Bangun dari Koma 5 Hari, Bayi Pengidap Tumor Langsung Tersenyum

Seorang bayi yang menderita penyakit tumor mengalami koma selama lima hari, namun yang menarik ia langsung tersenyum begitu terbangun dan melihat ayahnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Okt 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2019, 09:00 WIB
Michael, bayi penderita tumor langka.
Michael, seorang bayi yang menderita tumor langka mengalami koma selama lima hari namun kemudian langsung tersenyum saat bangun dan melihat ayahnya. (Source: Emma Labuschagnes)

Liputan6.com, London - Bayi berusia 14 bulan bernama Michael asal Inggris bangun dari koma selama lima hari. Tak disangka, begitu ia membuka mata dan melihat ayahnya, ia langsung tersenyum.

"Ini saat dimana aku akan menghargai momn dengan seluruh hatiku," Emma Labuschagne, ibu Michael, mengatakan kepada CNN.

"Sejujurnya, itu menjadi saat paling bahagia dalam hidupku. Dia adalah mukjizat yang hidup, dan kita tidak pernah merasa bangga padanya."

Dilansir dari CNN, Senin (28/10/2019), orang tua Michael, Emma dan Stuart Labuschagne, mengatakan mereka merasa ketakutan ketika mendapati bayi mereka berhenti bernapas pada 16 Maret dini hari.

Michael menderita serangan jantung saat itu, dan tim paramedis resusitasi dengan defibrillator kemudian menyuntikkan adrenalin untuk menstabilkan detak jantungnya. Ketika mereka tiba di rumah sakit, dokter menyatakan Michael sudah dalam keadaan koma yang membuatnya harus diinduksi secara medis untuk melindungi otaknya dari kerusakan lebih lanjut.

Dia didiagnosis menderita tumor langka. Keluarga Labuschagnes, yang memiliki dua putra lain, mengetahui bahwa Michael memiliki fibroma jantung, tumor yang dapat menghalangi aliran darah ke jantung pada anak. Tumor yang dimiliki Michael sepanjang 5 sentimeter.

Ukuran tersebut luar biasa besar jika dibandingkan dengan hati mungil bayi, yang seukuran kepalan tangan mereka.

Michael memiliki fibroma jantung di dalam hatinya yang berpotensi membahayakan nyawanya. Dokter mengatakan kepada keluarga Michael bahwa kondisi tersebut sangatlah jarang sehingga tidak ada ahli bedah di Inggris yang memiliki keahlian untuk mengangkat tumornya.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berobat ke Luar Negeri

Pembedahan
Ilustrasi pembedahan di rumah sakit. (Sumber AFP)

Emma mengatakan keluarga itu diberikan dua pilihan yaitu mengantri untuk transplantasi jantung atau menemukan ahli bedah di luar negeri. Saat itulah mereka mengetahui tentang Rumah Sakit Anak Boston, sebuah fasilitas AS yang Program Tumor Jantungnya memiliki tingkat kelangsungan hidup hingga 100% selama 10 tahun terakhir.

"Kami mencari tahu rumah sakit, khususnya ahli bedah jantung, Dr. Pedro del Nido dan Dr. Tal Geva," kata Emma kepada CNN. "Mereka memiliki tingkat keberhasilan 100% dan reputasi yang luar biasa.

Dari saat ini kami tahu bahwa kami harus mencoba dan melakukan cara ini."

Emma mengatakan bahwa biaya rumah sakit untuk operasi adalah sekitar US$147.000. Ini belum termasuk biaya lainnya seperti perjalanan, kehilangan hari kerja dan biaya pemulihan.

Keluarga Labuschagnes mengatakan mereka bertekad untuk memberi Michael perawatan yang dia butuhkan, tidak peduli biayanya.

"Ketika kami menerima tanggapan dari Boston membenarkan bahwa ia akan menjadi kandidat yang baik untuk operasi, tidak masalah berapa biayanya," kata Emma. "Kami akan membayar sejumlah uang untuk menyelamatkan hidup anak kami."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya