Liputan6.com, London - Makam filsuf Jerman, Karl Marx, dirusak untuk kedua kalinya dalam dua pekan terakhir. Hal ini disampaikan oleh pengelola makam tersebut, Sabtu 16 Februari 2019.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (19/2/2019), makam itu tampak ada vandalisme corat-coret kata-kata dengan cat merah. Seperti kalimat "arsitek genosida," "teror dan penindasan" dan "pembunuhan massal."
Ada juga tulisan "Doktrin kebencian" tertulis di makam tersebut, di antara slogan-slogan lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya pada 4 Februari, makam Karl Marx, yang mengembangkan teori komunismen internasional, juga dirusak. Makamnya tampak seperti dirusak dengan alat tumpul dari metal.
Nisan marmer dengan nama Marx dan keluargnya, yang merupakan bagian tertua dan paling rapuh dari monument itu, tampak berkali-kali dihantam.
"Para perusak kembali ke Monumen Peringatan Marx, Pemakaman Highgate. Kali ini cat merah, ditambah nisan marmer tampak hancur," kata Pemakaman Highgate, Sabtu, dalam cuitan di Twitter. Tampak foto-foto makam yang tertutup coretan-coretan dengan cat merah.
"Tidak masuk akal. Bodoh. Bebal. Apapun yang Anda pikirkan mengenai warisan Karl Marx, ini bukan cara untuk menunjukkan hal itu," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kisah Karl Marx
Marx pindah ke London pada 1849 dan tinggal di kota itu sepanjang hayatnya.
Teori-teori Marx menjadi dasar Komunisme. Dia meninggal pada 14 Maret 1883 dalam usia 64 tahun.
Monumen granit di utara London itu memiliki tinggi 3,7 meter dan atasnya ada patung Marx sebatas dada. Pembuatan patung itu didanai oleh Partai Komunis Inggris pada 1956.
Advertisement