Liputan6.com, Washington, DC - Sambungan telepon antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berlangsung pekan lalu, kabarnya berakhir buruk.
Hal itu karena Presiden Macron mengkritik kebijakan tarif perdagangan AS secara terang-terangan.
Dikutip dari CNN, Selasa (5/6/2018), sebuah sumber Gedung Putih mengatakan bahwa sambungan telepon itu awalnya bertujuan membahas masalah arus imigran Libya, dan garis waktu untuk menyelesaikannya.
Advertisement
Keduanya juga sempat membahas mengenai anjuran penyeimbangan neraca perdagangan antara AS dan Uni Eropa. Di saat inilah, menurut sebuah sumber, Presiden Macron menyampaikan kritik secara langsung kepada Presiden Donald Trump, terkait isu tarif dagang.
"Macron mengira dia akan mampu mengungkapkan pikirannya, berdasarkan hubungan dekat dengan AS. Tetapi, Trump tidak bisa menerima kritik seperti itu," jelas sumber terkait.
Baca Juga
Sambungan telepon dengan Macron terjadi di hari yang sama ketika AS mengumumkan keputusan sepihak, untuk memberlakukan tarif khusus perdagangan baja dan aluminium pada sekutu Amerika, termasuk Meksiko, Kanada, dan Uni Eropa.
Hampir senada dengan hal di atas, Presiden Trump juga sempat berbicara melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, pada Senin, 4 Juni 2018.
Meskipun tidak agresif, PM May juga menyampaikan pendapat khusus terkait kebijakan tarif perdagangan AS, yang ditetapkan Donald Trump.
"Perdana Menteri mempermasalahkan keputusan AS untuk menerapkan tarif impor baja dan aluminium Uni Eropa, yang katanya tidak dapat dibenarkan dan sangat mengecewakan," tulis kantor pemerintahan Downing Street, dalam sebuah pernyataan resmi.
Simak video pilihan berikut:
Komunikasi Tidak Biasa
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Istana Elysee --istana kepresidenan Prancis-- menjelang sambungan telepon dengan Gedung Putih, Presiden Macron mengatakan dia "menyesalkan keputusan AS untuk mengkonfirmasi tarif impor baja dan aluminium."
"Keputusan ini tidak hanya ilegal, melainkan juga kesalahan pada banyak poin. Hal ini sama saja menanggapi ketidakseimbangan (ekonomi) di seluruh dunia dalam cara terburuk, melalui fragmentasi dan nasionalisme ekonomi," lanjut pernyataan resmi itu.
"Saya selalu sangat berterus terang dan jujur. Dia ada. Kadang saya berhasil meyakinkannya, dan kadang saya gagal," kata Macron tetap pada pendiriannya menolak kebijakan tarif Trump.
Sambungan telepon yang dilanda ketegangan itu, oleh banyak pihak, dianggap penting karena menunjukkan komunikasi tidak biasa di antara dua negara, yang selama ini dikenal berkarib dekat.
Advertisement