Wabah Lalat Buah Melanda Kota Bebas Hama di Dunia dari Australia, Pertanda Apa?

Area wabah sebesar 1,5 kilometer dan area penangguhan 15 kilometer telah ditetapkan di sekitar titik deteksi dan pembatasan karantina berlaku di daerah Newton Road.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 08 Des 2018, 09:31 WIB
apel
ilustrasi apel/copyright unsplash/Roberta Sorge

Liputan6.com, Riverland - Sebuah kota di wilayah Riverland, Australia Selatan, yang diakui secara internasional sebagai wilayah bebas hama, saat ini tengah mengalami fenomena kebalikan. Area itu kini dilanda wabah lalat buah.

Dikutip dari laman ABC Indonesia, Sabtu (8/12/2018), tujuh lalat buah Queensland, Australia jantan telah ditemukan di daerah Loxton. Kehadiran lebih dari lima lalat jantan dianggap sebagai wabah.

Area wabah sebesar 1,5 kilometer dan area penangguhan 15 kilometer telah ditetapkan di sekitar titik deteksi dan pembatasan karantina berlaku di daerah Newton Road.

Menteri Industri Primer dan Pembangunan Daerah, Tim Whetstone, mengatakan tim yang terdiri dari 50 staf Industri dan Kawasan Primer (PIRSA) segera memulai program pemberantasan yang bertujuan untuk menghilangkan lalat buah dari daerah wabah dan lingkungan sekitar terdekat.

"Pemerintah Negara Bagian, industri dan anggota masyarakat telah menjalankan simulasi wabah tahun ini, yang membantu mempersiapkan masyarakat lokal untuk peran yang butuh mereka lakukan dengan cepat, membasmi hama ini dari kawasan itu," kata Whetstone.

"Sedihnya, wabah ini hanya menunjukkan betapa rentannya kita, terutama dengan New South Wales dan Victoria tak memiliki strategi lalat buah yang bisa dijalankan."

"Secara internal di Riverland, Australia kami melakukan semua yang kami bisa dan tekankan ketika orang-orang melakukan perjalanan ke Riverland silakan tinggalkan buah dan sayuran Anda di rumah."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wabah Dianggap Peringatan

Ilustrasi
Ilustrasi apel. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Anggota Komite Lalat Buah Riverland, Jason Size, mengatakan wabah itu merupakan pukulan dahsyat bagi masyarakat dan industri selalu melobi agar lebih banyak yang harus dilakukan.

"Itu selalu dikaitkan dengan sumber daya dan kemampuan untuk melakukan sesuatu," katanya.

"Sebagai perwakilan industri, kami selalu mengadvokasi lebih banyak. Dampaknya akan sangat besar dan dirasakan cukup keras oleh para petani. Ada banyak uang yang terlibat dari perspektif penumbuh."

Size menyerukan belas kasihan untuk para petani yang terpengaruh, karena hilangnya akses pasar bisa memiliki implikasi besar untuk area bebas hama yang diakui secara internasional.

Anggota Federal untuk wilayah Mayo, Rebekha Sharkie, telah melobi Pemerintah Federal Australia untuk menginvestasikan lebih banyak uang ke dalam perlindungan lalat buah Australia Selatan dan mengakui manajemen pengendalian hama sebagai masalah nasional.

"Dalam anggaran tahun ini, kami melihat Tasmania menerima $ 10 juta (atau setara Rp 100 miliar) setelah mereka mengalami wabah lalat buah, jadi itu bukan hanya tanggung jawab negara bagian. Jelas Pemerintah Federal telah ikut campur dalam hal ini," kata Sharkie.

"Saya berharap wabah di Loxton ini adalah panggilan nyata bagi negara-negara bagian secara kolektif dan Pemerintah Federal untuk benar-benar menginvestasikan uang secara serius ke dalam biosekuriti jika kita ingin melindungi industri hortikultura kita."

Periode karantina diperkirakan akan berakhir pada 28 Februari 2019 kecuali terjadi wabah lain, tetapi Whetstone telah mendesak petani di daerah yang terkena dampak untuk menghubungi PIRSA mengenai perawatan buah dan pergerakan buah tambahan.

"Kami berhubungan erat dengan industri hortikultura di Riverland, khususnya dalam hal pergerakan produksi dan pembatasan karantina," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya