Terbaru, AS-Taliban Afghanistan Bersepakat Gencatan Senjata 7 Hari

Amerika dan Taliban Afghanistan akan memberlakukan gencatan senjata yang baru-baru ini dicapai.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Feb 2020, 14:42 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2020, 14:42 WIB
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Liputan6.com, Kabul - Gencatan senjata sementara yang baru-baru ini dicapai Amerika dan Taliban Afghanistan akan segera berlaku. Dalam prosesnya, akan mengharuskan kelompok pemberontak itu berhenti melancarkan serangan-serangan besar di Afghanistan selama tujuh hari, kata seorang pejabat senior Amerika pada Jumat 14 Februari 2020.

Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (15/2/2020), pejabat pemerintah Trump, yang tidak mau disebut namanya itu, membahas rincian langka tentang apa yang disebut kesepakatan "pengurangan kekerasan".

"Kesepakatan itu akan mengikat Taliban untuk tidak meluncurkan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri serta serangan roket terhadap pasukan Afghanistan maupun pasukan asing pimpinan Amerika di mana saja di negara itu," ujar pejabat itu kepada wartawan yang ikut hadir bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo di Munchen.

Jika pemberontak mematuhi komitmen mereka, menurut pejabat itu, kesepakatan itu akan membuka jalan bagi kesepakatan perdamaian yang lebih luas yang telah dirundingkan utusan Amerika dan Taliban selama setahun ini.

Sementara pejabat Amerika menolak mengatakan kapan tepatnya kesepakatan pengurangan kekerasan itu akan berlaku, sumber-sumber Taliban Afghanistan mengklaim periode tujuh hari itu akan dimulai 22 Februari dan perjanjian perdamaian akan ditandatangani pada 29 Februari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga Video Berikut Ini:


Kata Pemberontak

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Sumber-sumber pemberontak mengatakan penjamin internasional seperti PBB, Rusia, China, Arab Saudi, Pakistan, Jerman, Norwegia dan Qatar, yang selama beberapa bulan menjadi tuan rumah perundingan Amerika-Taliban, akan menyaksikan upacara penandatanganan itu.

Menlu AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Mark Esper, bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam konferensi itu pada hari Jumat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya