Liputan6.com, Taipei - Seorang kakek di Taiwan jadi viral di media sosial lantaran kegemarannya main gim Pokemon Go. Sebenarnya wajar-wajar saja jika lansia berusia 70 tahun ini bermain game reality ini. Namun, yang membuatnya jadi bahan perbincangan karena sudah terlalu kecanduan.
Dikutip dari laman BBC, Jumat (10/8/2018), kakek yang diketahui bernama Chen San-yuan ini sengaja memodifikasi sepedanya dengan 11 buah ponsel pintar.
Hal ini ia lakukan karena sudah kecanduan gim Pokemon Go. Sebelas ponsel ini berfungsi untuk menangkap hewan-hewan yang ada di Pokemon Go hingga lengkap koleksinya.
Advertisement
Bahkan, karena belum terlalu puas ia akan menambah empat buah ponsel tambahan. Dalam satu hari, pria ini bisa bermain Pokemon Go hingga 20 jam sehari -- hingga baterai ponselnya benar-benar habis.
Baca Juga
Dalam satu bulan, kakek Chen San-yuan bisa menghabiskan uang sekitar US$ 1.290 atau setara dengan Rp 18 juta untuk membeli karakter Pokemon hingga untuk memodifikasi sepeda.
Agar daya baterainya tetap bertahan dan utuh, kakek Chen San-yuan sengaja membeli beberapa power bank yang juga terpasang di sepedanya.
Rupanya, maksud lain yang melatarbelakangi kesukaannya pada permainan Pokemon Go. Bagi Chen San-yuan, gim ini dapat membantunya menangkis penyakit Alzheimer.
Diluncurkan pada Juli 2016, Pokemon Go dengan cepat populer di kalangan masyarakat dunia. Sehingga membuat saham dari Nintendo kembali melambung. Namun, ketenarannya belakangan menurun.
Pokemon Go adalah sebuah permainan virtual yang memerintahkan pemainnya untuk berpindah-pindah tempat demi mendapatkan karakter yang diinginkan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Main Pokemon Go di Gereja Berujung Hukuman
Pada Mei 2017, seorang blogger asal Rusia Ruslan Sokolovsky dinyatakan bersalah karena telah bermain Pokemon Go di lingkungan gereja. Hukuman kurungan percobaan pun dijatuhkan kepada pemuda tersebut.
Sokolovsky mengunggah video dirinya sedang bermain Pokemon Go pada tahun lalu. Dalam video yang sempat menjadi viral tersebut, tampak pemuda tersebut bermain di dalam gereja tepat di lokasi tsar terakhir [Rusia]( 2945996 "") dan keluarganya terbunuh.
Setelah video tersebut menyebar, Sokolovsky langsung ditangkap. Penangkapan berlangsung pada Oktober 2016.
Hakim kasus tersebut, Yekaterina Shoponyak, menyatakan Sokolovsky terbukti bersalah dan termasuk dalam tindakan penistaan agama. Setelah sidang, blogger itu resmi dijatuhi hukuman percobaan tiga tahun enam bulan.
"Kelakuannya merupakan bukti tindakan anti-agama dan manifestasi yang menghormati kehidupan bermasyarakat," ucap Shoponyak seperti dikutip dari USA Today.
"Dia telah berniat melakukan tindakan penghinaan dan membangkitkan sebuah sentimen," ujar dia.
Rusia merupakan satu dari sedikit negara di Eropa yang memberlakukan UU penistaan agama. Pengajuan dimasukkannya pasal penodaan agama setelah sebuah band bernama Pussy Riot melakukan aksi protes di dalam gereja Orthodoks Rusia pada 2012 lalu.
Aksi tersebut mereka namakan sebagai doa punk yang ditujukan untuk menentang Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin kembali memegang jabatan Presiden.
Beberapa kelompok beragama di Rusia menyebut tindakan Pussy Riot sebagai penistaan agama. Mereka mendesak Majelis Rendah Rusia mengamandemen KUHP Rusia.
Desakan tersebut akhirnya disetujui. Pada 11 Juni 2013, UU mengenai penistaan agama yang diatur dalam Pasal 148 KUHP Rusia resmi diberlakukan.
Advertisement