Vladimir Putin Puji Kim Jong-un sebagai Politikus Cerdik

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dengan menyebutnya sebagia politikus yang cerdik dan matang.

oleh Citra Dewi diperbarui 12 Jan 2018, 16:16 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2018, 16:16 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un berpose dengan latar belakang Gunung Paektu yang bersalju di perbatasan China dan Korea Utara, Sabtu (9/12). Warga negeri itu menganggap Gunung Paektu adalah tempat suci revolusi Korea. (KCNA VIS KNS / AFP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin memuji pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dengan menyebutnya sebagai politikus yang cerdik dan matang.

Hal tersebut disampaikan Putin kepada para awak media pada Kamis, 11 Januari 2018. Putin pun memuji Kim Jong-un atas sejumlah pernyataannya dan menginisiasi adanya perbincangan dengan Korea Selatan pada 9 Januari 2018.

"Saya yakin bahwa Kim Jong-un telah memenangkan babak ini," ujar Putin menurut media Rusia, RT, seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (12/1/2018).

"Ia memiliki rudal nuklir dan sebuah... rudal dengan jarak tempuh hingga 13.000 kilometer yang bisa menjangkau hampir semua tempat di Bumi, atau setidaknya wilayah musuh potensial lainnya," ujar Putin.

Meski Putin memuji Kim Jong-un, pada Mei 2017 ia mengutuk uji coba rudal terbaru Korea Utara dengan menyebutnya berbahaya. Namun di lain sisi, Putin juga memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak mengintimidasi Pyongyang.

Pernyataan itu disampaikan Putin di Beijing, China, saat menghadiri KTT Belt and Road pada 14-15 Mei 2017. Orang nomor satu di Rusia tersebut menekankan solusi damai atas ketegangan yang tengah terjadi di Semenanjung Korea.

 

Dua Tahun Vakum, Korea Utara dan Selatan Bertemu untuk Kali Pertama

Delegasi Korea Utara (kiri) dan delegasi Korea Selatan bertemu di Peace House, DMZ, pada 9 Januari 2018
Delegasi Korea Utara (kiri) dan delegasi Korea Selatan bertemu di Peace House, DMZ, pada 9 Januari 2018. (Korea Pool/Yonhap via AP)

Korea Utara dan Korea Selatan mengadakan pertemuan tatap muka untuk kali pertama sejak Desember 2015.

Pertemuan tersebut dimulai pada pukul 10.00 waktu Seoul pada 9 Januari 2018 di Peace House, di Joint Security Area (JSA), Demilitarized Zone (DMZ), yakni area perbatasan antara Korea Utara dan Selatan.

Di sisi Korea Selatan, perundingan diwakili oleh Menteri Unifikasi Cho Myoung-gyon. Lahir pada 1957, Cho bergabung dengan Kementerian Unifikasi pada 1980 dan memainkan peran kunci dalam merencanakan KTT antar-Korea pada Oktober 2007.

Sementara itu, Ri Son Gwon mewakili Korea Utara dalam pertemuan itu. Ia adalah seorang diplomat berpengalaman yang secara teratur ikut serta dalam pembicaraan antar-Korea selama ini.

Dimuat CNN, Ri menjabat sebagai ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara sejak Desember 2016. Komite tersebut setara dengan Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

Korea Utara dan Selatan Sepakat Adakan Perundingan Militer

Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara Ri Son Gwon dalam pertemuan di DMZ. (Korea Pool/Yonhap via AP)
Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara Ri Son Gwon dalam pertemuan di DMZ. (Korea Pool/Yonhap via AP)

Dalam pertemuan itu, kedua negara sepakat untuk mengadakan perundingan militer untuk meredakan ketegangan di perbatasan.

Kesepakatan yang tertuang dalam joint statement itu tersebut diumumkan sehari setelah kedua negara mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada 9 Januari 2018.

Dalam kesempatan itu, Korea Utara juga menyebut akan mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 yang digelar di Pyeongchang, Korea Selatan, pada Februari mendatang.

Usai melakukan pertemuan yang diadakan pada 9 Januari 2018 itu, Wakil Menteri Unifikasi Korea Selatan Chun Hae-Sung memaparkan siapa saja yang akan dikirim Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin.

"Sisi Utara mengusulkan pengiriman delegasi tingkat tinggi, delegasi Komite Olimpiade Nasional, atlet, pendukung, penampil seni, pengamat, tim demonstrasi taekwondo, dan jurnalis," ujar Chun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya