Ilmuwan Temukan Fosil Hutan Berusia 280 Juta Tahun di Antartika

Sekumpulan ahli geologi baru saja menemukan fosil hutan purba berusia 280 juta tahun di Antartika, dan konon lebih tua dari usia dinosaurus.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 15 Jan 2018, 15:40 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2018, 15:40 WIB
Fosil hutan purba berusia 280 juta tahun di Antartika - AP
Fosil hutan purba berusia 280 juta tahun di Antartika - AP

Liputan6.com, Antartika - Ahli geologi baru saja menemukan sebuah fosil hutan berusia sekitar 280 juta tahun, dan diyakini sebagai hutan kutub tertua yang pernah eksis di kawasan Antartika.

Penemu fosil tersebut, Erik Gulbranson dan John Isbell dari University of Wisconsin-Milwaukee, melakukan penulusuran di sepanjang pegunungan Trans Antartika pada musim panas di belahan bumi selatan, November 2017 hingga Januari 2018.

 

Dikutip dari Independent pada Senin (15/1/2018), dalam perjalanan tersebut, mereka menemukan beberapa spesimen kuno di bebatuan yang mengindikasikan hutan berdaun pernah eksis di Antartika.

Sebelumnya, tim yang dipimpin keduanya juga menemukan fragmen fosil 13 pohon yang mereka perkirakan berusia lebih dari 260 juta tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa hutan terkait lebih dulu eksis sebelum dinosaurus pertama hidup di Bumi, yakni di sekitar akhir periode Permian.

Kini, tim ahli geologi tersebut telah kembali ke lereng beku untuk mencari tahu bagaimana hutan tersebut dapat tumbuh di sana, yakni melalui penelitian lapisan es dan tanah.

 

Fosil Purba Mulai Banyak Ditemui di Antartika Sejak 1910

Pegunungan Es Antartika
Kondisi laut dan gunung es mengapung di lepas pantai Antartika (31/10). Riset ini memantau kondisi Kutub Selatan dari laut es di Bellingshausen dan Weddell hingga gletser di Semenanjung Antartika dan sepanjang pantai Inggris. (Mario Tama/Getty Images/AFP)

Salah satu ahli geologi terkemuka dunia, Profesor Gulbranson, mengatakan bahwa Antartika telah diketahui memiliki banyak fosil sejak 1910, namun eksplorasi mendalam tentangnya belum banyak dilakukan hingga kini.

Hutan kutub berada di garis lintang yang tidak memungkinan tanaman masa kini untuk tumbuh, dan para ilmuwan meyakini tanaman tersebut sebagai tanaman yang sangat subur. Kini, mereka tengah mencoba memahami fenomena yang membuat tanaman hutan kutub punah.

"Pohon-pohon ini dapat memutar siklus hidupnya seperti nyala mati saklar lampu. Kami tahu bahwa musim dingin bisa menghentikan laju tumbuh mereka dalam sekejap, namun kamu belum tahu bagaimana tanaman-tanaman ini hidup di musim panas," ujar Profesor Gulbranson.

Pepohonan di hutan kutub tersebut diyakini mampu bertahan lebih dari setengah tahun dalam kondisi gelap, dan lima bulan di kondisi yang terdapat pancaran sinar matahari.

Selama periode Permian, kawasan Antartika bersuhu lebih hangat dibandingkan kondisi saat ini. Saat itu, Antartika masih menjadi bagian dari Benua Gondwana, yakni benua super yang terdiri dari bagian-bagian terkini kawasan Afrika, Amerika Selatan, Semenanjung Arab, India, dan Australia.

Fosil Hutan Purba Berusia 300 Juta Tahun

Ilustrasi hutan
Ilustrasi (iStock)

Hutan purba lainnya juga pernah ditemukan. Lokasinya di kawasan barat laut China, dengan usia lebih tua, yakni, 300 juta tahun. 

Hutan itu terjadi ketika sebuah gunung berapi meletus di kawasan Inner Mongolia lebih dari 300 juta tahun lalu, sebuah hutan tropis kala itu mendadak menjadi fosil.

Dua penyebab utamanya adalah adanya tutupan debu vulkanis hingga setebal 100 cm dan rekahan lempeng Bumi yang membuat hutan terkait seolah "tenggelam".

Ditambah dengan perubahan lanskap geologi, termasuk berakhirnya benua tunggal Pangaea, fosil hutan pun lambat laun mengendap menjadi tanah lembah yang kini berada di kawasan barat laut China, dekat dengan perbatasan Mongolia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya