Liputan6.com, Brisbane - Banjir sekali dalam satu abad di beberapa titik di negara bagian Queensland, pantai timur Australia, tampaknya akan memburuk ketika biro cuaca setempat mengatakan pada Sabtu 2 Februari, akan lebih banyak hujan lebat turun di sana.
Hal tersebut terjadi ketika sebagian besar wilayah Australia mengalami bulan terpanas yang menembus rekor selama Januari lalu, di mana kondisi terik diperkirakan akan bertahan hingga April, lapor biro cuaca.
Beberapa warga telah dievakuasi setelah hujan lebat berhari-hari menghantam wilayah di sekitar kota pesisir Townsville, di utara negara bagian itu, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Minggu (3/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Adam Blazak, seorang pejabat di biro cuaca lokal, seluruh orang telah dievakuasi, tanpa menyebut jumlah pastinya.
Ditambahkan olehnya bahwa beberapa daerah telah mencapai tingkat banjir "besar", dan gabungan otoritas terkait telah berupaya melakukan koordiasi penanggulangan lebih lanjut.
"Biasanya hujan muson berlangsung beberapa hari, tetapi yang ini sudah terjadi lebih dari seminggu, dan akan terus berlanjut selama beberapa hari lagi," kata Blazak.
Curah hujan dilaporkan berkisar antara 150 dan 200 milimeter, dan diperkirakan akan tetap berpusat di sekitar Townsville hingga sepekan ke depan.
Pemerintah setempat mengeluarkan sejumlah peringatan banjir pada Sabtu pagi, dan mengatakan kepada penduduk untuk menghindari menggunakan jalan, serta mempertimbangkan pindah ke tempat yang lebih tinggi jika kondisinya memburuk.
Queensland adalah satu-satunya negara bagian di Australia yang mengalami hujan muson, ketika sebagian besar wilayah lain di negara itu masih berjuang melawan cuaca panas ekstrem yang memicu puluhan kematian.
Simak video pilihan berikut:
Australia Selatan Tetap Dilanda Cuaca Panas
Sementara itu di selatan, tepatnya di negara bagian Tasmania, cuacanya justru masih tetap panas. Hal itu memicu kebakaran hutan yang telah menghanguskan lebih dari 187.000 hektar tanah.
Dinas Pemadam Kebakaran Tasmania mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat 1 Februari, bahwa hampir 600 personel bekerja untuk memadamkan api, di mana beberapa di antaranya telah berkobar selama beberapa pekan, dan telah menghancurkan banyak rumah.
Diharapkan hujan muson di Queensland dapat memberi dampak pada penurunan suhu di selatan, sehingga api dapat lebih mudah dikendalikan.
"Sejumlah kebakaran masih bergejolak dan berbahaya, di mana perilaku api dapat berubah sewaktu-waktu dengan sedikit peringatan," kata Jeff Harper, Pengendali Kebakaran negara bagian Tasmania, dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu.
Gelombang panas di sebagian besar wilayah Australia mencatat suhu maksimum di atas 40 derajat Celsius selama beberapa hari berturut-turut, terutama disebabkan oleh sistem tekanan tinggi di lepas pantai tenggara yang menghalangi masuknya udara dingin, kata Biro Meteorologi.
Cuaca yang panas memicu pemadaman listrik di beberapa daerah dan membuat harga sumber energi melonjak tajam, khususnya untuk kebutuhan pendingin udara.
Advertisement