Konsumsi Ganja Sintetis, Pria India Nekat Bakar Diri di Dekat Gedung Putih

Polisi mengatakan, seorang pria India membakar diri di taman dekat Gedung Putih usai mengonsumsi bahan yang menimbulkan halusinasi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 31 Mei 2019, 15:52 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2019, 15:52 WIB
White House atau Gedung Putih
White House atau Gedung Putih. (AP)

Liputan6.com, Washington, D.C - Seorang pria tak dikenal membakar diri pada Rabu 29 Mei 2019 sore, di depan para pengunjung di taman Ellipse di pusat kota Washington, D.C., tak jauh dari Gedung Putih. Pihak berwenang mengidentifikasi pelaku sebagai Arnav Gupta dari Bethesda, di Maryland.

Menurut laporan CNBC yang dikutip Jumat (31/5/2019), ia meninggal karena lukanya pada Rabu malam setelah diangkut ke rumah sakit setempat. Demikian menurut informasi polisi taman AS.

Ellipse adalah area taman seluas 52 acre yang terletak di selatan Gedung Putih dan utara National Mall, di jantung kota Washington. Api berkobar di utara Monumen Washington.

Juru bicara Secret Service, Jeffrey Adams, mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Rabu bahwa unit Uniformed Division Officers merespons dalam beberapa detik setelah pria itu membakar dirinya sendiri. Petugas kemudian mulai memberikan bantuan pertama kepada pria itu.

"Pria itu diangkut ke rumah sakit setempat," tambah Adams.

Seorang juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Washington mengatakan kepada CNBC bahwa, "Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami telah membawa satu pasien dengan luka bakar dari Ellipse dan kami sekarang berada di lokasi membantu penegakan hukum," merujuk pada petugas Polisi dan petugas Dinas Rahasia AS.

Beberapa outlet melaporkan bahwa cedera pria itu mengancam jiwa.

Alina Berzins, 17 tahun, lulusan sekolah menengah dari Lorton, Virginia, mengatakan kepada CNBC bahwa dia mengunjungi National Mall bersama dua sepupunya dari Bolivia ketika "kami melihat pria ini" di Ellipse dan "dia mulai berlari kemudian melihatnya diselimuti api."

"Dia mulai berjalan dan polisi mulai datang ke daerah itu dan dia pingsan," kata Berzins. "Api kemudian dipadamkan," katanya lagi.

Berzins mengatakan bahwa dia dan orang-orang yang lewat di daerah itu tertegun melihat aksi pria itu.

"Semua orang kaget," kata Berzins. "Saya pun terkejut."

Ayah Berzins memposting di Twitter sebuah video yang diambil putrinya dari insiden itu.

Dia mengatakan bahwa beberapa lusin petugas penegak hukum berdatangan ke tempat kejadian, sementara helikopter terbang di atasnya dan beberapa kendaraan Pemadam Kebakaran bersiaga di dekatnya.

Juru bicara Gedung Putih sejauh ini belum mengomentari insiden tersebut. Motif pria itu untuk membakar dirinya sendiri masih belum jelas.

Diduga Halusinasi Akibat Konsumsi Ganja

Suasana Gedung Putih Usai Insiden Pria Bunuh Diri
Petugas bersenjata berjaga di seberang Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Sabtu (3/3). Aksi bunuh diri seorang pria di depan Gedung Putih terjadi saat Presiden Donald Trump tidak berada di tempat tersebut. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

TheSun.co.uk melaporkan, pria yang meninggal setelah membakar diri dan berjalan melintasi halaman di luar Gedung Putih mengonsumsi obat-obatan halusinogen.

Sumber kepolisian mengatakan telah mengkonfirmasi bahwa Arnav Gupta, 33, menggunakan obat K2 yang telah dicampur dengan PCP, juga dikenal sebagai Angel Dust.

Motifnya masih belum jelas, tetapi TMZ hari ini melaporkan bahwa sumber polisi yang tidak disebutkan namanya mengatakan dia berhalusinasi akibat K2 - suatu bentuk ganja sintetis yang dikenal sebagai Spice - bersama dengan PCP.

Gupta dilaporkan hilang oleh keluarganya sehari sebelum kejadian membakar diri di Ellipse Park dekat Gedung Putih. Dia dilaporkan hilang setelah meninggalkan rumah pada pukul 09.20 pagi.

Pada pukul 12.20 layanan darurat menemukan obor manusia, yang dilaporkan menderita 85 persen luka bakar di tubuhnya, di sebuah daerah di Washington DC yang dikenal sebagai The Ellipse atau President's Park.

Gambar-gambar mengerikan dari tempat kejadian menunjukkan dia disemprot dengan alat pemadam kebakaran saat berbaring di halaman kurang dari satu mil dari Gedung Putih.

Pria itu dilarikan ke rumah sakit terdekat saat berjuang melawan cedera "yang mengancam jiwa" setelah menderita 85 persen luka bakar di tubuhnya dan meninggal pada malam hari, menurut Polisi Taman AS.

Para pejabat Secret Service mengatakan agen "merespons dalam beberapa detik" atas insiden itu.

Investigasi telah diserahkan ke Departemen Kepolisian Metropolitan.

Presiden AS Donald Trump bekerja di Kantor Oval di Gedung Putih selama insiden itu, para pejabat mengkonfirmasi.

Polisi menemukan paket pembakaran mencurigakan di dekat pria itu, lapor TMZ.

Seorang juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Washington mengatakan kepada CNBC: "Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami telah memindahkan satu pasien dengan luka bakar dari Ellipse dan kami sekarang hadir untuk membantu penegakan hukum."

Insiden itu terjadi segera setelah Penasihat Khusus Robert Mueller membuat pernyataan publik bersikeras bahwa itu "bukan pilihan" bagi kantornya untuk menuntut Trump selama penyelidikannya terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan 2016.

Ini bukan pertama kalinya tahun ini seseorang membakar diri mereka di jantung demokrasi Amerika.

Pada tanggal 12 April, seorang pria dengan skuter bergaya kursi roda mencoba membakar dirinya di dekat pagar yang sama.

 

Apa Itu K2 / Spice?

Penampakan ganja palsu atau kanabinoid sintetis (AP Photos)
Penampakan ganja palsu atau kanabinoid sintetis (AP Photos)

Gupta dinyatakan positif mengonsumsi K2 atau Spice.

Zat itu dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi manusia oleh orang yang menciptakannya. Ahli kimia organik John Huffmann secara tidak sengaja menciptakannya pada tahun 2006, ketika mencari cara baru untuk mengembangkan obat anti-inflamasi.

Dua tahun kemudian zat itu mulai muncul ke permukaan di situs web, biasanya diiklankan sebagai bentuk dupa atau penyubur tanaman. Obat ini dideskripsikan mirip dengan ganja tetapi yang lain mengatakan efeknya lebih seperti halusinogenik yang kuat seperti yang dihasilkan dari konsumsi LSD (Lysergic acid diethylamide).

Suatu bentuk kristal yang bahkan lebih berbahaya efeknya muncul pada tahun 2017, diyakini sekitar 20 kali lebih kuat daripada pendahulunya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya