesia" bahwa Mbah Gotho dimakamkan di sebuah pemakaman setempat yang tanahnya ia beli beberapa tahun lalu, dengan batu nisan dari pembelian tahun 1992.
Sang cucu berkata Mbah Gotho tidak banyak meminta. Sebelum meninggal, dia hanya menginginkan keluarga untuk mengikhlaskan kepergiannya kelak.
Pada Rabu, 12 April 2017, Mbah Gotho dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonegoro, Sragen Jawa Tengah karena kesehatannya yang memburuk.
Enam hari kemudian, ia bersikeras untuk keluar dari rumah sakit dan melakukan perawatan di rumah.
Suryanto yang merupakan cucu dari Mbah Gotho mengatakan sejak enam hari terakhir, kakeknya tidak mau makan jika tidak disuapi.
Sepulang dari rumah sakit Mbah Gotho hanya makan sesendok bubur dan minum sedikit.
Dirinya juga menjelaskan, meskipun tidak mau makan namun kakeknya masih bisa berkomunikasi. Hanya menjelang beberapa hari kematiannya Mbah Gotho menolak untuk makan dan minum.
Advertisement
4. Kedatangan Panda Asal China ke Indonesia
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan bahwa nama dua ekor Giant Panda yang baru saja tiba di Jakarta, memiliki arti yang sangat indah.
Dalam bahasa China, Cai Tao (panda jantan) berarti 'istimewa, tampan dan bangsawan'. Sementera itu, Hu Chun (panda betina) berarti 'danau di musim semi'. Keduanya dianggap sebagai sosok 'tampan dan cantik' yang kemudian dipersatukan untuk dikembangbiakkan selama berada di Indonesia.
Berita seputar kedatangan dua Giant Panda di Indonesia, ternyata tak hanya menjadi sorotan media dalam negeri. Beberapa media asing yang tersebar di beberapa negara turut memberitakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia dan China tersebut.
Situs berita Singapura yaitu New Straits Times, ikut mengangkat berita seputar kedatangan sepasang panda.
Melalui artikel berjudul "China's giant pandas Cai Tao and Hu Chun arrive in Indonesia", Straits Times menulis, dua panda tersebut tiba di Jakarta menggunakan layanan kargo dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Panda dengan bobot mencapai 128 kilogram (jantan) dan 113 kilogram (betina) tersebut dibawa ke Jakarta dengan Airbus 330-200 selama kurang lebih enam jam.
Media lain yang turut memberitakan kehadiran dua panda adalah Xiuhua.
Media asal China tersebut menulis, rencana peminjaman panda telah dibicarakan sejak tahun 2010. Kala itu, China dan Indonesia tengah merayakan hubungan diplomatik ke-60 tahun. Demikian ditulis dalam artikel "Two giant pandas leave for Indonesia".
Tak mau ketinggalan, media asing asal Negeri Sakura pun juga menulis kedatangan hewan berbulu hitam dan putih tersebut.
Dalam artikel bertajuk "China's panda 'diplomats' have tough job to do in Indonesia" Asia Nikkei menulis dari sudut pandang lain. Cai Tao dan Hu Chun dianggap sebagai simbol perdamaian antar kedua negara. Pasalnya, beberapa waktu lalu kedua negara sempat bersitegang terkait kasus penamaan Laut China Selatan yang diubah pada peta Republik Indonesia.
'Perselisihan' tersebut tampaknya mempengaruhi hubungan ekonomi kedia negara. Untuk itu, kedua belah pihak ingin membangun hubungan baik itu kembali dengan melakukan Panda Diplomacy -- cara pemerintah China membentuk keyakinannya pada dunia internasional.
Sama halnya dengan Asia Nikkei, media asal Negeri Paman Sam The Washington Post turut membahas soal Diplomacy Panda yang ditujukkan pada Indonesia.
Media tersebut menulis, efek dari kehadiran Cai Tao dan Hu Chun dianggap sebagai kekuatan soft power dari pemerintah China untuk membangun kerja sama dengan negara di kawasan Asia Tenggara -- salah satunya Indonesia.
Keinginan China untuk menghidupkan kembali Jalur Sutra kuno melalui dua sumbu utama, yaitu Jalur Sutra Darat dan Jalur Sutra Laut, dipandang luas sebagai kebijakan luar negeri dan strategi ekonomi Tiongkok.
Dan Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang memainkan peran dalam upaya China menghidupkan kembali Jalur Sutra Maritim. Pasalnya, jalur yang dibangun untuk menghubungkan Timur dan Barat ini melintasi Indonesia. Demikian tulisan dari Washington Post dalam artikel berjudul "Pair of giant pandas from China welcomed in Indonesia".
Â
5. Dunia Sorot Potensi Gunung Agung Meletus
Pada akhir September 2017, status Gunung Agung meningkat ke Level IV atau tertinggi, menandakan erupsi kemungkinan besar akan terjadi. Akibatnya, pemerintah daerah setempat memerintahkan agar seluruh orang yang berada dalam radius 12 Km untuk mengungsi, menjauh dari lokasi gunung vulkanik itu.
Aktivitas gunung yang pernah meletus dan menewaskan 1.000 orang pada 1963 itu menjadi perhatian sejumlah media internasional. Perhatian itu turut dipicu karena Letak Gunung Agung yang berada di salah satu destinasi wisata paling populer di dunia.
Kantor berita berbasis di New York Amerika Serikat menulis artikel berjudul 'Fearing Eruption, thousands in Bali flee from Mount Agung'.
"Ribuan penduduk desa di pulau wisata Indonesia di Bali, mengungsi di gelanggang olahraga, balai desa, dan rumah sanak-saudara, terancam akan potensi erupsi Gunung Agung," jelas NY Daily News.
Kantor berita Jerman, Deutsche Welle (DW) mengangkat judul berita bertuliskan, 'Thousands evacuated after Bali volcano placed on highest alert level'.
"Lebih dari 10.000 warga dievakuasi dari pulau wisata Indonesia di Bali setelah otoritas menetapkan status awas (tingkatan tertinggi) erupsi vulkanik pada Gunung Agung. Status itu berarti, erupsi akan terjadi dalam waktu dekat," tulis DW.
Media ternama Inggris, The Guardian membahas mengenai jumlah pengungsi yang bertambah hingga tiga kali lipat dalam berita berjudul 'Bali volcano: 34,000 flee Mount Agung as tremor magnitude intensifies.'
Sementara itu, media China, Xinhua memasang judul berita bertuliskan 'Residents stay at temporary shelter amid potential volcano eruption in Bali.'
"Warga mengungsi di tempat penampungan kala mengevakuasi diri dari wilayah yang berbahaya terdampak erupsi Gunung Agung di Bali, Indonesia. Badan vulkanologi Indonesia menetapkan status awas (tertinggi) sejak Jumat. Sekitar 10.000 warga telah meninggalkan wilayah terlarang gunung," tulis Xinhua.
Begitu pula media Hong Kong, The South China Morning Post yang memasang judul 'Thousands flee their homes as Bali volcano threatens to erupt'.
Media Australia, ABC News, membahas mengenai kondisi para pengungsi di tempat penampungan dalam berita yang berjudul 'Bali volcano: Water shortage at evacuation centre holding thousands fleeing Mount Agung volcano.'
"Otoritas tanggap bencana kesulitan untuk menyajikan air bersih dan fasilitas penunjang dasar untuk ribuat pengungsi yang menyelamatkan diri dari potensi erupsi Gunung Agung," tulis ABC News.
'Indonesia raises alert for Bali volcano to highest level', judul salah satu berita media Malaysia, The Malay Mail Online.
"Indonesia meningkatkan status awas (tertinggi) pada gunung vulkanik di Bali (Gunung Agung), menyusul imbauan darurat atas potensi erupsi yang mampu mengancam perjalanan udara dan turisme," papar The Malay Main Online.
Advertisement
6. Patung Macan Nyengir
Sebuah patung macan di kantor Koramil Cisewu, Garut, Jawa Barat mencuri perhatian publik dunia maya. Alih-alih punya patung macan yang terlihat gahar, bentuknya malah terlihat ceria karena menampilkan senyum lebar dari hewan buas tersebut.
Penampakan itu pun dengan cepat menjadi bahan guyonan baru di internet, lalu viral di dunia maya. Sejumlah meme jenaka pun bertebaran di sosial media.
Tak hanya ramai diperbincangkan Tanah Air, patung macan nyengir itu juga ternyata menjadi sorotan media asing. Beberapa di antaranya dari Inggris dan Malaysia.
Media Inggris BBC, mengulas patung nyengir itu melalui artikel bertajuk 'Indonesian army destroys much-mocked tiger statue'.
"Tentara Indonesia telah membongkar patung harimau di depan sebuah markas di Jawa Barat setelah menjadi bahan becandaan online," tulis media tersebut.
Patung macan menyeringai di sebuah desa kecil di Garut itu sejatinya maskot untuk Komando Militer Siliwangi.
Sementara dari Malaysia, Malay Online, menjadikan isu patung macan nyengir itu sebagai pemberitaan dengan judul 'Roar no more: Indonesian military removes much-mocked tiger statue'.
"Tanpa ada tanda-tanda, militer pada Senin 13 Maret menghancurkan maskot yang telah berdiri di luar markas itu selama enam tahun. Gambar yang diposting online menunjukkan personel militer menggunakan palu dan pahat untuk menghancurkannya," tulis media Negeri Jiran itu.