Emir Qatar Akan Bertemu dengan Donald Trump, Akhiri Blokade?

Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Gedung Putih pada 10 April 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Apr 2018, 09:12 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2018, 09:12 WIB
Presiden Donald Trump bersama dengan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani
Presiden Donald Trump bersama dengan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani (AP Photo/Evan Vucci, File)

Liputan6.com, Doha - Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Gedung Putih pada 10 April 2018.

Seperti dikutip dari media Qatar berbasis di London, Al Araby (6/4/2018), pertemuan itu diharapkan menjadi tonggak untuk menyelesaikan krisis blokade yang melanda negara beribu kota Doha tersebut.

"Pertemuan itu juga ditujukan untuk mendiskusikan penguatan dan pengembangan hubungan strategis antara kedua negara," ujar media Qatar QNA pada Kamis kemarin.

Sang Emir, yang akan menghabiskan beberapa hari di AS, juga dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat tinggi, jenderal, dan anggota Kongres.

Di sisi lain, Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Trump "sangat menanti untuk berdiskusi dengan Emir guna menguatkan hubungan, serta memajukan prioritas isu keamanan serta ekonomi" antara AS - Qatar.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Anjuran Trump?

Putra Mahkota Saudi Bertemu Trump di Gedung Putih
Presiden AS, Donald Trump berjabat tangan dengan Putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman di Gedung Putih, Selasa (20/3). Kunjungan ini sebagai bagian dari perjalanan ke Amerika di ketegangan antara Arab Saudi dan Iran. (AP Photo/Evan Vucci)

Kabar tentang rencana itu diumumkan beberapa hari setelah Donald Trump mendesak para pemimpin Qatar dan Arab Saudi Cs untuk mengakhiri perselisihan yang sedang berlangsung -- yang berujung pada peristiwa diplomatik Blokade Qatar pada Juni 2017 silam.

Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Doha. Mereka mengklaim, negara monarki kecil kaya gas itu mendanai terorisme, mengacaukan stabilitas di Teluk, dan mengobarkan oposisi antarnegara di kawasan.

Qatar membantah tuduhan tersebut.

Di sisi lain, pertemuan itu juga berlangsung beberapa hari usai Qatar menerima undangan resmi untuk berpartisipasi di KTT Liga Arab di Arab Saudi bulan ini. Kendati demikian pihak Kementerian Luar Negeri Qatar belum menanggapi undangan tersebut.

"Qatar telah menerima undangan untuk berpartisipasi dalam KTT Arab. Kami berencana untuk ikut, namun kami belum memutuskannya," kata Jubir Kemlu Qatar Lulwa Al Khater.

Donald Trump telah mengemukakan harapannya untuk menjadi tuan rumah KTT para pemimpin Teluk, berharap kontribusi itu dapat meredakan krisis di kawasan.

Rencana itu sekarang tampaknya telah tertunda demi pertemuan bilateral antara AS dan pemimpin Qatar.

Trump sendiri sangat menginginkan normalisasi hubungan antara Qatar - Saudi, yang mana keduanya merupakan sekutu vital nan strategis bagi AS demi mengantisipasi pengaruh Iran di Teluk dan Timur Tengah.

Washington juga berharap agar Qatar mengikuti jejak Saudi untuk melakukan modernisasi dan melepas nilai-nilai konservatis di tataran pemerintahannya.

Sampai saat ini, Qatar masih menjadi rumah bagi Pangkalan Udara Al Udeid, salah satu markas bagi pasukan AS yang beroperasi di Timur Tengah.

Kunjungan Emir Qatar ke Washington juga bertepatan dengan rangkaian lawatan tiga pekan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman ke Amerika Serikat, di mana ia telah melakukan dialog terlebih dahulu dengan Trump. Hingga hari ini, Bin Salman masih melaksanakan lawatannya di AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya