UNHCR Kirim Bantuan untuk Penyintas Gempa-Tsunami Sulawesi Tengah

Juru bicara UNHCR Charlie Yaxley mengatakan akan ada 1.305 tenda darurat yang dikirim dalam beberapa hari mendatang

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2018, 10:00 WIB
Potret Udara Ribuan Perumnas Balaroa yang Hilang Akibat Gempa
Pandangan udara Perumnas Balaroa yang rusak dan ambles akibat gempa bumi Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10). Berdasarkan data Lapan, dari 5.146 bangunan rusak sebanyak 1.045 di antaranya Perumnas Balaroa yang ambles. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Palu - Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengirimkan 435 tenda darurat ke Balikpapan untuk diteruskan ke keluarga-keluarga yang kehilangan tempat tinggal mereka akibat gempa bumi dan tsunami baru-baru ini di Sulawesi Tengah.

Dalam brifing pers di Jenewa, juru bicara UNHCR Charlie Yaxley mengatakan akan ada 1.305 tenda darurat yang dikirim dalam beberapa hari mendatang, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (21/10/2018).

Sementara itu, bantuan lebih lanjut, termasuk di antaranya tenda darurat, alas tidur, kelambu dan lampu-lampu bertenaga surya siap dikirim dalam beberapa pekan ini.

Bantuan pekan ini diserahkan kepada pihak berwenang di Balikpapan yang membantu pengiriman tenda tersebut ke Sulawesi.

Tenda-tenda itu akan didistribusikan oleh mitra UNHCR di lapangan, yakni PMI dan Yayasan Kemanusiaan Muslim Indonesia.

Menurut perkiraan resmi yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitar 68 ribu rumah rusak akibat gempa dan tsunami, mengakibatkan sekitar 80 ribu warga terpaksa mengungsi.

Bantuan awal ini akan membantu menyediakan tempat tinggal sementara bagi sekitar 6.500 orang yang sangat membutuhkannya.

UNHCR juga memuji pemerintah Indonesia dan para petugas kemanusiaan yang telah bekerja tanpa kenal lelah sebagai petugas tanggap darurat pertama di daerah-daerah terdampak gempa selama tiga pekan ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

AS Tambah Bantuan Rp 45,5 Miliar

Mencari yang tersisa dari gempa Palu
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Pada tanggal 18 Oktober, Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan akan memberikan dana bantuan tambahan senilai US$ 3 juta (berkisar Rp 45,5 miliar) untuk mendukung upaya bantuan tanggap bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah.

Tambahan itu akan disalurkan melalui United States Agency for International Development’s, Office of U.S. Foreign Disaster Assistance (USAID/OFDA).

Dana tambahan itu meningkatkan total kontribusi Amerika Serikat menjadi US$ 6,7 juta, di luar biaya operasional Kementerian Pertahanan AS, demikian dikutip dari rilis resmi Kedutaan Besar AS di Jakarta yang dimuat Liputan6.com.

Tiga pesawat Hercules C-130 AS dan personnel Angkatan Udara AS pendukung dari Satuan Contingency Response Group ke-36 di Guam juga telah memperpanjang masa operasi penerbangan udara untuk menghubungkan Balikpapan dan Palu hingga 25 Oktober 2018.

Perpanjangan waktu itu akan memungkinkan transportasi lanjutan kargo dan personel tanggap darurat yang penting, yang dibutuhkan oleh para korban terdampak bencana gempa-tsunami Palu.

"Inilah yang kami maksudkan ketika kami mengatakan bahwa kami adalah mitra Indonesia," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr. "Kami akan terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya bantuan," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya