Liputan6.com, Teheran - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, bersumpah bahwa pihaknya --bersama dengan sekutu-- akan mengusir seluruh dukungan Iran dari Suriah.
Hal itu, menurut Pompeo, adalah upaya meyakinkan negara-negara Timur Tengah bahwa miiter AS tidak akan menarik diri dari Suriah, meskipun sempat muncul pernyataan Donald Trump tentang pemulangan seluruh tentaranya.
Melalui sebuah pidato di Kairo, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (11/1/2019), Pompeo menyerukan pendirian bersama dalam melawan Iran.
Advertisement
"Sudah saatnya persaingan lama berakhir, demi kebaikan wilayah yang lebih besar," katanya.
Baca Juga
AS akan "menggunakan diplomasi dan bekerja dengan mitra kami untuk mengusir setiap serangan terakhir Iran" dari Suriah, serta meningkatkan upaya "untuk membawa perdamaian dan stabilitas kepada rakyat setempat yang telah lama menderita".
Pompeo juga menyelipkan teguran kepada mantan presiden AS, Barack Obama, yang pidatonya di ibu kota Mesir pada satu dekade lalu, yang membuka jalan relasi pemerintahannya ke Iran, dan menolak intervensi George W Bush di Irak.
Pompeo mengklaim AS di bawah Obama telah malu-malu untuk menunjukkan siapa dirinya, sehingga mendorong Iran untuk mulai menancapkan pengaruhnya di Timur Tengah, terutama di Suriah.
Dalam kritik terhadap dukungan Obama pada kesepakatan nuklir Iran, Pompeo mengatakan: "Ketika Amerika mundur, kekacauan akan terjadi. Ketika kita mengabaikan teman-teman kita, kemarahan muncul. Saat kami bermitra dengan musuh, mereka maju menyerang."
Menilai Iran layaknya "parasit kanker", Pompeo mengatakan AS telah "menerapkan kembali sanksi yang seharusnya tidak pernah dicabut".
"Kami memulai tekanan baru untuk memotong pemasukan yang digunakan rezim Iran untuk menyebarkan teror dan kehancuran," katanya.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Mengkritik Strategi Obama di Timur Tengah
Sementara itu, mengkonsolidasikan hubungan tradisional AS di Timur Tengah telah menjadi pusat strategi regional pemerintahan Donald Trump.
Karena hal itu terkait dukungan kuat untuk Israel dan upaya menyelaraskan sekutu Arab dengan Yerusalem, khususnya di Iran.
Isi sambutan Pompeo itu sebagian besar satu visi dengan pidato-pidato sebelumnya oleh Donald Trump, yang merujuk pada pidato di Riyadh hampir dua tahun lalu, dalam perjalanan laur negeri pertamanya sebagai presiden.
Visi pemerintahan Trump adalah untuk membantu, daripada memimpin, dan Pompeo mengklaim bahwa AS secara salah menganggap dirinya sendiri "kekuatan yang membuat Timur Tengah menderita".
"Kami telah menemukan kembali suara kami. Kami telah membangun kembali hubungan kami, dan menolak tawaran palsu dari musuh," katanya.
"Hanya dalam 24 bulan, Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump telah menegaskan kembali peran tradisionalnya sebagai kekuatan untuk kebaikan di kawasan ini, karena kami telah belajar dari kesalahan sebelumnya," lanjut Pompeo.
Advertisement