Ethiopian Airlines Jatuh, Uni Eropa hingga Emirat Arab Cekal Operasi Boeing 737 MAX

Sejumlah negara di Uni Eropa, Timur Tengah, dan Asia juga turut mengandangkan Boeing 737, menyusul jatuhnya Ethiopian Airlines.

oleh Siti Khotimah diperbarui 13 Mar 2019, 12:13 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 12:13 WIB
Banner Ethiopian Airlines dan Lion Air
Banner Ethiopian Airlines dan Lion Air (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Pascajatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET302 pada Minggu, 10 Maret lalu, otoritas penerbangan di sejumlah negara telah menghentikan operasi Boeing 737 MAX. Langkah tersebut dilakukan mengingat tipe pesawat yang dimaksud digunakan oleh ET302 dan Lion AIr JT 610 yang jatuh di Karawang pada Oktober lalu.

Meskipun pihak Boeing telah mengatakan bahwa 737 MAX tidak berbahaya dan sangat mengutamakan "keselamatan" penumpangnya, namun sejumlah maskapai di beberapa negara tetap menghentikan operasi 737 MAX.

Menyusul China, Indonesia, dan Singapura, negara-negara di Eropa dan sebagian Asia berkeputusan "mengandangkan" Boeing 737.

Badan Keselamatan Penerbangan (EASA) Uni Eropa menyatakan pada Selasa, 2 Maret 2019 bahwa pihaknya menangguhkan seluruh penerbangan Boeing 737, 738, dan 739 di kawasannya. Penangguhan yang dimaksud mulai berlaku pada pukul 19.00 waktu setempat atau 02.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), Rabu dini hari.

Pembekuan yang dimaksud berlaku bagi seluruh penerbangan yang menuju atau ke luar Uni Eropa, meskipun dioperasikan oleh penerbangan komersial dengan operator pihak ketiga.

Negara Anggota Uni Eropa Keluarkan Kebijakan Sejalan

Sejalan dengan langkah otoritas penerbangan Uni Eropa, negara-negara anggotanya seperti Prancis, Jerman, dan Irlandia juga memberikan pengumuman yang serupa. Otoritas Penerbangan Publik Prancis (DGAC) mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya telah melarang Boeing 737 MAX beroperasi di wilayahnya.

"Terkait dengan insiden di Ethiopia, otoritas Prancis berkeputusan, sebagai langkah preventif, untuk melarang seluruh penerbangan komersil yang menggunakan Boeing 737 MAX, meliputi penerbangan masuk, keluar, atau melalui teritori Prancis," kata DGAC.

Tak ingin kalah dari sahabatnya, Jerman juga menghentikan operasi Boeing 737 MAX 8 dengan konsen "keamanan". Hal itu disampaikan oleh pihak Kementerian Transportasi pada hari Selasa.

"Keamanan adalah hal utama. Saya telah memerintahkan pelarangan Boeing 737 MAX di wilayah udara Jerman, akan berlaku hingga seluruh kekhawatiran telah menemui titik terang," kata Andreas Scheuer kepada media televisi lokal.

Seolah ingin menegaskan berlakunya keputusan otoritas penerbangan Uni Eropa di wilayahnya, Irlandia menyatakan secara eksplisit pada Selasa bahwa akan menangguhkan operasi seluruh tipe Boeing 737 MAX dari dan menuju wilayah udaranya.

"Keputusan ini diambil untuk memastikan keselamatan dari penumpang dan kru penerbangan, di mana menjadi prioritas utama otoritas Aviasi Irlandia (IAA)," kata pihak IAA dalam sebuah pernyataan.

Langkah serupa juga diambil pihak maskapai Norwegian Air.

"Norwegian (Air) tidak akan mengoperasikan penerbangan apapun dengan jenis pesawat ini (Boeing 737 MAX) hingga pengumuman selanjutnya," kata pihak perusahaan.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Uni Emirat Arab dan Beberapa Negara Asia Berkeputusan Sama

Pesawat Ethiopian Airlines
Pemeriksaan terhadap awak Pesawat B 7777 F kargo Ethiopian Airlines yang dipaksa mendarat masih terus berlanjut. (Liputan6.com/ M Syukur)

Keputusan untuk "mengandangkan" Boeing 737 MAX tidak hanya diambil oleh negara-negara di Eropa. Sejumlah negara di Asia juga berkeputusan sama, menyusul langkah Cina, Singapura, dan Indonesia beberapa hari lalu.

Beberapa negara di kawasan Timur Tengah (Asia Barat dan Afrika Utara) yang memiliki maskapai dengan pesawat Boeing 737 MAX turun tangan menangguhkan penerbangan.

Uni Emirat Arab, baru saja membuat pengumuman yang bersubstansi akan mendukung investigasi yang tengah berlangsung terhadap Boeing 737 MAX 8 dan 9. Dukungan yang dimaksud, salah satunya termanifestasi dengan melarang beroperasinya jenis pesawat terkait.

FlyDubai, sebagai maskapai yang berkepemilikan 737 MAX di Uni Emirat Arab tunduk terhadap larangan itu. Pihaknya akan melakukan penjadwalan ulang dalam rangka meminimalisasi disrupsi terhadap penumpang.

Oman juga menyatakan pada Selasa bahwa otoritas penerbangan sipilnya akan membekukan penerbangan 737 MAX dari yurisdiksi udaranya hingga waktu yang belum ditentukan. Termasuk yang terdampak dari kebijakan itu adalah maskapai Oman Air.

"Kami dalam proses pembuatan jadwal pengganti, dan akan memberitahukan berbagai pihak terkait pembatalan penerbangan," kata pihak maskapai Oman Air.

Tak hanya kawasan Timur Tengah, Negeri Ginseng di kawasan Asia Timur menyatakan pada Selasa bahwa Kementerian Transportasinya telah menyarankan maskapai Easter Jet untuk menghentikan beroperasi dua pesawat terbangnya. EasterJet adalah satu-satunya maskapai di Korea Selatan yang menggunakan Boeing tipe MAX 8.

Maskapai penerbangan berbiaya rendah tersebut menyetujui saran dari pemerintah, dan operasi kedua pesawat MAX 8 dihentikan pada Rabu pagi.

Senada dengan otoritas negara lainnya, Kementerian Penerbangan Publik India mengumumkan pada Selasa, akan menghentikan beroperasinya pesawat Boeing 737 MAX secepatnya.

Kebijakan tersebut akan diberlakukan hingga modifikasi dan langkah-langkah keselamatan dijalankan oleh pihak perusahaan, memastikan bahwa pesawat dapat terbang dengan aman.

Selain negara dan maskapai yang telah disebutkan di atas, terdapat pula beberapa maskapai yang turut menghentikan operasi 737 MAX. Di antara maskapai yang dimaksud adalah Comair di Afrika Selatan, Fol Linhas Aereas di Brazil, Aeromexico, Aerolineas Argentinas, serta Cayman Airways di Pulau Cayman milik Inggris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya