Setelah Militer UEA, Giliran Pasukan Arab Saudi Tiba di Pulau Socotra

Media Arab Saudi mengklaim kehadiran pasukannya di pulau Socotra telah melalui koordinasi dengan pemerintah Yaman.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Mei 2018, 17:04 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2018, 17:04 WIB
20160223-Militer-Arab-Saudi
Militer Arab Saudi (AFP PHOTO/ROMEO GACAD)

Liputan6.com, Riyadh - Juru bicara militer Arab Saudi mengumumkan bahwa pasukan negara itu telah mendarat di pulau Socotra.

Turki al-Malki, juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi pemberontak Houthi Yaman mengatakan pada hari Minggu bahwa tentara Arab Saudi tengah dalam misi pelatihan dan dukungan dengan pasukan Yaman. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (14/5/2018).

Pasukan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yaman akan melakukan latihan bersama, bekerja sama dengan pemerintah Yaman.

Menurut saluran tv Al-Ekhbariya yang dimiliki Arab Saudi, pengerahan pasukan negara itu telah melalui koordinasi dengan pemerintah Yaman.

Socotra, telah menjadi pusat perselisihan antara Yaman dan sekutunya UEA.

Terletak di sebelah timur Tanduk Afrika di Laut Arab, pulau Socotra dihuni 60.000 jiwa. Pulau yang dikenal lewat flora dan faunanya yang unik itu telah dikelola Yaman selama lebih dari dua abad terakhir.

Namun, sejak UEA memasuki perang Yaman pada Maret 2015 sebagai bagian dari koalisi pimpinan Arab Saudi, Abu Dhabi dikabarkan telah mengeksploitasi kekosongan keamanan dan mencoba untuk mendapat "pijakan" di sana.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Protes Massal

Digempur Saudi, Istana kepresidenan Yaman Hancur Berantakan
Seorang pria berjalan melewati puing-puing gedung yang runtuh di kompleks kepresidenan, di Sanaa, Yaman (7/5). Akibat serangan ini sedikitnya enam orang tewas dan sekitar 30 orang terluka. (AP Photo/Hani Mohammed)

UEA adalah pilar utama dalam koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Namun, pengerahan pasukan ke pulau itu awal bulan ini tanpa konsultasi sebelumnya dengan pemerintah Yaman telah memicu kemarahan warga.

Protes pecah di Socotra pekan lalu karena penduduk setempat menolak pengerahan pasukan UEA, mengingat tidak ada pemberontak di pulau itu.

Demonstran berbaris melalui jalan-jalan di ibu kota Socotra, Hadibu, menolak apa yang mereka gambarkan sebagai intervensi UEA dalam urusan internal wilayah itu tanpa meminta persetujuan pemerintah.

"Kekuatan-kekuatan ini hadir di Socotra dan al-Mahra dalam jumlah yang tidak dapat dipahami," kata Abdullah bin Issa al-Aafra dari Dewan Umum Al-Mahra dan Socotra.

Setibanya di Socotra, pasukan Uni Emirat Arab dilaporkan mengusir pasukan Yaman dan mengambilalih sejumlah lokasi strategis, termasuk bandara dan pelabuhan.

Terletak di lepas pantai Somalia dengan akses ke rute pelayaran utama, Socotra juga merupakan Situs Warisan Dunia.

UEA dan pemerintah Abd-Rabbu Mansour Hadi adalah sekutu dalam perang melawan pemberontak Houthi.

Hubungan antara keduanya telah memburuk, karena UEA memperluas pengaruhnya di Yaman selatan, rumah bagi gerakan separatis yang bangkit kembali.

Upaya UEA untuk melakukan kontrol atas Socotra dilihat oleh banyak orang sebagai langkah terbaru oleh negara Teluk untuk menyebarkan pengaruhnya jauh melampaui perbatasannya.

Socotra telah terhindar dari keterlibatan dalam konflik Yaman, yang telah menewaskan sekitar 10.000 jiwa sejak Maret 2015, dan memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya