HEADLINE: Virus Corona Bikin Wuhan Bak Kota Mati, Sudah Waktunya Evakuasi WNI?

Sepi. Tak ada transportasi. Wuhan yang metropolis berubah seperti kota mati.

oleh Raden Trimutia HattaAgustina MelaniBenedikta Miranti T.VTommy K. Rony diperbarui 28 Jan 2020, 00:02 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 00:02 WIB
Situasi Wuhan Saat Diisolasi Akibat Virus Corona
Pekerja menyemprot tempat sampah di luar Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Wuhan - Sepi. Tak ada transportasi. Wuhan yang metropolis berubah seperti kota mati. 

Kota Wuhan mendadak sunyi, usai Virus Corona jenis baru menjadi wabah dan merenggut 80 nyawa di sana. Hingga Senin 27 Januari, situasi belum membaik. Pemerintah China memutuskan untuk menutup akses dari dan ke kota itu untuk mencegah pendemik global.

Berdasarkan kesaksian mahasiswi S2 Indonesia dari Aceh, Siti Mawaddah, masyarakat di Wuhan tak dibolehkan pergi ke tempat ramai. Karena Virus Corona bisa menular lewat kontak fisik.

Toko-toko memilih tutup. Akses menuju kereta Metro di Wuhan juga mati. Bus pun sulit dicari. Kendaraan pribadi dan taksi menjadi pilihan transportasi di kota itu, sebelum akhirnya juga dilarang.

Pesta kembang api yang biasanya memeriahkan tahun baru China, tak dibolehkan pemerintah untuk digelar. Membuat Imlek di Wuhan berakhir tanpa perayaan.  

Pemerintah China menutup kota Wuhan karena menjadi pusat Virus Corona baru bernama 2019-nCoV. Hampir 100 warga negara Indonesia (WNI) ada di Wuhan,  mereka ikut merasakan dampak penutupan akses yang terjadi.

Berdasarkan catatan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Wuhan, ada 93 WNI di kota itu yang hampir seluruhnya merupakan mahasiswa. Jumlah tersebut belum termasuk warga Indonesia yang kebetulan sedang mengunjungi Wuhan ketika lockdown dimulai. Mereka semua terjebak.

Para WNI menyaksikan bagaimana kota Wuhan menjadi lebih sepi setelah virus ini mewabah. Menurut Siti, penutupan akses Kota Wuhan membuat sejumlah WNI di China kesulitan untuk memenuhi kebutuhan logistik.

"Saya melewati kota, sepanjang jalan saya melihat keadaan sepi enggak seperti biasanya kota Wuhan ramai dan penuh. Tapi ini waktu itu sudah sepi seperti kota mati," ujar Siti yang berasal dari Kota Sigli, Aceh, kepada Liputan6.com.

Infografis Wuhan Kota Mati Akibat Virus Corona. (Liputan6.com/Triyasni)

Hal serupa dirasakan sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) penerima beasiswa Mandarin Unesa (Confucius Institute). Salah satu penerima beasiswa itu adalah Nathania, yang menuturkan, kondisi Wuhan masih sepi sejak ditutup pada 23 Januari 2020 pukul 10.00.

"Sepi. Toko-toko masih banyak yang tutup ataupun buka di jam-jam tertentu," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Senin (27/1/2020).

Ia mengaku diimbau untuk menjauh dari daerah ramai dan tetap berada di asrama. Karena asrama masih dinyatakan sebagai tempat yang aman.

"Jika bukan untuk membeli persediaan makanan, kami tidak keluar asrama. Kami masih di dalam dorm sebagai tempat teraman saat ini," tutur Nathania.

Kondisi logistik yang dimilikinya saat ini masih aman. Namun, toko masih banyak yang tutup dan hanya buka pada jam tertentu. Selain itu, harga logistik juga lebih mahal dari biasanya. "Tapi kami masih bisa makan dengan aman."

Kedutaan Besar RI di Beijing memastikan akan terus melindungi keselamatan jiwa dan mencukupi kebutuhan 93 WNI yang tertahan di Wuhan.

"Kami tidak akan meninggalkan mereka. Kami terus hubungi mereka. Bahkan, kalau ada hal mendesak yang perlu disampaikan, kami sediakan empat nomor hotline," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing.

Menurut dia, memang kebutuhan logistik yang ada sekarang akan habis dalam lima atau enam hari ke depan. "Tapi sebelum mereka kehabisan, kami akan suplai terus," ujarnya.

Distribusi logistik dipesan secara daring oleh KBRI dan kemudian dikirimkan melalui kurir kepada koordinator-koordinator WNI yang ada di setiap kampus dan apartemen. Tidak semua dari 93 WNI yang tertahan di Wuhan itu berstatus pelajar, ada satu hingga dua orang pekerja profesional yang tinggal di apartemen.

KBRI juga bahkan telah mendirikan posko khusus di Changsha, Provinsi Hunan, untuk membantu suplai logistik bagi 93 WNI di Wuhan. Selain itu, upaya perlindungan juga dilakukan KBRI Beijing melalui komunikasi intensif dengan pemerintah China, Pemerintah Provinsi Hubei, dan Pemerintah Kota Wuhan.

"Kami juga terus berkoordinasi dengan KJRI (Konsulat Jenderal RI) yang ada di Guangzhou dan Shanghai."

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kondisi WNI: Gelisah dan Ingin Pulang

Kota Wuhan di China, seukuran dengan London tetapi jauh lebih besar dari Washington DC. (AFP)
Kota Wuhan di China, seukuran dengan London tetapi jauh lebih besar dari Washington DC. (AFP)

WNI di Wuhan mulai merasa gelisah dan ketakutan dengan terus bertambahkan korban jiwa akibat Virus Corona terbaru. "Gusar, gelisah, khawatir dengan jumlah korban yang semakin lama semakin bertambah," ujar Siti Mawaddah, mahasiswi S2 di Wuhan kepada Liputan6.com.

Dia berharap agar pemerintah secepatnya dapat mengevakuasi WNI yang terjebak di Wuhan untuk pulang ke Indonesia. Atau setidaknya bisa menetap di kota lain seperti Beijing atau Changsa.

Hal lain yang membuat Siti ketakutan adalah sulitnya transportasi. Sebab, supermarket terdekat tutup sehingga harus menempuh jarak cukup jauh untuk membeli persediaan makanan yang hampis habis.

"Hari ini banyak supermarket yg sudah tutup dan ada supermarket yang buka namun jauh dari kampus harus menempuh waktu sekitar 15 menit kalau naik sepeda. Sedangkan saya takut berada lama di tempat umum selain di dalam kamar karena takut terinfeksi virus," ujar Siti.

Ketika ditanya bantuan apa yang dibutuhkan, Siti berkata WNI butuh obat-obatan, beras, sayuran, buah-buahan, dan kebutuhan pokok lainnya. Yang membutuhkan juga tak hanya WNI di kota Wuhan, melainkan di seluruh provinsi Hubei.

Tanggap dengan status darurat yang ditetapkan oleh China di wilayahnya dan harapan WNI di Wuhan, pemerintah Indonesia memiliki wacana untuk mengevakuasi para WNI yang bertempat di wilayah terdampak. 

"Memang kita pantau beberapa negara sudah menyatakan keinginan untuk melakukan evakuasi termasuk AS, Prancis dan Australia. Semua dari kita termasuk negara itu, juga akan banyak bergantung dari sejauh mana pemerintah RRT, bisa memberikan pertimbangan dan saran tindakan evakuasi tersebut. Apakah bisa langsung di evakuasi keluar dari negara atau harus di wilayah Tiongkok sendiri," ujar Plt Jubir Kemlu Teuku Faizasyah.

Ia menambahkan, untuk saat ini pemerintah masih terus menunggu kepastian dari pemerintah Tiongkok sambil terus membangun komunikasi secara intensif dengan pihak China, baik pusat maupun provinsi.

"Pemerintah tentunya sudah berbicara dengan pihak Tiongkok melalui perwakilan kita di Beijing, dan komunikasi itu terus berlanjut. Sekali lagi kita will be guided, akan dibantu oleh keputusan dari pihak Tiongkok mengenai timing yang tepat untuk melakukan tindakan termasuk tindakan evakuasi," tambahnya.

Dalam proses evakuasi nanti, pemerintah tentu ingin mewujudkan keamanan dan kesejahteraan bagi seluruh warga negara Indonesia. Maka dari itu, Faizasyah juga secara tegas menyampaikan bahwa pemerintah akan melindungi seluruh rakyat tanpa adanya pembedaan. Semua warga negara dipastikan akan mendapat perlakuan yang serupa. 

Virus Corona Senjata Biologis China?

Situasi Kota Wuhan dekat Universitas Hubei di pusat kota.
Situasi Kota Wuhan dekat Universitas Hubei di pusat kota. Dok: Siti Mawaddah/PPIT Wuhan

Jumlah kasus tertularnya virus corona sudah mencapai 3.000 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Sebagian besar terjadi di China, dengan jumlah kematian yang dilaporkan mencapai 80 orang, hingga Senin (27/1/2020).

Seorang analisis perang biologis asal Israel, membagikan perkiraannya, mengenai asal Virus Corona yang ditularkan melalui hewan mematikan dan menyebar ke seluruh dunia, yang kemungkinan berasal dari sebuah laboratorium di kota Wuhan, yang berhubungan dengan program senjata biologis rahasia China, seperti dikutip dari The Washington Times.

Adalah Dany Shoham, seorang mantan perwira intelijen militer Israel yang mempelajari perang biologis China. 

Memegang pangkat letnan kolonel, Dany Shoham merupakan seorang analis senior intelijen militer Israel untuk perang  yang melibatkan senjata biologis dan kimia di Timur Tengah dan di seluruh dunia sejak tahun 1970 hingga tahun 1991. Ia meraih gelar doktor dalam bidang mikrobiologi medis.

Saat ditanyakan mengenai kemungkinan bocornya Virus Corona, Dany Shoham mengatakan, "Pada prinsipnya, infiltrasi virus keluar mungkin terjadi baik karena kebocoran atau karena infeksi tanpa disadari di dalam ruangan dari seseorang yang biasanya keluar dari fasilitas yang bersangkutan."

"Ini bisa menjadi kasus dengan Institut Virologi Wuhan, tetapi sejauh ini tidak ada bukti atau indikasi untuk kejadian tersebut," ungkap dia.

China dikabarkan telah membantah akan adanya kepemilikan senjata biologis yang sensitif. 

Pihak berwenang di China juga menyampaikan bahwa mereka tidak tahu asal mula Virus Corona, yang telah menewaskan sedikitnya 80 orang dan menginfeksi ribuan orang.

Dalam sebuah pernyataan kepada salah satu media pemerintah setempat, tanda-tanda awal indikasi virus baru tersebut dilaporkan berasal dari hewan liar yang dijual di pasar makanan hewan laut di Wuhan, menurut Gao Fu, Direktur Chinese Center for Disease Control and Prevention.

Kronologi Wabah Virus Corona

Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020.
Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020. (Source: AP)

Dikutip dari laman The Telegraph, berikut kronologi penyebaran virus Corona yang mulanya berasal dari Wuhan:

31 Desember 2019: Komisi Kesehatan Publik Wuhan melaporkan sebuah wabah penyakit mirip pneumonia merebak dengan 27 kasus dipastikan positif. Pemerintah kemudian mengungkap gejala awal virus ini sudah muncul sejak awal Desember, terutama di sekitar Pasar Makanan Laut Huanan, Wuhan.

9 Januari 2020: Ilmuwan mengidentifikasi sebuah virus baru sebagai penyebab wabah penyakit ini. Penularannya disebabkan virus corona jenis baru, mengingatkan orang akan wabah SARS yang menyebar dari China pada 2002. Virus corona bisa menulari baik hewan dan manusia, tapi jenis baru ini belum diidentifikasi menular antar-manusia.

12 Januari 2020: Pemerintah mengumumkan kematian pria 61 tahun dari Wuhan yang terjangkit virus corona tiga hari sebelumnya.

13 Januari 2020: Kasus pertama di luar negeri tercatat di Thailand.

16 Januari 2020: Kasus serupa terjadi di Jepang, yang pertama di negara itu.

20 Januari 2020: Virus corona menyebar. Dua pasien lagi terbukti positif di luar China, Korea Selatan dan Taiwan.

Sepekan setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ada kemungkinan penularan bisa terjadi antar-manusia, ahli kesehatan di China membenarkan virus itu menyebar dari manusia ke manusia.

21 Januari 2020: Amerika Serikat mengumumkan kasus pertama, seorang pria berusia 30-an tahun dari Negara Bagian Washington, yang baru pulang dari Wuhan.

22 Januari 2020: China mengatakan virus ini mampu beradaptasi dan bermutasi. Orang asing kedua terinfeksi di China--seorang warga Thailand. Kini ada empat kasus di Thailand.

23 Januari 2020: China mengumumkan tiga kota dikarantina, sekitar 20 juta warga dilarang keluar.

25 Januari: Dokter Liang Wudong (62) yang bertugas di Rumah Sakit Hubei Xinhua Wuhan, juga dikabarkan meninggal dunia karena vrus corona. Informasi itu disampaikan lewat pemberitaan stasiun televisi China Global Television Network.

Pemerintah Malaysia mengumumkan empat orang dipastikan terinfeksi virus corona.

26 Januari: 56 orang meninggal di China karena virus corona. Lebih dari 2000 lainnya terinfeksi

27 Januari: Korban meninggal dunia bertambah menjadi 80 orang.

Daftar Negara Terjangkit Virus Corona

Jalanan di Wuhan sudah sepi. Mobil-mobil jarang berlalu-lalang.
Jalanan di Wuhan sudah sepi. Mobil-mobil jarang berlalu-lalang. Dok: Siti Mawaddah/PPIT Wuhan

Virus corona baru yang berasal dari kota Wuhan, China saat ini tengah menyebar tak hanya ke wilayah negara itu, tapi juga ke negara-negara lainnya. 

Korban meninggalnya saat ini sudah mencapai 80 orang, dan kasusnya sudah mencapai lebih dari 2.000. 

Sebagai imbas dari kejadian ini, berbagai negara mengambil langkah ekstrem sebagai upaya pencegahan seperti melarang masuknya wisatawan asing hingga menutup akses dari luar.

Berikut adalah negara-negara yang sudah terkonfirmasi terjangkit Virus Corona:

1. Kanada

Virus Corona terbaru dari Wuhan, China telah menyebar ke Kanada. Badan Kesehatan Masyarakat Toronto, Kanada, menerima pemberitahuan tentang kasus pertama dugaan Virus Corona yang terkonfirmasi pada seorang penduduk yang baru saja kembali dari Wuhan.

"Orang itu stabil dan dirawat di rumah sakit," ungkap pernyataan Badan Kesehatan Masyarakat Toronto, dikutip Minggu (26/1/2020).

2. Malaysia

Menteri Kesehatan Malaysia, Dzulkefly Ahmad mengkonfirmasi 3 warga Tiongkok yang masuk ke negaranya positif terinfeksi virus corona.

"Tiga orang telah dipastikan terkena virus corona Wuhan di sini. Lima orang yang bersamanya dinyatakan negatif terhadap virus," kata Dzulkefly Ahmad, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (25/1/2020).

Menurut Datuk Seri Dzulkefly, tiga warga tersebut adalah seorang wanita sepuh dan dua cucunya. Wanita itu diketahui sebagai istri dari pria 66 tahun dan anak laki-lakinya yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru di Singapura.

3. Singapura

Singapura telah mengonfirmasi kasus keempat penularan virus corona baru 2019-nCoV. Hal tersebut dinyatakan oleh Menteri Kesehatan Singapura pada Minggu (26/1/2020) pagi.

Kasus virus corona terbaru ini ditemukan pada pria usia 36 asal Wuhan. Pria itu tiba di Singapura bersama keluarganya pada Rabu (22/1).

4. Australia

Australia mengonfirmasi adanya temuan pertama kasus virus corona Wuhan. Seorang pria yang minggu lalu baru saja bepergian dari Wuhan ke Melbourne positif tertular virus 2019-nCoV.

Pasien yang terjangkit virus corona itu adalah pria usia 50-an tahun berkebangsaan Tiongkok. Melansir laman 9News, kini pria itu diisolasi di Monash Medical Centre di Clayton.

"Dia dinyatakan positif terinfeksi setelah menjalani serangkaian tes di awal pagi ini," ujar Menteri Kesehatan Victoria Jenny Mikakos, Sabtu (25/1/2020).

Mikakos mengatakan, pria itu berada di Kota Wuhan selama dua minggu terakhir sehingga terpapar virus corona.

5. Prancis

Virus Corona Wuhan juga sudah menjalar masuk ke Eropa. Tiga kasus pertama terjadi di Prancis.

Dilansir France24, Sabtu (25/1/2020), dua kasus terjadi di ibu kota Paris dan satu lagi di kota Bordeaux. Dua pasien masih punya relasi.

Badan kesehatan SOS Medecins sempat menangani salah satu pasien yang berasal dari China yang mengalami gejala penyakit virus corona Wuhan. Kondisinya saat ini stabil.

Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn berkata pasien berusia 48 tahun ini baru saja kembali dari China dan sempat singgah di Wuhan.

"Ia berada di ruangan terisolasi untuk menghindari kontak dengan dunia luar. Ia baik-baik saja," ujar Menteri Buzyn.

6. Jepang

Kementerian kesehatan mengatakan pada hari Sabtu 25 Januari 2020 bahwa pihaknya telah mengkonfirmasi kasus ketiga dari virus corona.

Pasien itu adalah seorang wanita dari kota Wuhan, kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa dia tiba di Jepang pada 18 Januari.

Kementerian belum mengungkapkan kewarganegaraannya serta bandara atau pelabuhan mana yang ia datangi saat memasuki negara itu.

Wanita berusia 30-an, yang dalam kondisi stabil, dikatakan tidak memiliki gejala pada saat kedatangan tetapi mengalami demam dan mulai batuk pada Selasa malam, menurut kementerian.

Dia mengunjungi rumah sakit Tokyo pada hari Kamis dan kemudian dinyatakan positif terkena virus.

7. Thailand

Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Satit Pitutecha telah mengkonfirmasi kasus kelima infeksi coronavirus telah terdeteksi di Thailand - seorang turis wanita berusia 33 tahun dari Tiongkok.

Satit mengatakan bahwa pasien dan putrinya yang berusia 7 tahun tiba menggunakan pesawat di Bangkok dari Wuhan pada hari Selasa.

Dia kemudian mengunjungi rumah sakit swasta sambil mengeluhkan demam, batuk dan nyeri otot sebelum dipindahkan ke rumah sakit pemerintah pada hari Kamis.

"Pasien itu adalah seorang wanita berusia 33 tahun dari Wuhan yang sedang berlibur," katanya.

8. Korea Selatan

Pemerintah Korea Selatan pada hari Jumat mengkonfirmasi kasus kedua coronavirus yang berasal dari China, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC).

9. Vietnam

Dua pengunjung Tiongkok dirawat di rumah sakit di Ho Chi Minh City karena terinfeksi coronavirus.

Pasangan itu telah diidentifikasi sebagai ayah dan anak, Li Ding, 66, dan Li Zichao yang berusia 28 tahun.

Mereka dirawat di rumah sakit pada hari Rabu karena menderita pneumonia dan kemudian dinyatakan positif virus corona.

10. Amerika Serikat

Pejabat kesehatan federal A.S. mengatakan sekarang ada lima kasus yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona baru.

Kepala kantor Pusat Pengendalian Penyakit Penyakit Pernafasan, Nancy Messonnier, mengatakan pada hari Minggu bahwa kelima korban telah melakukan kontak langsung dengan yang lain di Wuhan, kota China di mana penyakit tersebut berawal.

11. Nepal 

Laporan-laporan media mengatakan Nepal telah mengkonfirmasi pada Jumat bahwa seorang pria berusia 30-an telah terinfeksi virus corona. Hal ini menandai kasus pertama di Asia Selatan.

Pria Nepal itu telah kembali dari Wuhan pada 5 Januari. Namun, ia juga dilaporkan berada dalam kondisi stabil. 

12. Taiwan

Taiwan pada Jumat mengkonfirmasi dua kasus infeksi lagi dari coronavirus novel 2019 (2019-nCoV), yang berasal dari Wuhan, Cina, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi di Taiwan menjadi tiga.

Dua pasien baru itu adalah seorang wanita China dan seorang pria Taiwan, keduanya berusia 50-an, yang tiba di Taiwan dari China pada 21 Januari, menurut Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan.

 

Selain itu, dua wilayah di luar China Daratan juga melaporkan kasus positif virus corona:

13. Makau

Makau telah mengkonfirmasi kasus kedua infeksi virus corona.

Kepala Eksekutif kota Ho Iat-seng pada Kamis sore mengumumkan bahwa langkah-langkah pencegahan akan ditingkatkan di sepanjang perbatasannya dengan Zhuhai, kota daratan yang berdekatan, dan semua pelancong yang datang atau meninggalkan pusat kasino akan diperiksa suhu tubuhnya.

14. Hong Kong

Carrie Lam telah menetapkan status darurat terkait virus corona di Hong Kong. Hal ini lantaran 5 kasus telah dinyatakan dan dikonfirmasi berada di wilayah itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya