Liputan6.com, Bishkek - Mantan Presiden Kirgizstan Almazbek Atambayev didakwa kasus pembunuhan dan merencanakan kudeta pemerintah. Dia juga dituduh mengorganisir kerusuhan massal dan penyanderaan.
Menurut laporan BBC, Rabu (13/8/2019), Atambayev ditangkap pekan lalu dalam sebuah serangan polisi dramatis di rumahnya yang menewaskan seorang petugas.
Negara Asia Tengah telah menyaksikan dua revolusi dalam waktu kurang dari dua dekade dan terperangkap dalam konflik yang meningkat antara mantan presiden dan penggantinya Sooronbai Jeenbekov.
Advertisement
Pada hari Selasa, jaksa penuntut umum mengatakan Atambayev telah dituduh "membawa senjata secara tidak sah", "membunuh seorang perwira pasukan khusus", "menyandera" dan "mengorganisir kerusuhan massal".
Kepala Dinas Keamanan Nasional, Orozbek Opumbayev, mengatakan mantan pemimpin itu memiliki "niat untuk mengatur kudeta negara".
Penahanan dramatis Atambayev setelah dua penggerebekan di kompleks tempatnya tinggal pada tanggal 7 dan 8 Agustus, mengakibatkan seorang petugas tewas. Enam petugas disandera oleh pendukungnya sebelum akhirnya menyerah.
Sekitar 80 orang terluka dan 53 lainnya dirawat di rumah sakit akibat operasi penangkapan mentan pemimpin Kirgizstan itu.
Kasus Korupsi
Atambayev menjabat sebagai presiden bekas republik Soviet antara 2011 dan 2017. Presiden saat ini, Sooronbai Jeenbekov, awalnya merupakan anak didik Atambayev tetapi keduanya kini berselisih.
Hubungan mereka memburuk setelah transfer kekuasaan, dan pengamat mengatakan Jeyenbekov menyingkirkan loyalis Atambayev dari posisi kekuasaan tahun lalu.
Parlemen juga mencabut kekebalan hukum Atambayev pada bulan Juni sehingga membuatnya bisa diadili, sebagai saksi dalam kasus yang melibatkan pembebasan secara tidak sah bos kejahatan Chechnya pada tahun 2013. Ia juga mengabaikan tiga panggilan pengadilan dari Kementerian Dalam Negeri.
Namun dia juga dituduh melakukan korupsi - yang semuanya dia bantah. Selain itu mengabaikan perintah menyerah kepada polisi untuk diinterogasi, menganggapnya sebagai ilegal.
Kirgizstan adalah republik Asia Tengah yang merdeka dengan jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Luas wilayah itu sekitar dua pertiga ukuran Inggris, tetapi memiliki populasi hanya enam juta - kebanyakan dari mereka adalah Muslim berbahasa Turki.
Negara ini relatif miskin, dengan PDB per kapita setara dengan Kamerun atau Kenya. Ketidakpuasan terhadap pemerintah mengakibatkan kurangnya stabilitas politik sejak kemerdekaan - dua presiden pertama pasca-Soviet digulingkan setelah gelombang protes massa.
Advertisement
Sempat Minta Bantuan Vladimir Putin?
Pada bulan Juli 2019, Almazbek Atambayev bertemu di Moskow dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, setelah pertemuan itu, Putin berbicara tentang perlunya stabilitas politik di Kirgizstan dan bahwa "semua orang harus bersatu di bawah kepemimpinan presiden yang menjabat."
Meskipun Kirgizstan memiliki hubungan dekat dengan Rusia, selama 13 tahun ia menjadi tuan rumah fasilitas militer AS di Bandara Internasional Manas, dekat Bishkek, yang digunakan untuk memasok pasukan Amerika di Afghanistan. AS menyerahkan pangkalan itu kepada militer Kirgizstan pada Juni 2014.