Liputan6.com, Wellington - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pada hari Senin, bahwa dia akan melakukan perjalanan ke China pada akhir pekan ini. Lawatan itu untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
Rencana pertemuan itu berlangsung di tengah kekhawatiran tentang hubungan tegang antara kedua negara, terutama yang berkaitan dengan tudingan mata-mata pada operasional beberapa perusahaan teknologi China.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Channel News Asia pada Senin (25/3/2019), PM Ardern pertama kali mengumumkan rencana berkunjung ke China pada tahun lalu, tetapi tidak ada tanggal pasti yang diumumkan.
Di bawah pemerintahan Ardern, Selandia Baru secara terbuka mengatakan kekhawatiran terhadap pengaruh China yang semakin besar di Pasifik Selatan, dan menolak tawaran raksasa teknologi Huawei, dalam mendukung upaya lokal pertama untuk membangun jaringan seluler 5G.
Para pemimpin oposisi menyalahkan pemerintahan Ardern atas dugaan memburuknya hubungan dengan China, dan mengatakan bahwa itu adalah konflik diplomasi terburuk yang pernah ada.
Ardern mengakui ada kerumitan dalam hubungan dengan China, tetapi dia menepis kekhawatiran tentang keretakan dengan mitra dagang terbesar Selandia Baru itu.
Kunjungan ke China itu akan dipangkas hanya menjadi satu hari, menyusul masih berlakunya momen berkabung atas serangan teror penembakan massa di Christchurch, yang menewaskan 50 orang.
Simak video pilihan berikut:
Sempat Bersitegang Satu Sama Lain
Pembicaraan Ardern dengan pemerintah China akan mencakup diskusi seputar peningkatan perjanjian perdagangan bebas antara kedua negara, serta beberapa masalah strategis lainnya.
Ketegangan terakhir antara kedua negara terjadi pada bulan lalu, ketika China menunda kampanye pariwisata besar di Selandia Baru, beberapa hari sebelum peluncurannya.
Tidak ada alasan resmi mengenai hal itu, sehingga memicu meningkatnya kekhawatiran akan ketegangan yang meluas di antara kedua negara.
Tahun lalu, Selandia Baru mengeluarkan pernyataan kebijakan pertahanan yang menyebut semakin kuatnya pengaruh China di Pasifik Selatan, dapat merusak stabilitas regional.
Pemerintahan Ardern juga menyinggung tentang ketegangan di Laut China Selatan, yang disebutnya karena invasi pengaruh Beijing di sana.
Pendapat itu seketika mendapat keluhan dari China, yang menyebutnya konyol
Advertisement