Liputan6.com, Beijing- Pasien pertama untuk Rumah Sakit Huoshenshan dikabarkan telah tiba Senin dini hari, menurut media pemerintah. Rumah sakit tersebut dibangun sebagai bagian dari upaya China untuk melawan Virus Corona baru, seperti dikutip dari Assosiated Press, Senin, (3/2/2020).
Dibuka pada pekan ini, bangunan tersebut dibangun oleh para pekerja konstruksi yang bekerja sepanjang waktu di Kota Wuhan, China, yang merupakan tempat di mana wabah Virus Corona pertama kali terdeteksi pada bulan Desember.
Pusat-pusat perawatan di Wuhan tersebut menandai kedua kalinya upaya para pimpinan di China menanggapi penyakit baru, dengan membangun rumah sakit khusus dengan waktu yang sangat cepat.
Advertisement
Pada saat SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) mewabah pada tahun 2003, sebuah fasilitas medis di Beijing juga pernah membangun rumah sakit untuk pasien dengan penyakit virus tersebut -- yang dibangun dalam kurun waktu sepekan.
Dibangun dalam 9 hari, Rumah Sakit Huoshenshan meliputi 34.000 meter persegi, dan akan menyediakan 1.000 tempat tidur untuk pasien Virus Corona. 1.400 pekerja medis militer yang dikirim juga dikabarkan telah bertugas, seperti dikutip dari CGTN.
Total angka kematian karena Virus Corona telah mencapai 361 orang, dengan 17.205 orang terinfeksi virus, setelah 2.829 kasus baru dilaporkan, seperti dikutip dari Aljazeera.
Saksikan Video Berikut Ini:
Detil Bangunan
Menurut Xinhua, Rumah Sakit Huoshenshan dibangun oleh 7.000 kru, tukang ledeng, ahli listrik dan sejumlah ahli lainnya.
Rumah sakit ini terdiri dari 60.000 meter persegi (600.000 kaki persegi) ruang isolasi, menurut surat kabar pemerintah, Yangtze Daily.
Rumah sakit ini juga dikatakan memiliki 30 unit perawatan intensif.
Advertisement
Sistem Layanan
Yangtze Daily juga mengatakan, bahwa saat para dokter bertugas, mereka dapat berbicara dengan para ahli di luar melalui sistem video yang menghubungkan mereka dengan Beijing’s PLA General Hospital.
Sistem tersebut juga dikatakan dipasang dalam waktu kurang dari 12 jam oleh "tim komando" yang beranggotakan 20 orang dari Wuhan Telecom Ltd.
Sistem ventilasi khusus dan lemari dua sisi yang menghubungkan kamar pasien ke lorong ada dalam bangunan ini, yang memungkinkan staf rumah sakit untuk mengirim peralatan tanpa memasuki kamar.
Sebuah perusahaan di China juga ikut menyumbangkan "robot medis" untuk digunakan saat memberikan obat-obatan dan membawa sampel uji, menurut surat kabar di Shanghai, The Paper.