Pasca Perang Dingin, NATO Kembali Gelar Latihan Perang Terbesarnya

Sekitar 50.000 tentara bergabung dalam latihan perang NATO di Norwegia. Jerman adalah peserta terbesar kedua.

diperbarui 28 Okt 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2018, 10:00 WIB
Bersama Negara NATO, Marinir AS Pimpin Latihan Militer di Laut Baltik
Pasukan marinir AS bersenjata lengkap melakukan operasi pendaratan saat latihan militer Baltops 2018 di Laut Baltik, Lithuania (4/6). (AP/Mindaugas Kulbis)

Oslo - NATO menggelar latihan militer terbesar, sejak berakhirnya Perang Dingin. Latihan ini digelar pada Kamis, 25 Oktober, di Norwegia. Jerman mengirim kontingen militer terbanyak kedua, dalam rangka mempersiapkan diri untuk memimpin pasukan gerak cepat NATO.

Latihan perang "Trident Juncture" melibatkan sekitar 50.000 pasukan, 10.000 kendaraan, 250 pesawat dan 65 kapal perang dari semua 29 anggota aliansi, ditambah Swedia dan Finlandia. Manuver ini berlangsung selama dua minggu di udara dan laut di seluruh wilayah Norwegia.

Tujuan dari latihan ini adalah untuk menguji dan melatih "Very High Readiness Joint Task Force" (VHRJTF) NATO, yang nantinya akan berada di bawah komando Jerman.

Pasukan gabungan gerak cepat ini dirancang untuk mempelopori pertahanan negara anggota aliansi yang menghadapi serangan dari luar. VHRJTF NATO dirancang aliansi pertahanan Atlantik Utara itu pada tahun 2014, setelah aneksasi Rusia di Semenanjung Krimea.

Rusia Protes Latihan Gabungan NATO

Rusia, yang berbatasan dengan Norwegia, diundang NATO untuk memantau latihan perang itu. Namun Kementerian Pertahanan Rusia mengecam manuver besar-besaran tersebut,

"Aktivitas militer NATO dekat perbatasan kami telah mencapai tingkat tertinggi sejak masa Perang Dingin," kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, seperti dikutip dari DW, Minggu 28 Oktober 2018. Dia menambahkan, Trident Juncture adalah simulasi tindakan militer yang ofensif.

Wakil pemimpin Partai Kiri "Die Linke" di parlemen Jerman, Dietmar Bartsch, mengeritik latihan gabungan itu sebagai hal yang menggelikan, berbahaya, dan provokatif terhadap Rusia.

"Ada ancaman perang yang lebih besar. Presiden Amerika Serikat mengancam lomba persenjataan nuklir terhadap Rusia dan China, serta membatalkan perjanjian perlucutan senjata nuklir," kata Bartsch kepada harian Jerman Neue Osnabrücker Zeitung.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Menguji Kesiapan Menghadapi Agresor

Bersama Negara NATO, Marinir AS Pimpin Latihan Militer di Laut Baltik
Marinir AS melakukan operasi pendaratan saat latihan militer Baltops 2018 di Laut Baltik, Lithuania (4/6). Latihan ini juga bentuk respon atas latihan perang Rusia yang dilakukan dengan peluru tajam di Laut Baltik. (AP/Mindaugas Kulbis)

Dalam Trident Juncture, skenarionya adalah: pasukan aliansi akan menguji kesiapan mereka untuk merebut dan mengembalikan kedaulatan Norwegia setelah diserang  oleh "agresor fiktif."

Militer Jerman Bundeswehr berpartisipasi dalam manuver dengan sekitar 10.000 tentara dan 4.000 kendaraan. Selain itu, Bundeswehr mengerahkan pesawat tempur Tornado dan Eurofighter dan tiga kapal perang.

Awal 2019, Jerman akan mengambil alih komando VHRJTF NATO selama setahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya