China Ajak Indonesia Bersinergi dalam Pengembangan Industri Perfilman

Pemerintah China menyampaikan ajakan kepada Indonesia untuk bersinergi dalam pengembangan industri perfilman.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 09 Nov 2018, 17:05 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 17:05 WIB
Presiden China Film Group Corporation, Le Ke Xi, dalam ajang World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua, Bali, Kamis, 8 November 2018 (Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo)
Presiden China Film Group Corporation, Le Ke Xi, dalam ajang World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua, Bali, Kamis, 8 November 2018 (Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo)

Liputan6.com, Nusa Dua - Industri perfilman Tiongkok disebut kian berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir, di mana pertumbungan jumlah box office lokal telah mencapai lebih dari 10 persen setiap tahunnya, demikian menurut pernyataan presiden China Film Group Corporation, Le Ke Xi.

Ditemui setelah partisipasinya di ajang perdana World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018, Xi mengatakan bahwa ekosistem perfilman di China sudah sangat mapan.

"Kami punya sistem, teknologi,  dan sumber daya manusia yang  sudah sangat komplet," ujar Xi kepada Liputan6.com, Kamis (8/11/2018) malam.

"Dengan pasar yang semakin besar, peluang juga semakin besar,  jadi kemungkinan bekerja sama dengan negara lain juga semakin besar. Rantai ini akan menghasilkan karya yang lebih bagus," lanjutnya bersemangat.

Ditambahkan lagi oleh Xi, bahwa fakta terkait bisa memberikan dampak positif di kawasan Asia, melalui kerja sama dengan negara-negara sahabat, tidak terkecuali Indonesia.

Menurutnya, ada beberapa cara agar kesempatan emas tersebut bersinergi dengan cita-cita kebangkitan perfilman Indonesia.

Pertama, Xi berpendapat bahwa harus ada regulasi yang terbuka untuk pelaku internasional. Menurutnya, hal tersebut merupakan dasar untuk mengembangkan industri perfilman.

"Karena dengan populasi Indonesia yang besar dan keberagaman budayanya, tentu menjadi daya tarik bagi pihak asing. Kami dari China akan dengan senang hati berbagi pengalaman teknologi (perfilman)," jelas Xi.

Namun, ia mengingatkan bahwa hal tersebut tidak bisa berlangsung secara instan. Xi mencontohkan bahwa China butuh waktu sekitar 20 tahun untul merealisasikan strategi ekonominya, termasuk di industri perfilman.

"Negara Anda (Indonesia) punya banyak peluang untuk mendukungan perkembangan film, Anda harus tekun. Hollywood juga butuh waktu untuk (menjadi) besar seperti sekarang," sarannya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Sinergi Kesamaan antara China dan Indonesia

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping (AFP PHOTO/POOL / Feng Li)

Sementara itu, cara kedua adalah menyinergikan persamaan antara China dan Indonesia. Ia mencontohkan bahwa kedua negara memiliki beberapa kemiripan, seperti besarnya jumlah penduduk dan wilayah negara yang luas.

"Secara ekosistem, Indonesia harus membangun jaringan layar sinema yang luas, agar lebih banyak film yang tersebar ke tengah masyarakat, " kata Xi.

Ia mencontohkan bahwa China kini telah memiliki hampir 10 ribu bioskop, dan penyebarannya juga meluas hingga wilayah pedalaman. Jumlah layarnya pun mencapai lebih dari 60.000, di mana rata-rata penambahannya sebanyak 20 unit per hari.

Adapun di Indonesia, berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), saat in baru memiliki 1.200 bioskop, yang mayoritas tersebar di wilayah barat.

"Sebenarnya, saya datang ke sini ada harapan agar Indonesia, dengan 80 persen penduduk berada di area rural, memanfaatkan teknologi kami untuk mewujudkan layar bioskop mobile, yang bisa diakses hingga 1.000 orang. Pengaruhnya akan meluas, tidak hanya di sektor hiburan, namun juga dukungan terhadap edukasi, layanan sosial, dan lain-lain," jelas Xi.

Untuk cara ketiga adalah mendorong kerja sama antara dua negara, karena hal ini sangat membantu perkembangan industri film nasional. Lebih dari itu, langkah tersebut juga bisa dijadikan kesempatan bagi Indonesia untuk  menampilkan budaya sekaligus mendidik sumber daya manusia.

"Kami ingin mendorong (terwujudnya) nota kesepahaman tentang proyek co-production, yang didahului oleh persamaan persepsi antar negara (tentang industri film)," ujar Xi.

Ditambahkan oleh Xi bahwa  juga ingin mendukung dengan membawa giant screen, proyektor laser dan berbagai peralatan tayang yang bersifat mobile, agar audiens betrambah signifkan.

"Kami (pemerintah China) tidak hanya mendukung secara teknologi, namun juga menjalin kerja sama dua arah untuk memajukan perfilman di luar Hollywood," pungkasnya, seraya menyebut keikutsertaannya pada ajang WCCE 2018 merupakan bagian dari inisiatif One Belt One Road di Asia Pasifik.     

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya