Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump memuji hubungan Amerika Serikat dengan Qatar. Hal tersebut diutarakannya saat bertatap muka dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, di Gedung Putih pada Selasa, 10 April 2018.
Presiden ke-45 Amerika Serikat itu menegaskan bahwa Washington dan Doha "telah menjadi teman baik dalam banyak hal" dan keduanya juga "bekerja sama dengan sangat baik".
"Kami bekerja dalam kesatuan di Timur Tengah dan saya rasa itu berlangsung dengan sangat baik. Ada banyak hal baik yang terjadi," ujar Donald Trump, seperti dikutip dari Aljazeera.com pada Rabu (11/4/2018).
Advertisement
Pertemuan Donald Trump dan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dilaporkan menghasilkan kesepakatan jual beli rudal senilai US$ 300 juta atau Rp 4 triliun.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni 2017. Selain itu, Arab Saudi Cs juga menerapkan blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar.
Kebijakan Arab Saudi Cs ini dilatarbelakangi tuduhan bahwa Qatar mendukung terorisme, tudingan yang telah berulang kali dibantah keras oleh Doha.
Terkait hal tersebut, Emir Qatar pun memuji peran Donald Trump dalam upaya mencari solusi atas Krisis Teluk yang belum juga berakhir.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden (Trump) karena dia secara pribadi terlibat dalam upaya penyelesaian Krisis Teluk. Dia sangat membantu, dia telah mendukung kami selama blokade berlangsung dan saya juga ingin mengucapkan terima kasih pada rakyat Amerika Serikat atas dukungan mereka," tutur Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
"Perannya (Trump) sangat penting untuk mengakhiri krisis di kawasan kami," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, kedua kepala negara juga membahas perang Suriah dan peran Qatar dalam memerangi kelompok-kelompok yang mensponsori "terorisme".
"Kami tidak akan dan tidak mau menoleransi orang-orang yang mendanai terorisme," tegas Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, seraya menambahkan bahwa kedua negara "bekerja sama untuk menghentikan pendanaan terorisme di seluruh wilayah".
Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Donald Trump terakhir kali bertemu pada September 2017 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Baca Juga
Pertemuan di Gedung Putih tersebut terjadi setelah Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani lebih dulu bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis.
"Kami sangat bangga dengan hubungan yang semakin luas ini. Kami bekerja sama dalam menangani terorisme dan kami mencari cara untuk mengembangkan hubungan ini," kata Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Pentagon.
Qatar merupakan sekutu militer lama Negeri Paman Sam. Negara kecil tapi kaya itu adalah tuan rumah bagi pangkalan udara terbesar Amerika Serikat di Timur Tengah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penjualan Rudal ke Qatar
Amerika Serikat pada hari Senin mengumumkan penjualan baru Advanced Precision Kill Weapon Systems (APKWS) ke Qatar.
Menurut pernyataan yang dipublikasikan di situs resmi Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan, Kementerian Luar Negeri telah menyetujui penjualan tersebut dengan perkiraan biaya US$ 300 juta.
"Penjualan yang diusulkan ini mendukung kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat," bunyi pernyataan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Amerika Serikat, seperti dikutip dari Xinhuanet.com.
"Qatar adalah kekuatan penting untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk Persia. Kepentingan pertahanan bersama kami dan Angkatan Udara Qatar (QEAF) memainkan peran dominan dalam pertahanan Qatar."
Masih menurut pernyataan yang sama, pembelian peralatan militer oleh Qatar ini bertujuan untuk memodernisasi angkatan bersenjata negara itu dengan menyediakan kemampuan tambahan untuk armada pesawat AH-64E yang baru.
Advertisement