Eks Tim Kampanye Trump Bocorkan Soal Rusia ke Diplomat Australia

Mantan penasihat Donald Trump itu membocorkan soal Rusia kepada diplomat Australia di sebuah bar di London.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 31 Des 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2017, 16:00 WIB
Eks Tim Kampanye Trump Bocorkan Soal Rusia ke Diplomat Australia
Photo of the year 2017 AFP, foto Donald Trump diambil pada Januari 2017 (DOMINICK REUTER / AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Mantan penasihat kampanye Donald Trump, George Papadopoulos membocorkan sesuatu kepada seorang diplomat Australia.

Papadopoulos mengatakan, Rusia memiliki 'politik kotor dengan Hillary Clinton'. Kabar itu ia sampaikan pada Mei tahun lalu. Percakapan antara keduanya ini mungkin menjadi salah satu alasan bagi FBI untuk menginvestigasi campur tangan Rusia terhadap pemilihan presiden AS 2016 lalu.

Kabar ini didapat dari New York Times (NYT) yang dirilis pada Sabtu 30 Desember 2017. Menurut NYT, Papadopoulos, mantan penasihat kebijakan luar negeri dalam kampanye Trump, kala itu tengah minum-minum di sebuah bar di London. Dia mengatakan kepada diplomat Australia, Alexander Downer, bahwa Rusia memiliki informasi politik oleh rival Trump saat itu, Hillary Clinton.

Dikutip dari CNN pada Minggu (31/12/2017), beberapa minggu sebelum pertemuan di bar itu, Papadopoulos mengatakan Moskow memiliki ribuan surel terkait Clinton.

Sekitar dua bulan setelah pertemuannya dengan Downer, dan setelah WikiLeaks merilis surel Democratic National Committee, pejabat Australia menyampaikan informasi Papadopoulos itu kepada rekan diplomat AS.

New York Times melaporkan, mengutip empat pejabat yang masih bekerja dan mantan pejabat AS serta pejabat asing lainnya, mengetahui peran Australia.Mural Presiden AS Donald Trump berciuman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Lithuania (AFP/Petras Malukas)Para pengacara Papadopoulos dan pihak Australia masih bungkam terhadap artikel New York Times. Penasihat Istimewa Gedung Putih, Ty Cobb menolak berkomentar tentang laporan itu.

"Kami menghormati Special Counsel dan proses yang tengah ia lakukan. Kami tak akan berkomentar soalnya ini," kata Cobb dalam pernyattaannya.

Special Counsel merujuk kepada Department of Justice special counsel Robert Mueller yang memimpin investigasi campur tangan Rusia.Bendera Rusia dilemparkan ke arah Presiden AS, Donald Trump yang berjalan bersama senator Mitch McConnel di Capitol Hill, Washington DC, Selasa (24/10). Pada saat itu, Trump hendak hadir di acara makan siang rutin dengan senator. (AP/J. Scott Applewhite)"Kami terus bekerja sama sepenuhnya dengan Special Counsel untuk membantu menyelesaikan penyelidikan mereka dengan cepat," lanjut pernyataan Cobb.

Laporan New York Times menambah jumlah kepingan intelijen, terpisah dari sebuah dokumen yang disusun oleh seorang mantan mata-mata Inggris tentang hubungan Donald Trump-Rusia, yang menimbulkan kekhawatiran di antara pejabat keamanan nasional AS dan mendorong penyelidikan.

Trump dan pejabat kampanye Gedung Putih telah meremehkan peran Papadopoulos dalam kampanye tersebut, sehingga dia menganggapnya sebagai "sukarelawan tingkat rendah" dan hanya "coffee boy" alias pesuruh.

Akan tetapi, Papadopoulos mewakili kampanye Donald Trump di berbagai pertemuan dengan pejabat asing sampai Hari Pelantikan Trump jadi presiden.

Tunangan Papadopoulos, Simona Mangiante, mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa Papadopoulos bukan sekadar pesuruh dalam tim kampanye Donald Trump.

Presiden AS, Donald Trump (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin saling bertatapan saat bertemu di KTT G20, di Hamburg, Jerman (7/7). Keduanya dikabarkan ingin memperbaiki hubungan kedua negara.  (AFP Photo/Soul Loeb)Mangiante, yang menjelaskan bahwa dia dapat berbicara blak-blakan sementara Papadopoulos tidak, mengatakan bahwa kekasihnya itu bekerja dengan anggota senior kampanye Trump.

"Dia bekerja dengan Michael Flynn selama masa transisi, dan dia secara aktif berkontribusi pada strategi kebijakan luar negeri untuk kampanye tersebut," katanya.

"Dia tidak mengambil inisiatif sendiri tanpa persetujuan kampanye."

Pada bulan Oktober, Papadopoulos mengaku bersalah karena membuat pernyataan keliru kepada FBI "tentang waktu, tingkat dan sifat hubungan dan interaksinya dengan warga negara asing tertentu yang dia pahami memiliki hubungan dekat dengan pejabat pemerintah senior Rusia," menurut dokumen pengadilan.

Papadopoulos adalah orang yang menggelar pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan kandidat Trump, dan mengadakan sebuah pertemuan pada bulan April 2016 dengan seorang profesor yang mengatakan kepadanya bahwa "orang-orang Rusia" memiliki "kotoran" di Hillary Clinton dalam bentuk "ribuan email," menurut dokumen pengadilan.

Sejak kasus Rusia dibongkar, sekutu Donald Trump telah menafikan pengaruh George Papadopoulos.

3 Alasan George Papadopoulus Jadi Sosok Kunci

George Papadopoulos, mantan penasihat kampanye Donald Trump
George Papadopoulos, mantan penasihat kampanye Donald Trump (Linkedin/AFP)

Setidaknya, terdapat tiga hal yang menjadi alasan mengapa pengakuan Papadopoulos dianggap sangat penting. Berikut seperti dilansir BBC.

1. Papadopoulus adalah perantara

Dalam dokumen pengadilan yang dipublikasikan, Papadopoulos mengungkap bahwa ia berkomunikasi dengan sejumlah individu, di antaranya seorang profesor di London, seorang perempuan kewarganegaraan Rusia, dan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia. Ia melaporkan detail percakapannya kepada anggota senior tim kampanye Trump, termasuk Manafort.

Pada satu titik, seorang anggota tim kampanye menanggapi email Papadopoulos dengan kata-kata, "kerja yang bagus".

Meski bukan bukti kolusi, hal ini dianggap indikasi bahwa pemerintah Rusia mencari jalan terhubung dengan kampanye Trump dan mendapat sejumlah keberhasilan.

Gedung Putih lewat pernyataannya "meminimalkan" peran Papadopoulos dalam kampanye Trump dengan mengatakan bahwa ia adalah seorang penasihat yang tidak dibayar dan upayanya untuk mengatur pertemuan tingkat tinggi antara tim Trump dan pejabat Rusia telah ditolak.

Faktanya, pada 21 Maret 2016, saat melakukan wawancara dengan The Washington Post, Trump memperkenalkan Papadopoulos sebagai penasihat.

2. Papadopoulos mendengar tentang "informasi negatif" Hillary

Pada 26 April 2016, seorang profesor yang menghubungi Papadopoulos mengatakan kepadanya bahwa ia baru saja kembali dari Moskow dan mendapat "informasi negatif" menyangkut Hillary. Informasi tersebut didapatnya dari "pejabat pemerintah tingkat tinggi Rusia".

Dalam dakwaan tidak disebutkan apakah Papadopoulos menyampaikan informasi ini ke tim kampanye Trump. Namun yang jelas, sekarang terdapat bukti bahwa orang-orang yang terhubungan dengan pemerintah Rusia dalam dua kesempatan terpisah mencoba membiarkan tim kampanye Trump mengetahui informasi yang menurut mereka "merusak" Hillary.

Papadopoulos merupakan yang pertama. Adapun yang kedua adalah ketika Donald Trump Jr, putra sulung Trump, mendengar hal serupa dari mitra bisnisnya Rob Goldstone pada Juni 2016.

3. Papadopoulos kooperatif

Jika ada orang-orang di lingkaran kampanye Trump berusaha menyembunyikan sesuatu, maka mereka dinilai harus khawatir atas penangkapan Papadopoulos pada 27 Juli lalu. Pada 5 Oktober, pihak Papadopoulos mengajukan kerja sama dengan tim Mueller.

Praktis, sejak saat itu, Papadopoulos telah bekerja sama dengan penyelidik khusus. Mueller sendiri mengatakan kepada pengadilan bahwa ia tidak ingin penangkapan Papadopoulos dipublikasikan karena "secara signifikan dapat merusak kemampuan kerjanya".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya