Prancis dan Teheran Ingin Selamatkan Kesepakatan Nuklir Iran

Prancis dan Teheran sepakat akan berdialog guna menyelamatkan kesepakatan multilateral tentang pembatasan nuklir Iran.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Jul 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi nuklir Iran
Ilustrasi nuklir Iran (AFP)

Liputan6.com, Paris - Prancis dan Teheran telah sepakat untuk mempertimbangkan melanjutkan pembicaraan guna menyelamatkan kesepakatan multilateral tentang pembatasan nuklir Iran (JCPOA 2015) yang goyah. Langkah itu sehubungan dengan keputusan Amerika Serikat untuk keluar dari pakta itu tahun lalu.

Presiden Prancis Emmanuel Macron setuju dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk melihat kondisi guna melanjutkan pembicaraan, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (7/7/2019).

Selama panggilan telepon dengan Rouhani, Macron menyatakan "keprihatinannya yang kuat" tentang konsekuensi hancurnya perjanjian yang disepakati pada empat tahun lalu.

Sementara Rouhani meminta negara-negara Eropa untuk bertindak mendesak untuk menyelamatkan kesepakatan yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action 2015, yang diteken Negara P5 Dewan Keamanan PBB, Uni Eropa, Jerman, dan Iran.

Menurut keterangan yang dirilis Elysee (Istana Kepresidenan Prancis), kedua pemimpin telah sepakat "untuk mengeksplorasi hingga 15 Juli mengenai kondisi untuk dimulainya kembali dialog antara semua pihak" - melampaui batas waktu hari Minggu yang diumumkan oleh Iran.

Rouhani sebelumnya telah memberikan kesempatan pada lima negara JCPOA: Inggris, Perancis, Jerman, China dan Rusia, sampai hari Minggu untuk memenuhi komitmen mereka untuk melindungi Iran dari efek sanksi.

Pernyataan Prancis juga mengatakan bahwa Macron akan melanjutkan konsultasi dengan pihak Iran dan mitra internasional untuk mengurangi ketegangan --terutama eskalasi antara AS dan Iran di Timur Tengah menyusul penarikan diri AS dari JCPOA.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Hendak Membujuk AS ke Meja Perundingan

Bendera Iran (Atta Kenare / AFP PHOTO)
Bendera Iran (Atta Kenare / AFP PHOTO)

Joint Comprehensive Plan of Action 2015 dalam bahaya sejak AS mengundurkan diri tahun lalu dengan menuduh Iran telah melanggar klausul pakta. AS otomatis menerapkan kembali sanksi kepada Iran.

Tindakan itu menuai kemarahan dari Teheran. Mereka membantah pernah melanggar JCPOA dan menyebut AS sengaja mengambil langkah unilateral demi menghancurkan JCPOA.

Sebagai respons lanjutan, Iran telah menimbun lebih banyak uranium yang diperkaya (enriched uranium) melewati batas yang ditentukan JCPOA.

Iran diperkirakan akan mengumumkan pada pekan ini bahwa mereka akan melanggar batas lain dengan membawa proses pengayaan uranium ke tingkat yang lebih tinggi.

Langkah Prancis mengajak Iran ke meja negosiasi mungkin diperkirakan sebagai cara untuk mencegah Teheran melanjutkan pengayaan uranium, sekaligus mengirim sinyal kepada AS mengenai potensi perundingan ulang soal JCPOA.

Namun, hal itu diperkirakan akan sulit.

"Orang-orang Eropa berjuang untuk berbuat banyak untuk meringankan tekanan terhadap Iran dari sanksi AS dan nasib kesepakatan nuklir itu sendiri sekarang lebih berbahaya daripada sebelumnya," kata analis diplomatik Eropa sekaligus koresponden BBC, Jonathan Marcus.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya