Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini tahun 1931, Presiden Herbert Hoover secara resmi mendedikasikan Gedung Empire State New York City. Ia menekan tombol dari Gedung Putih yang menyalakan lampu gedung tinggi tersebut.
Gagasan untuk Empire State Building dikatakan telah lahir dari persaingan antara Walter Chrysler dari Chrysler Corporation dan John Jakob Raskob dari General Motors, untuk melihat siapa yang dapat mendirikan gedung yang lebih tinggi.
Advertisement
Chrysler sudah mulai bekerja di Gedung Chrysler yang terkenal, gedung pencakar langit setinggi 1.046 kaki di tengah kota Manhattan.
Sedangkan saingannya, Raskob mengumpulkan sekelompok investor terkenal, termasuk mantan Gubernur New York Alfred E. Smith. Kelompok ini memilih firma arsitektur Shreve, Lamb and Harmon Associates untuk merancang bangunan tersebut.
Bangunan yang bentuknya menyerupai pensil ini berhasil selesai dalam kurun waktu satu tahun, menghabiskan dana sesuai anggaran dan berhasil diselesaikan lebih awal dari jadwal.
Pada saat penyelesaiannya, Empire State Building, dengan 102 lantai dan ketinggian 1.250 kaki (1.454 kaki di atas penangkal petir) menjadi gedung pencakar langit tertinggi di dunia.
Konstruksi era Depresi mempekerjakan sebanyak 3.400 pekerja setiap hari, yang sebagian besar menerima upah yang sangat baik, terutama mengingat kondisi ekonomi saat itu.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Jadi Kebanggaan
Bangunan baru itu mengharumkan Kota New York dengan rasa bangga yang mendalam, di mana hal ini menjadi sangat dibutuhkan pada masa Great Depression, ketika banyak penduduk kota menganggur dan prospek tampak suram.
Pada tahun 1972, Gedung Empire State kehilangan gelarnya sebagai gedung tertinggi di dunia oleh World Trade Center New York, yang merupakan gedung pencakar langit tertinggi selama satu tahun.
Predikat kehormatan itu pun beralih menjadi milik menara Burj Khalifa Dubai, yang menjulang 2.717 kaki ke langit.
Advertisement