China Bahas Perdagangan Bebas dengan Palestina, Bagaimana Sikap ke Israel?

China dan Palestina sepakat untuk mulai membahas kesepakatan perdagangan bebas di antara kedua negara.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 26 Okt 2018, 10:16 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 10:16 WIB
Wakil Presiden China Wang Qishan (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Otorita Palestina Rahmi Hamdalah di Kota Ramallah (AP/Abbas Momani)
Wakil Presiden China Wang Qishan (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Otorita Palestina Rahmi Hamdalah di Kota Ramallah (AP/Abbas Momani)

Liputan6.com, Yerusalem - Pemerintah China dikabarkan setuju untuk memulai pembicaraan perdagangan bebas dengan Palestina. Hal itu disampaikan oleh Beijing pada Rabu 24 Oktober, dalam sinyal terbaru Negeri Tirai Bambu yang berusaha meningkatkan keterlibatan politik dan ekonominya di Timur Tengah.

Para pejabat perdagangan dari kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman selama kunjungan Wakil Presiden China Wang Qishan ke Timur Tengah, awal pekan ini, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post pada Kamis (25/10/2018).

Wang, yang mengawasi upacara penandatanganan dengan Perdana Menteri Otorita Palestina Rami Hamdallah di Ramallah, mengatakan bahwa China akan terus mendukung negosiasi damai dan perwujudan "solusi dua negara" antara Palestina dan Israel.

Menurut kantor berita resmi Palestina WAFA, Hamdallah mendesak Beijing untuk memainkan peran yang lebih besar dalam proses perdamaian Israel-Palestina.

Dia juga meminta China mendukung rencana Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengadakan konferensi internasional tentang perdamaian di Timur Tengah.

Di sisi lain, Wapres Wang mengatakan bahwa China akan mendukung pembangunan Palestina, serta dengan senang hati mempersilakan negara itu terlibat dalam inisiatif "One Belt One Road", yang merupakan rencana ambisius Presiden Xi Jinping untuk mengembangkan dan membiayai proyek-proyek infrastruktur di seluruh Asia, Afrika dan Eropa.

"Perusahaan-perusahaan China juga akan kami dorong untuk berinvestasi di Palestina," kata Wapres Wang.

Kunjungan Wang dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang membuat Iran, Suriah, Irak dan Turki terlibat dalam konflik geopolitik dengan Israel dan Palestina.

Wang memulai perjalanannya ke wilayah Timur Tengah pada hari Senin di Israel, di mana ia mengunjungi Kota Tua Yerusalem, termasuk Tembok Barat dan Gereja Makam Suci.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

China Menghindari Terlibat Konflik

Ilustrasi bendera Palestina
Palestina (iStock)

Tidak seperti Amerika Serikat, menurut pengamat, China cenderung menghindari keterlibatan dalam konflik politik di kawasan Timur Tengah, dan sebagai hasilnya Beijing mampu mempertahankan hubungan baik dengan Israel dan Palestina.

Li Shaoxian, Direktur Lembaga Penelitian China-Arab di Universitas Ningxia di China barat laut, mengatakan sikap di atas adalah tradisi diplomatik dan protokol bagi pejabat tinggi China untuk mengunjungi Israel dan Palestina.

Hal tersebut juga merupakan kepentingan China untuk memainkan peran dalam proses perdamaian, yang menemui jalan buntu sejak AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan merelokasi kedutaannya ke sana.

"Ini adalah langkah yang seimbang untuk mengunjungi Tepi Barat," kata Li. "Karena AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem (dari Tel Aviv) pada bulan Mei, proses perdamaian di Timur Tengah hampir mati, dan dalam situasi itu China pasti ingin memainkan peran dalam proses perdamaian."

Sementara itu, Wapres Wang diperkirakan akan menghadiri pertemuan ke-4 Komite Bersama China-Israel pada Kerjasama Inovasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, yang menurut Li, akan membantu memperkuat hubungan ekonomi Beijing dengan Tel Aviv, khususnya di sektor teknologi.

"Dengan hubungan ekonomi yang lebih erat, pengaruh politik China di kawasan ini (Timur Tengah) juga akan tumbuh," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya