WHO: Perang Terhadap Polusi Udara Bisa Perpanjang Umur Manusia

WHO menganggap polusi udara sebagai risiko kesehatan lingkungan terbesar di dunia, sudah menewaskan sekitar tujuh juta orang setiap tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2019, 09:03 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2019, 09:03 WIB
Ilustrasi polusi udara di kota Beijing (AP/NG Han Guan)
Ilustrasi polusi udara di kota Beijing (AP/NG Han Guan)

Liputan6.com, New York - Ratusan aktivis yang memperingati Hari Lingkungan Sedunia mengimbau untuk mengatasi polusi udara, yang menurut para peneliti membunuh jutaan orang setiap tahun dan memiskinkan masyarakat yang berupaya mengurangi dampak buruknya.

"We are walking on" adalah lagu Hari Lingkungan Sedunia yang diilhami oleh kenangan masa kecil mengenai sebuah kota di Jepang yang memerangi polusi udara, dan menang.

Dikutip dari VOA Indonesia pada Kamis (6/6/2019), para penghibur muda begitu antusias mengungkapkan kecintaan mereka terhadap lingkungan.

Melalui kesenian mereka berharap untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya yang mengancam planet ini dan mempromosikan tindakan untuk melestarikan keindahan alamnya.

WHO menganggap polusi udara sebagai risiko kesehatan lingkungan terbesar di dunia, menewaskan sekitar tujuh juta orang setiap tahun.

Jutaan orang lebih menderita masalah kesehatan jangka panjang, seperti asma, stroke, kanker paru-paru, dan penyakit jantung.

Biaya Ekonomi akibat Polusi Udara Lebih dari 5 Triliun Dolar per Tahun

Bank Dunia memperkirakan biaya ekonomi global akibat menghirup udara kotor dari polusi udara, lebih dari US$ 5 triliun setiap tahun.

Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa, Olga Algayerova menyebut biaya yang ditanggung manusia dan ekonomi akibat polusi udara mengejutkan.

Namun, ia mengatakan kantornya telah membuktikan tindakan efektif bisa diambil untuk memerangi ancaman ini.

Konvensi UNECE

Ilustrasi polusi udara
Ilustrasi polusi udara (iStock)

Pada 1979, Algayerova mencatat 51 negara di Eropa dan Amerika Utara menandatangani Konvensi UNECE tentang Polusi Udara Lintas Batas Jangka Panjang, yang dikenal sebagai Konvensi Udara.

"Misalnya, emisi dari zat-zat berbahaya termasuk partikel dan sulfur telah dipangkas 30 hingga 80 persen sejak tahun 1990 di Eropa dan 30 hingga 40 persen di Amerika Utara. Warga Eropa hidup 12 bulan lebih lama karena Konvensi Udara kita," ujar Algayerova.

Tambahan satu tahun harapan hidup itu yang diperoleh dengan mengurangi polusi udara, katanya mencegah 600.000 kematian prematur setiap tahun di wilayah Eropa.

Algayerova mengatakan Konvensi Udara adalah satu-satunya solusi kebijakan regional untuk hal semacam ini.

Ia mengatakan berkat keberhasilannya wilayah-wilayah lain meminta saran UNECE mengenai cara-cara untuk bertindak guna mengurangi polusi udara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya