Liputan6.com, Bena Leka - Kereta barang yang juga mengangkut penumpang tergelincir di Bena Leka, Republik Demokratik Kongo pada Minggu, 17 Maret 2019 waktu setempat. Sebanyak 24 orang tewas dalam insiden itu, sebagian besar adalah anak-anak.
Selain korban meninggal, 31 penumpang juga dilaporkan mengalami luka-luka.
"Kami telah mengevakuasi 24 jasad, sebagian besar anak-anak. Ini adalah jumlah sementara karena gerbong masih terbalik," kata seorang pejabat keamanan perkeretaapian di Bena Leka, Kongo kepada AFP, mengutip Al Jazeera, Selasa (19/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sumber yang sama mengatakan bahwa korban berstatus "penumpang gelap" karena kereta merupakan pengangkut barang.
"Sebagian besar korban adalah penumpang gelap karena itu adalah kereta barang. Kami telah menangguhkan pencarian karena hari sudah malam di lokasi kejadian," lanjut polisi Kongo tersebut.
"Beberapa gerbong jatuh ke air di jembatan yang berada di Sungai Luembe dan lima gerbong lain masih terbalik," pungkasnya.
Simak pula video pilihan berikut:
Pihak Rumah Sakit Kewalahan
Korban luka-luka akibat insiden tergelincirnya pesawat telah dibawa ke rumah sakit dekat perkampungan di daerah Kakenge.
"Kami kewalahan dengan jumlah korban luka. Kami tengah bekerja dengan sangat mendesak. Kami telah menangani 31 orang luka," kata kepala rumah sakit, Dr. Jean Claude Tshimanga.
Insiden tergelincirnya kereta telah dikonfirmasi oleh perusahaan kereta nasional. Kejadian itu adalah ketiga kalinya dalam kurun waktu satu bulan terakhir di daerah pusat Kongo.
Dalam insiden yang terjadi satu bulan sebelumnya, lima orang dinyatakan meninggal dalam insiden yang mirip, namun kereta publik pengangkut penumpang kala itu. Tragedi nahas itu terjadi di stasiun di daerah Kalenda.
Insiden kereta api memang sering terjadi di Kongo, disebabkan oleh rentannya jalur serta lokomotiv yang sudah tua, yakni sejak 1960an.
Advertisement