Liputan6.com, Severodvinsk - Dua orang tewas dan tingkat radiasi dilaporkan melonjak setelah mesin roket meledak selama uji coba di Rusia utara.
Insiden itu mendorong pemerintah Rusia untuk menutup sebagian Laut Putih dari pelayaran kapal-kapal sipil selama sebulan ke depan, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (9/8/2019).
Laporan melonjaknya tingkat radiasi di kota terdekatm Severodvinsk muncul tiba-tiba setelah terjadinya sebuah ledakan.
Advertisement
Baca Juga
Menurut pejabat setempat, lonjakan tingkat radiasi berlangsung kurang dari satu jam di kota itu.
Namun, klaim tersebut bertentangan dengan pernyataan resmi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, yang menyebut semua tingkat radiasi di Severodvinsk tetap stabil.
Kemhan Rusia juga menjelaskan bahwa ledakan itu terjadi di beberapa pengujian militer di wilayah Arkhangelsk, di mana para spesialis bekerja pada mesin jet bahan bakar cair.
Mereka yang terluka termasuk spesialis militer dan insinyur sipil untuk pengembang mesin roket.
Beberapa laporan dari media yang dikelola pemerintah memperkirakan kobaran api terjadi di atas kapal, sementara akun militer menyiratkan bahwa kebakaran itu terjadi di darat.
Rusia Pertahankan Selubung Kerahasiaan
Rusia mempertahankan selubung kerahasiaan di sekitar instalasi militernya di Severodvinsk di wilayah Arkhangelsk di utara, yang dikenal sebagai lokasi galangan kapal selam nuklir negara itu berada.
Wakil kepala pelabuhan Arkhangelsk mengatakan kepada kantor berita Interfax, bahwa Rusia telah menutup perairan di dekat lokasi ledakan itu dari pelayaran kapal-kapal sipil selama sebulan ke depan.
Penutupan itu dapat mengindikasikan bahwa ada kekhawatiran kontaminasi, atau bahwa militer Rusia mungkin melakukan misi terselubung lainnya akibat dari insiden tersebut.
Tidak ada laporan ataupun pernyataan resmi dari Kemhan Rusia atas desas-desus tersebut.
Advertisement
Kemhan Rusia Terus Membantah
Kantor berita Associated Press mengutip para pejabat darurat, yang mengatakan bahwa penduduk Severodvinsk tidak pernah berada dalam bahaya, meskipun memperingatkan semua pekerja untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Laporan awal menunjukkan ada peningkatan tingkat radiasi di dekat kota Nyonoksa, di mana ada situs untuk menguji rudal balistik yang dibawa oleh kapal selam bertenaga nuklir Rusia.
Kemhan Rusia membantah laporan tentang kenaikan level radiasi, mengatakan tingkatannya normal dan "tidak ada buangan berbahaya ke atmosfer".
Sebuah sumber mengatakan kepada surat kabar Vedomosti, bahwa kecelakaan itu terjadi selama pengujian sebuah mesin yang digunakan oleh rudal yang diluncurkan di perairan Arktik, yang saat ini digunakan oleh angkatan laut Rusia.
Namun, laporan itu tidak menjelaskan tentang lonjakan radiasi, meskipun bahan bakar cair untuk roket juga bisa sangat beracun.