Tuntut Nicolas Maduro Mundur, Puluhan Ribu Orang Serbu Ibu Kota Venezuela

Lebih dari sepuluh ribu orang turun ke jalan-jalan ibu kota Venezuela, menuntut Nicolas Maduro turun dari puncak kekuasaan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 03 Feb 2019, 12:02 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2019, 12:02 WIB
Demonstran mengenakan benedera Venezuela di kepalanya dalam aksi protes mendesak pengunduran diri Nicolas Maduro (AFP/Juan Baretto)
Demonstran mengenakan benedera Venezuela di kepalanya dalam aksi protes mendesak pengunduran diri Nicolas Maduro (AFP/Juan Baretto)

Liputan6.com, Caracas - Puluhan ribu demonstran di Venezuela turun ke jalan-jalan di Caracas pada Sabtu 2 Februari, memperkuat desakan agar Nicolas Maduro turun dari puncak kekuasaan.

"Saya percaya (akhir) kebobrokan akan segera terjadi, pekan ini," kata Barbara Angarita (49) ketika ia dan ribuan demonstran lainnya menyerbut Principal de las Mercedes --alun-alun utama-- di ibu kota itu.

"Kita harus memiliki negara yang merdeka, negara untuk semua rakyat Venezuela dan keturunan kita," lanjutnya berorasi, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Minggu (3/2/2019).

Banyak rakyat Venezuela merasa bahwa akhir dari kekuasaan Maduro kian dekat, mengingat demo-demo besar terus berkembang tidak hanya di Caracas, namun juga di banyak kota-kota lainnya.

"Saya pikir untuk pertama kalinya kita dekat, sangat-sangat dekat ... Saya kira inilah yang dirasakan orang-orang di Jerman pada 1989 ketika Tembok Berlin runtuh," kata Sol Castro Cipriano (62), seorang pensiunan profesor universitas lokal.

Valentina Landaeta, seorang wanita pengusaha berusia 22 tahun, mengatakan: "Ini adalah kesempatan terakhir kami, percayalah. Jika pemerintah tidak jatuh sekarang, kekuaran rakyat akan terus mendesak, sekarang atau tidak sama sekali."

Di banyak tempat, para demonstran terus meneriakkan tuntutan agar Nicolas Maduro mundur. Di pusat Caracas, banyak warga bergabung dalam gerakan besar seraya menyanyikan:

"Yo quiero whiskey! Yo quiero ron! Pa celebrar cuando se vaya este cabrón!"

Ungkapan ini, kurang lebih bermakna: "Saya ingin wiski! Saya ingin rum! Untuk merayakan saat si keras kepala ini pergi!"

Sementara itu, Juan Guaido, politikus yang baru-baru ini mendeklarasikan diri sebagai presiden Venezeula yang sah, di mana oleh banyak orang dinilai sebagai simbol terkuat pihak oposisi dalam berjuang menggulingkan Maduro.

Guaido menambahkan bahwa dukungan rakyat akan menjadikan apa yang dia perjuangkan sebagai hal bersejarah dan "tidak dapat ditentikan.

"Saya memiliki kepastian absolut bahwa perubahan sangat dekat di Venezuela," kata Guaido.

 

Simak video pilihan beirkut: 

 

Demonstrasi Kian Meluas

Penampilan Unik Para Pengunjuk Rasa di Venezuela
Seorang pengunjuk rasa memakai topeng berwarna bendera Venezuela, saat ikut serta dalam demonstrasi anti-pemerintah ke Mahkamah Agung di Caracas, Venezuela, Kamis, 6 Juli 2017. (AP Photo / Ariana Cubillos)

Banyak dari para demonstran datang membawa spanduk atau poster manual yang dibubuhi slogan-slogan seperti: "Tidak ada lagi kediktatoran", "Saya berjuang untuk negara saya dan kembalinya anak-anak saya!", serta "Warga senior sudah bosan dengan kebohongan Anda Maduro".

Dalam aksi protes tersebut juga terlihat anak-anak yang sama marahnya terhadap pemimpin mereka saat ini.

"Saya ingin Nicolás turun," kata Joswald Castro, seorang bocah lelaki berusia lima tahun dari sebuah komunitas miskin Caracas bernama El Cementerio.

Ditanya apa alasannya, Castro dengan polsii menjawab: "Supaya kami bisa makan."

Sementara Maria Vallera, dari distrik Petare, sebuah daerah kumuh yang luas di timur Caracas, datang membawa Patung Mariam serya berharap bisa terus mendukung perjuangan oposisi.

"Saya berusia 75 tahun dan saya tidak pernah mengalami mimpi buruk seperti kelaparan, kesengsaraan, dan kelangkaan barang," keluh Vallera. "Ini adalah mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk."

Demonstrasi besar-besaran juga dilaporkan terjadi di Barinas, ibu kota negara bagian tempat mendiang diktator Hugo Chávez lahir dan dibesarkan, serta di Maracaibo, kota terbesar kedua di negara itu.

Di lain pihak, Maduro menyampaikan pesan bernada menantang pada pawai pro-pemerintah di Caracas belum lama ini, yang ditujukan untuk memperingati 20 tahun pelantikan Chavez sebagai presiden, pada 2 Februari 1999.

Maduro menuduh "imperialis" Presiden AS Donald Trump meluncurkan "rencana mengerikan" untuk melengserkan dia, dan merebut sumber daya Venezuela.

"Anda pikir Anda adalah kaisar dunia, bahwa Venezuela akan menyerah dan mematuhi perintah Anda? Tapi ketahuilah ini: Venezuela tidak akan menyerah. Venezuela akan maju. Venezuela memberontak. Venezuela bebas, berdaulat, dan mandiri", ujarnya berapi-api.

"Saya bertanya kepada semua rakyat Venezuela: haruskah kita menyerahkan kedaulatan negara kita kepada para imperialis asing?" Teriak Maduro.

"Tidak!" Teriak kerumunan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya