PBB Meminta Penyelidikan Insiden Bentrok di Perbatasan Israel - Gaza

Bentrok antara tentara Israel dan warga Palestina pecah di jalur Gaza. 16 orang dilaporkan tewas. PBB pun angkat bicara.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mar 2018, 22:04 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2018, 22:04 WIB
Tolak Yerusalem Sebagai Ibu Kota, Bentrokan Palestina-Israel Semakin Memanas
Pasukan keamanan Israel berusahan membubarkan demonstran Palestina saat terjadi aksi di kota Ramallah Palestina (16/3). Mereka menolak pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (AFP Photo/Abbas Momani)

Liputan6.com, Gaza - Sebanyak 16 orang (sebelumnya disebut 15 orang) Palestina tewas akibat bentrok dengan pasukan militer Israel di perbatasan jalur Gaza. Mengetahui hal tersebut, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan agar digelar penyelidikan independen dan transparan.

Dilansir dari laman The Times of Israel yang dimuat Merdeka.com, Sabtu (31/3/3). Dewan Keamanan PBB meminta kedua pihak bertikai untuk menahan diri dan menurunkan ketegangan.

Kuwait mengajukan permohonan agar Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat membahas situasi di Gaza.

Setelah mengadakan rapat, seorang pejabat PBB memperingatkan kekerasan bisa semakin parah dalam beberapa hari mendatang dan mendesak Israel patuh pada hukum internasional.

"Tindakan keras harusnya dilakukan sebagai jalan terakhir dan kematian ini harus diselidiki oleh pihak berwenang," kata Taye-Brook Zerihoun.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan sedikitnya 16 orang Palestina tewas dan lebih dari 1.400 lainnya luka dalam bentrokan itu.

Rapat Dewan Keamanan PBB tadinya digelar tertutup tapi kemudian menjadi rapat dengar pendapat terbuka.

Duta besar Palestina untuk PBB Riyad Mansur mengatakan dia kecewa karena Dewan Keamanan tidak mengutuk peristiwa yang dia sebut pembantaian terhadap para pendemo.

"Kami berharap Dewan Keamanan memikul tanggung jawab dan meredakan situasi yang jelas-jelas mengancam keamanan dan perdamaian internasional," kata Mansur.

"Risiko terjadinya kekerasan yang lebih meluas sungguh nyata. Ada potensi konflik baru di Jalur Gaza," kata perwakilan Prancis.

 

Reporter: Pandasurya Wijaya

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya