Liputan6.com, Kuala Lumpur - Semua sekolah di Kuala Lumpur, dan lebih dari 850 sekolah di negara bagian Malaysia lainnya, terpaksa ditutup pada hari Rabu (18/09/2019). Langkah penutupan tersebut dilakukan karena kualitas udara kian memburuk di beberapa wilayah Negeri Jiran akibat kabut asap.
Seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (18/9/2019), arahan penutupan sekolah di Kuala Lumpur berasal dari Kementerian Pendidikan karena kualitas udara mencapai tingkat "sangat tidak sehat".
Baca Juga
Di ibu kota administratif Putrajaya, yang terletak 35 km selatan Kuala Lumpur, semua sekolahyang berjumlah 25 juga diperintahkan untuk ditutup, setelah mencatat pembacaan lebih dari 200 pada Indeks Pencemar Udara Malaysia (API) di pagi hari.
Advertisement
Pembacaan API antara 0 dan 50 dikategorikan baik; 51 hingga 100 (sedang); 101 hingga 200 (tidak sehat); 201 hingga 300 (sangat tidak sehat); dan 300 atau lebih (berbahaya).
Ini adalah hari kedua sekolah-sekolah di Putrajaya ditutup sejak 5 September, ketika kabut asap melanda negara itu. Semua sekolah di Putrajaya ditutup pada Selasa 17 September karena pembacaan API mencapai tingkat yang tidak sehat.
Sekolah yang Terdampak
Lebih banyak sekolah diperintahkan tutup pada hari Rabu di Selangor, karena kabut asap yang memburuk.
Sebanyak 99 sekolah di Petaling Perdana, Kuala Selangor, Gombak dan Petaling Utama diinstruksikan untuk ditutup, sehingga jumlah sekolah yang terdampak di Selangor menjadi 214.
Langkah itu dilakukan setelah pembacaan API di Selangor melebihi 200.
"Penutupan sementara 99 sekolah, di atas 115 sekolah, dibuat berdasarkan pembacaan API di stasiun Shah Alam," kata kementerian pendidikan dalam sebuah pernyataan.
"Ini membuat jumlah siswa yang terpengaruh menjadi 231.921."
Menurut situs web Departemen Lingkungan, pada siang hari Rabu, pembacaan API 219 dicatat di Shah Alam; 206 di Petaling Jaya; Klang (198) dan Banting (179).
Di tempat lain di Perak, 265 sekolah lainnya di Manjung, Bagan Datuk, Hilir Perak dan kabupaten Perak Tengah ditutup pada hari Rabu pagi, menjadikan jumlah sekolah yang terkena dampak di negara bagian itu menjadi 288.
Direktur Pendidikan Perak Mohd Suhaimi Mohamed Ali mengatakan, perintah penutupan sekolah dilaksanakan setelah API mencatat pembacaan 202 pukul 05.00 pagi.
"Penutupan 265 sekolah hari ini dibuat berdasarkan pembacaan API di stasiun Seri Manjung," jelas Suhaimi Mohamed Ali.
"Seri Manjung hari ini mencatat pembacaan API pada 206 pada jam 3 pagi, tetapi telah turun menjadi 197 pada jam 7 pagi."
Pada hari Selasa, 23 sekolah di Manjung dan Hilir Perak diperintahkan untuk ditutup ketika bacaan API di daerah tersebut mencapai tingkat yang tidak sehat.
Situasi kabut asap juga memaksa 337 sekolah di sembilan distrik di Sarawak tutup pada hari Rabu.
"Penutupan itu melibatkan 56 sekolah menengah dan 81 sekolah dasar di Betong, Bau, Kuching, Lubok Antu, Padawan, Samarahan, Sri Aman, Lundu dan Kanowit, Departemen Pendidikan negara dalam sebuah pernyataan. Sekitar 38.384 siswa terpengaruh oleh penutupan itu," pungkas Suhaimi Mohamed Ali.
Advertisement
Laporan Kualitas Udara di Wilayah Lain Negeri Jiran
Data yang dibagikan oleh Komite Manajemen Bencana Sarawak menunjukkan kualitas udara di sebagian besar tempat telah membaik. Sri Aman yang sebelumnya juga terdampak parah kini dilaporkan tidak lagi dalam kategori berbahaya.
Menurut kepala sekretariatnya, Ismail Mahedin, pembacaan API di Sri Aman pada siang hari Rabu berada pada angka 234, masih pada tingkat yang sangat tidak sehat, dibandingkan dengan kualitas udara berbahaya dari 354 yang tercatat pada hari Selasa.
Kualitas udara di Kuching juga meningkat dengan pembacaan API sebesar 187 pada siang hari Rabu, dibandingkan dengan 203 yang tercatat pada hari Selasa.