Berhasil Tembak Jatuh Satelit, PM India: Ini Prestasi Luar Biasa

India berhasil menembak jatuh satelit dengan menggunakan rudal buatan dalam negeri,

oleh Siti Khotimah diperbarui 28 Mar 2019, 11:21 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 11:21 WIB
Serangkaian Senjata Nuklir Terbaru Rusia Diuji Coba
Peluncuran rudal jelajah antarbenua bertenaga nuklir Rusia terbaru saat uji coba. Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa persenjataan mereka tidak dapat dicegat oleh musuh. (RU-RTR Russian Television via AP)

Liputan6.com, New Delhi - Perdana Menteri India Narendra Modi dengan bangga mengumumkan pada Rabu, 27 Maret 2019 bahwa India telah sukses menembak jatuh sebuah satelit di angkasa luar, menggunakan sebuah rudal buatan dalam negeri.

Keberhasilan itu menempatkan India sebagai negara keempat setelah Amerika Serikat, Rusia dan China; yang menggunakan senjata penyerang satelit.

Rudal anti-satelit India tersebut ditembakkan dari fasilitas pengujian di Odisha, India timur.

"Ilmuwan kami menembakkan satelit langsung sejauh 300 km di ruang angkasa, di orbit rendah bumi," kata Modi, Rabu, dalam pidato nasional pertelevisian pertamanya sejak akhir 2016, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (27/3/2019).

"India telah membuat prestasi yang luar biasa hari ini," katanya, berbicara dalam bahasa Hindi. "India mendaftarkan namanya sebagai kekuatan angkasa luar," lanjutnya.

Senjata anti-satelit tersebut bermanfaat bagi keamanan nasional, memungkinkan serangan terhadap satelit musuh. Bahkan senjata itu dapat membutakan atau mengganggu komunikasi, serta menyediakan basis teknologi untuk mencegat rudal balistik.

Selain untuk keamanan, tes terbaru itu bertujuan melindungi aset India di ruang angkasa dari serangan asing. Sebagaimana diketahui bahwa India telah memiliki aset besar program luar angkasa selama bertahun-tahun, dengan biaya yang tidak kecil. Bahkan New Delhi juga telah berhasil mengirim penyelidikan berbiaya rendah ke Mars pada tahun 2014 dan merencanakan misi luar angkasa berawak untuk tahun 2022.

"Kemampuan yang dicapai melalui uji coba rudal anti-satelit memberikan pencegahan yang dapat diandalkan terhadap ancaman terhadap aset berbasis ruang angkasa kami yang tumbuh dari rudal jarak jauh, dan proliferasi dalam jenis dan jumlah rudal," kata kementerian luar negeri dalam pernyataannya.

Brahma Chellaney, seorang pakar keamanan di Pusat Riset Kebijakan New Delhi, mengatakan Amerika Serikat, Rusia, dan China sedang mengejar senjata anti-satelit (ASAT).

"Ruang (angkasa) sedang berubah menjadi medan pertempuran, membuat kemampuan ruang angkasa sangat kritis. Dalam hal ini, keberhasilan India dalam 'membunuh' dengan menggunakan senjata ASAT sangat penting," kata Chellaney.

Seorang staf senior di Institut untuk Studi dan Analisis Pertahanan yang didanai pemerintah di New Delhi, Ajay Lele, mendorong India untuk terus mengembangkan kemampuan anti-satelitnya melalui uji China.

Hal itu mengingat, Tiongkok telah berhasil menghancurkan satelit pada 2007, menciptakan awan puing orbital terbesar dalam sejarah, dengan lebih dari 3.000 objek, sebagaimana disebutkan oleh Secure World Foundation.

 

Simak pula video pilihan berikut:

 

Rusia Klaim Pertahanan AS Bisa Jadi Debu Karena Rudalnya
Rusia Klaim Pertahanan AS Bisa Jadi Debu Karena Rudalnya

Ada Kepentingan Politik?

Hadiri G20, Sejumlah Pemimpin Negara Mulai Tiba di Argentina
PM India Narendra Modi tiba di Bandara Internasional Ministro Pistarini, Buenos Aires, Argentina, Rabu (28/11). Narendra tiba di Argentina untuk menghadiri KTT G20. (AP Photo/Martin Mejia)

Pengumuman keberhasilan misi angkasa luar India ini diumumkan di tengah panasnya kontestasi politik di Negeri Bollywood. Sejumlah partai oposisi pemerintah melihat hal ini secara skeptis.

Baru-baru ini, mereka melancarkan protes terhadap tindakan sang petahana. Mereka mengajukan keluhan kepada Komisi Pemilihan Umum, menganggap Modi berusaha meraup keuntungan politik dari program ruang angkasa.

Perlu diketahui bahwa sebelum memberikan pengumuman, Modi telah terlebih dauhulu menyerukan kepada pengikutnya di Twitter untuk menyaksikan "pengumuman penting".

Belum terdapat tanggapan dari komisi pemilihan maupun tim kampanye Modi atas keluhan tersebut.

Terlepas dari protes oposisi, pemimpin Partai Kongres, Rahul Gandhi, tetap memberikan selamat kepada para ilmuwan bidang pertahanan untuk program rudal anti-satelit yang berhasil tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya