Liputan6.com, Trebes - Situasi mencekam melanda Kota Trebes, Prancis selatan, Jumat 23 Maret 2018 sore waktu setempat lalu.
Menurut NBC News, yang mengutip biro pers Gendarmerie (komponen militer dengan yurisdiksi dalam penegakan hukum sipil atau pasukan bersenjata), sekitar pukul 11.00 waktu setempat, seorang pria bersenjata memasuki supermarket Super U.
Kejadian yang dilabel sebagai peristiwa teror itu menewaskan tiga orang sandera dan 16 orang lainnya.
Advertisement
Pelaku ikut tewas dalam kejadian itu setelah polisi menyerbu lokasi penyanderaan tersebut.
Penjahat Kelas Teri Terafiliasi ISIS?
Pelaku sandera bernama Redouane Lakdim (26). Ia adalah warga negara Prancis keturunan Maroko.
Jaksa Francois Molins mengatakan pada 2011 Lakdim dinyatakan bersalah karena membawa senjata. Pada 2015, ia didakwa menggunakan obat-obatan terlarang dan tak mematuhi perintah pengadilan.
Baca Juga
Lakdim tinggal di sebuah apartemen di Carcassonne bersama orangtua dan sejumlah saudara perempuan. Seorang tetangga melihatnya mengantarkan sekolah saudara perempuannya ke sekolah pada Jumat pagi, beberapa jam sebelum Lakdim melancarkan aksi terornya.
Apartemen keluarga itu diserbu oleh polisi pada Jumat sore.
Media Prancis mengabarkan, Lakdim menjalankan aksinya atas nama ISIS.
Sejumlah tetangga mengatakan bahwa Lakdim merupakan pemuda yang anteng dan baik. Ia juga rajin datang ke masjid dekat rumahnya untuk beribadah.
Sejak terjerat hukum pada 2011 dan kemudian 2015, Lakdim telah masuk dalam daftar individu yang dipantau oleh aparat atas dugaan keterlibatan dalam aktivitas ekstremisme-radikalisme. Namun, ia tergolong individu kelas teri.
"Ia hanyalah penjahat dan pengedar narkoba kelas teri ... yang mendadak melakukan aksinya," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb.
Kendati demikian, hingga saat ini, Kepolisian Prancis masih menyelidiki proses bagaimana Lakdim mengalami radikalisasi dan ekstremisasi. Termasuk, dugaan keterkaitannya dengan ISIS.
Polisi Heroik Tewas
Salah satu korban tewas adalah petugas polisi, Arnaud Beltrame, yang menawarkan diri untuk menggantikan posisi seorang perempuan yang disandera di dalam supermarket itu.
Sang polisi tewas setelah sempat dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis setelah terkena tembakan.
Beltrame yang berusia 45 tahun ditembak oleh pelaku saat memasuki bangunan.
Ketika masuk ke dalam supermarket, Beltrame meletakkan ponselnya sehingga petugas lain dapat mendengar interaksinya dengan pelaku.
Saat mereka mendengar suara tembakan, polisi Prancis langsung masuk ke dalam bangunan dan menembak tewas pelaku.
"Prancis tak akan melupakan kepahlawanannya, keberaniannya, pengorbanannya," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb.
Advertisement