Liputan6.com, Gaza - Ribuan warga Palestina berunjuk rasa di sepanjang perbatasan Gaza pada Jumat, 6 April 2018. Sebanyak sembilan warga Palestina dilaporkan tewas dan 491 lainnya luka-luka setelah pasukan Israel menembakkan peluru dari seberang perbatasan.
Seorang jurnalis Palestina berada termasuk di antara korban tewas. Ia tewas akibat ditembak saat sedang meliput unjuk rasa yang ada di dekat perbatasan Israel di Khuzaa.
Advertisement
Baca Juga
Jurnalis tersebut, Yaseer Murtaga, berada dalam jarak 100 meter dari perbatasan. Ia pun mengenakan jaket antipeluru bertanda "press" dan sedang memegang kameranya saat tertembak di area terbuka tepat di bawah ketiak.
Dikutip dari sfgate.com, Sabtu (7/4/2018), angka tersebut menambah jumlah korban tewas dari warga Palestina menjadi 31 orang sejak pekan lalu.
Sementara itu militer Israel mengatakan bahwa pihaknya hanya menembak "penghasut" yang terlibat dalam serangan terhadap tentara atau mereka yang mencoba mengacau pagar perbatasan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kritik PBB Terhadap Israel
Jatuhnya korban tersebut memicu kritik dari sejumlah kelompok hak asasi manusia.
Sementara itu Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan bahwa pihaknya memiliki indikasi bahwa pasukan Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap pengunjuk rasa pada pekan lalu.
Namun, seorang juru bicara militer Israek membela aturan keterlibatan.
"Jika mereka secara aktif menyerang pagar, jika mereka melemparkan bom molotov yang berada dalam jarak mencolok dari pasukan Israel atau kegiatan serupa, maka orang-orang itu, para perusuh itu, menjadi, mungkun menjadi target," ujar Letkol Jonathan Conricus.
Advertisement