Indonesia Pulangkan 404 WNI dari Rumah Detensi Imigrasi Malaysia

Kementerian Luar Negeri RI telah memulangkan 404 WNI kelompok rentan dari Malaysia pada Rabu, 6 Juni 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Jun 2018, 14:10 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2018, 14:10 WIB
Pemulangan 404 TKI kelompok rentan dari Malaysia  (sumber: Kementerian Luar Negeri RI)
Pemulangan 404 TKI kelompok rentan dari Malaysia (6/6) (sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI telah memulangkan 404 WNI kelompok rentan dari Malaysia pada Rabu, 6 Juni 2018. Dari jumlah tersebut, 392 adalah perempuan dan 12 anak-anak.

Mereka merupakan WNI yang selama ini menghuni rumah detensi imigrasi Malaysia, rumah penampungan sementara KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Johor Baru. Demikian seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Kamis (7/6/2018).

Sebanyak 222 orang dipulangkan oleh KJRI Johor Baru melalui jalur laut, pelabuhan Pasir Gudang dan Stulang Laut. Mereka yang dipulangkan melalui jalur laut pada umumnya berasal dari Pulau Sumatera dan sekitarnya.

Setibanya di Pelabuhan Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau, mereka ditangani oleh Kementerian Sosial untuk selanjutnya dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Sementara itu, 182 orang lainnya dipulangkan oleh KBRI Kuala Lumpur melalui jalur udara dengan penerbangan kemanusiaan Lion Air dari Bandara KLIA menuju Jakarta.

Mereka yang dipulangkan melalui jalur udara pada umumnya berasal dari pulau Jawa, NTB dan NTT. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, mereka ditangani dan dipulangkan ke daerah asal dengan bantuan BNP2TKI.

Menggunakan Biaya Pemerintah RI

Sejak pertengahan tahun 2017, Pemerintah Malaysia sementara waktu tidak lagi membiayai deportasi sebagaimana yang dilakukan selama ini. Kebijakan tersebut diambil karena masalah internal di Pemerintah Malaysia.

Akibatnya, hingga akhir Mei 2018, diperkirakan hampir tiga ribu WNI pelanggar keimigrasian yang ditahan Pemerintah Malaysia di 13 rumah detensi keimigrasian di wilayah Semenanjung.

Sebagian besar mereka sudah berada di detensi selama berbulan-bulan. Diantaranya terdapat sekitar 377 wanita dan anak-anak yang karena alasan kemanusiaan dibantu pemulangannya oleh Kementerian Luar Negeri.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Inisiatif Dubes RI untuk Malaysia

Pemulangan 404 TKI kelompok rentan dari Malaysia (6/6) (sumber: Kementerian Luar Negeri RI)
Pemulangan 404 TKI kelompok rentan dari Malaysia (6/6) (sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Keputusan untuk memfasilitasi pemulangan kelompok rentan ini berawal dari kunjungan Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana, ke sejumlah penjara dan detensi imigrasi.

Kunjungan tersebut berlanjut dengan kunjungan pejabat Imigrasi Malaysia ke KBRI Kuala Lumpur pertengahan Mei 2018 lalu yang menyampaikan kesulitan yang dihadapi Imigrasi Malaysia untuk memulangkan para tahanan imigrasi.

Duta Besar Rusdi Kirana menyampaikan gagasan untuk memulangkan kelompok rentan, perempuan dan anak-anak, kepada Menlu Retno Marsudi yang lantas didukung penuh oleh Menlu Retno.

"Saya sangat prihatin, karena tidak ada prospek mereka akan dipulangkan dalam waktu dekat. Rasanya ada alasan kemanusiaan yang mendesak buat Pemerintah untuk memfasilitasi pemulangan mereka, khususnya perempuan dan anak-anak," kata Rusdi Kirana seperti dikutip dari Kemlu.go.id.

"Semoga dengan ikhtiar ini mereka bisa merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halaman," tambahnya.

Sejak dilantik tahun lalu, Rusdi tak henti-henti membuat inisiatif-inisiatif ke arah perlindungan dan pemberdayaan TKI di seluruh Malaysia, khususnya tenaga kerja perempuan dan pendidikan anak-anak TKI.

Berdasarkan data, sebanyak 27.842 WNI dideportasi dari seluruh Malaysia pada tahun 2016 dan 17.153 pada paruh pertama 2017.

Menurut data pemerintah Malaysia, setengah dari 2,5 juta pendatang tanpa ijin di Malaysia adalah WNI. Masalah WNI pendatang tanpa ijin di Malaysia menjadi perhatian pemerintah kedua negara.

"Kedua negara harus bersama-sama mencari terobosan terhadap situasi ini. Supaya keberadaan TKI di Malaysia memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan di kedua negara," kata Duta Besar Rusdi Kirana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya