Australia Kaji Ulang Dana Bantuan Luar Negeri, Termasuk ke RI yang Sudah Kaya

Australia akan mengkaji kembali alokasi bantuan luar negeri yang diberikan kepada berbagai negara termasuk Indonesia --penerima ketiga terbesar dana bantuan dari Negeri Kanguru.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2019, 18:00 WIB
Presiden RI Joko Widodo dan PM Australia Scott Morrison pada sela-sela KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, 4 November 2019 (sumber: Sekretariat Presiden RI)
Presiden RI Joko Widodo dan PM Australia Scott Morrison pada sela-sela KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, 4 November 2019 (sumber: Sekretariat Presiden RI)

Liputan6.com, Canberra - Pemerintah Australia akan mengkaji kembali alokasi bantuan luar negeri yang diberikan kepada berbagai negara termasuk Indonesia --penerima ketiga terbesar dana bantuan dari Negeri Kanguru.

Walau jumlahnya secara keseluruhan yaitu AUD$ 4 miliar (sekitar Rp 4 triliun) tidak dikurangi, pemerintah Australia akan mengkaji lagi negara-negara mana saja yang masih memerlukan bantuan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Alex Hawke dalam wawancara yang dimuat dalam podcast Good Will Hunters.

"Saya kira kami sudah memulai pembicaraan mengenai program bantuan asing, apa tujuannya, rencana yang sudah ada, dan kebutuhan untuk menyegarkan bantuan," kata Hawke, seperti dilansir ABC Indonesia, Selasa (19/11/2019).

Kajian mengenai bantuan asing yang sebelumnya dilakukan Australia adalah pada tahun 2013.

"Dan tentu saja keadaan sudah banyak berubah dalam enam tahun terakhir, dan pemerintah sangat sadar dengan hal tersebut." kata Hawke.

Walau Australia mengeluarkan sekitar AUD$ 4 miliar untuk bantuan asing, namun pengeluaran ini hanyalah 0,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), angka yang lebih rendah dari negara-negara maju lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indonesia dan Vietnam Sudah Lebih Kaya dari Sebelumnya

Ibu Kota Pindah
Kendaraan bermotor melintas di antara gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (15/11/2019). Gubernur DKI, Anies Baswedan, memastikan, meski ibu kota akan pindah ke Kalimantan Timur, Jakarta akan tetap menjadi pusat perekonomian Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Para pegiat bantuan asing sudah lama melakukan lobi agar pemerintah untuk melakukan kajian.

"Kenyataan yang kita lihat adalah bahwa negara seperti Indonesia dan Vietnam yang selama ini mendapat bantuan Australia, sudah lebih makmur dari sebelumnya." kata Costello sebagaimana dilansir ABC.

Namun Costello juga mengaku bahwa bantuan terhadap negeri tetangga seperti Indonesia memang patut tetap dilanjutkan.

"Program bantuan asing bukan sekedar untuk negara yang betul-betul memerlukan, namun juga sebagai langkah strategis. Indonesia adalah mitra strategis." kata Costello lagi.

Indonesia sudah menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara namun masih mendapat bantuan asing besar dari Australia.

Di tahun anggaran sekarang, Indonesia mendapatkan bantuan AUD$ 256 juta dari Australia, lebih besar dari negara Asia Tenggara lainnya, meski Indonesia sudah masuk dalam 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Kajian mengenai bantuan asing tersebut diperkirakan akan berlangsung selama beberapa bulan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya