Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Kawasan Gaza Palestina

Pejabat Palestina mengatakan bahwa Israel dan Hamas telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata sejak Sabtu, 14 Juli 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Jul 2018, 11:03 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2018, 11:03 WIB
Pasukan Israel menembakkan gas air mata dalam bentrokan dengan warga Palestina di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza hari Jumat, 29 Juni 2018 (AFP)
(ilustrasi) Pasukan Israel menembakkan gas air mata dalam bentrokan dengan warga Palestina di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza hari Jumat, 29 Juni 2018 (AFP)

Liputan6.com, Gaza - Pejabat Palestina mengatakan bahwa Israel dan Hamas telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata sejak Sabtu, 14 Juli 2018.

Kesepakatan itu dilakukan menyusul meningkatnya kekerasan dan aksi balas-membalas bombardir antara kedua belah pihak akhir pekan ini. Demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (15/7/2018).

Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan kepada CNN bahwa "sejak dimulainya serangan Israel di Gaza, berbagai upaya mediasi (yang dipimpin oleh Mesir) untuk menghentikan agresi telah berhasil membawa ketenangan dan menghentikan eskalasi agresif ini."

Sementara itu, juru bicara organisasi sayap Hamas Islamic Jihad, Daoud Shihab mengatakan kepada CNN, "Ada upaya besar ... untuk mengembalikan ketenangan ke Gaza. Kami telah menyetujui upaya Mesir dan menyetujui ketenangan dan gencatan senjata pada pukul 20.00 waktu setempat, jika Pasukan Pendudukan (Israel) setuju untuk menghentikan agresinya."

Kendati demikian, tidak dijelaskan seberapa lama gencatan senjata itu akan berlangsung.

Di sisi lain, seorang juru bicara kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Israel tidak berkomentar mengenai laporan perjanjian gencatan senjata.

Sebelumnya, militer Israel telah melancarkan serangan udara terbesar terhadap Gaza, Palestina sejak 2014. Tak tinggal diam, Hamas membalas dengan menembakkan roket ke dalam wilayah Israel.

Serangan udara Israel dimulai dini hari waktu setempat Sabtu, 14 Juli 2018. Israel mengatakan, pihaknya menyerang lebih dari 40 sasaran Hamas --organisasi Palestina yang menguasai Gaza.

Hal itu dibalas dengan tembakan mortir dan roket dari pihak Hamas Palestina.

Pihak militer Israel mengklaim, Hamas membalas dengan 50 tembakan roket.

Seorang pejabat Palestina mengatakan kepada Reuters, Mesir dan pihak internasional lain telah berbicara dengan Israel dan Hamas dalam upaya memulihkan ketenangan itu.

 

Simak video pilihan berikut:

Remaja Palestina Tewas dalam Bentrokan Terbaru

Ribuan Pelayat Iringi Pemakaman Perawat Palestina Razan Najjar
(ilustrasi) Pelayat menyuarakan slogan kemarahan saat pemakaman perawat Palestina, Razan Najjar di Kota Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, Sabtu (2/6). Setelah ditembak, Razan sempat dilarikan ke rumah sakit meski nyawanya tidak tertolong. (AP Photo/Khalil Hamra)

Aksi saling balas tembakan roket pada Sabtu 14 Juli 2018 itu terjadi setelah kematian seorang remaja Palestina pada Jumat 13 Juli 2018.

Remaja itu tewas ketika berlangsung protes di perbatasan Gaza dan Israel, sebuah kejadian yang terjadi setiap pekan.

Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat 13 Juli mengatakan, remaja usia 15 tahun itu tewas ketika berlangsung bentrokan yang juga mencederai 25 orang.

Seorang warga Palestina usia 20 tahun kemudian meninggal akibat cederanya di RS, sehingga jumlah korban warga Palestina mencapai paling sedikit 137 orang sejak protes mingguan yang meletus sejak akhir Maret lalu.

Israel telah menyaksikan sejumlah kebakaran akibat alat-alat pembakar, acapkali berupa kain yang dicelup bensin dan disulut api. Orang Palestina menerbangkan benda-benda terbakar itu melintasi perbatasan dengan layang-layang atau balon udara.

Pemrotes juga melemparkan bom api, bahan peledak, dan ban bekas yang dibakar kearah pasukan Israel.

Komunitas internasional mengecam aksi balasan Israel yang sarat akan kekerasan, menyebabkan puluhan warga Gaza Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka.

Di sisi lain, Israel berdalih bahwa tindakannya itu merupakan bentuk pertahanan diri. Mereka menilai bahwa aksi para demonstran mengancam keamanan dan keselamatan para pasukan Israel di perbatasan Gaza-Israel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya