Liputan6.com, Baton Rouge - Bagi kebanyakan orang, Tinder menjadi media untuk menemukan teman kencan atau teman baru. Tak sedikit pula hubungan mereka berakhir di pelaminan. Seperti sejoli asal Louisiana, Amerika Serikat ini.
Jamie Frantz Burkett dan Anthony Burkett bertemu via Tinder pada Juni 2015. Keduanya saling mencocokkan (matched). Setelah itu, pasangan ini saling bertukar nomor dan membuat rencana tentatif untuk berkencan.
Baca Juga
Namun, sebelum pertemuan perdana dilangsungkan, Jamie memperhatikan ada sesuatu yang aneh pada alamat email Anthony.
Advertisement
Setelah mengenali angka terakhir alamat surat elektronik Anthony, yaitu 11493 yang merupakan hari ulang tahunnya, Jamie sadar bahwa keduanya lahir pada hari, bulan dan tahun yang sama.
"Terkadang ketika Anda mendapatkan pesan teks dari seseorang, email-nya juga ikut muncul. Saat melihat email Anthony yang diakhiri dengan angka 11493, saya sadar bahwa itu adalah ulang tahun saya," ungkap Jamie kepada SNSW, dilansir The Independent, Rabu 18 April 2018.
"Saya benar-benar penasaran dan berniat untuk menanyakannya langsung. Ternyata memang hari lahir kami sama, mulai dari tanggal, bulan dan tahun," lanjut perempuan berambut pirang ini.
Rasa penasaran Jamie tak henti sampai di situ. Dia juga menanyakan rumah sakit tempat Anthony dilahirkan. Jawabannya pun sama. Merasa tak percaya akan takdir, pasangan tersebut saling menunjukkan bukti: memperlihatkan akte kelahiran.
Jamie lahir pada 14 Januari 1994 pukul 18.00 di rumah sakit East Jefferson. Tujuh jam sebelumnya, tepatnya pukul 11.35, Anthony telah lahir terlebih dulu.
"Takdir itu benar-benar nyata. Padahal rumah kami berjarak sekitar 20 mil. Saya nyaris tak mempercayainya," kenang Jamie.
Berbekal kesamaan yang terjadi secara kebetulan, Anthony dan Jamie melakukan kencan perdana mereka. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata keduanya sama-sama kidal.
Kini, setelah 25 tahun pasangan itu lahir ke dunia, mereka sepakat untuk mengikat janji suci di sebuah gereja lokal. Upacara pernikahan pun digelar sederhana.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kisah Romantis Pasangan Antar Ras Ini Sedot Perhatian Warga China
Pasangan antar-ras tengah menjadi bintang di kalangan warganet China dalam beberapa waktu terakhir. Pasangan terkait disebut sebagai salah satu gambaran unik tentang isu modernisasi di tengah masyarakat negeri Tirai Bambu.
Dilansir dari South China Morning Post pada Jumat 9 Maret 2018, pasangan tersebut mulai rutin mengunggah video kehidupan sehari-harinya ke Youku Tudou -- situs jejaring audio visual terbesar setempat -- dan mulai menarik perhatian publik sejak awal 2018.
Kini, kurang dari dua bulan sejak dirilis, kanal video milik keduanya telah memiliki lebih dari 20.000 orang, dan terus dibanjiri pertanyaan oleh para warganet yang penasaran dengan pernikahan antar ras tersebut.
Zou Qianshun, dan istrinya yang berasal dari Kamerun, Sandra, tinggal di sebuah desa di pinggiran kota Dandong, di utara Provinsi Liaoning. Di sana, pasangan tersebut menjalani hidup sebagai pedagang, dan telah dikaruniai seorang putra berusia kurang dari setahun bernama Daniel.
Tiga tahun silam, keduanya pertama kali bertemu secara tidak sengaja di Kamerun, ketika Zou bekerja sebagai perwakilan sebuah perusahan perkapalan asal China. Saat itu, Zou kerap bertatap muka dengan Sandra di depan sebuah salon yang dikelolanya.
"Bermula dari saling lempar senyum, saya pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan alasan meminta bantuan informasi tentang kehidupan di Kamerun, dan hubungan kami setelahnya mengalir hampir tanpa kendala," cerita Zou.
Pasangan tersebut melangsungkan pernikahan pada Maret 2017 di kampung halaman Sandra di Kamerun, sebelum kemudian hijrah ke China.
"Tetap ada rasa khawatir, menikah dengan orang asing, dan pindah ke tempat yang sangat jauh, yang bahkan hampir tidak pernah saya sadari ketika melihat peta," ujar Sandra.
Ditambahkan oleh Sandra, ketika pertama kali menginjakkan kaki di negeri Tirai Bambu, banyak orang bertanya langsung tentang apa alasan di balik pernikahannya dengan pria China, dan mengapa ia berani mengambil risiko pergi ke negara yang sanagt asing.
"Bahasa Mandarin saya masih terbatas, dan Zhou dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan penasaran tersebut, saya beruntung," lanjut Sandra.
Advertisement