Anggap WHO Terlalu China Sentris, Donald Trump Ancam Hentikan Bantuan

Donald Trump menilai jika WHO tak cukup baik dalam menghadapi penyebaran Virus Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Apr 2020, 14:33 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 14:33 WIB
[Bintang] Donald Trump
Mulai dari sejumlah pemimpin dan nama-nama terkenal dunia kabarnya melakukan protes dengan keputusan Donal Trump ini. Termasuk Bella Hadid yang menjadi salah satu pihak yang protes. (AFP/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam menghentikan pemberian bantuan pada Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ancaman itu dilontarkan setelah Trump menuding WHO lebih condong terhadap China.

Dikutip dari laman New York Times, Rabu (8/4/2020) Donald Trump menilai jika WHO tak cukup baik dalam menghadapi penyebaran Virus Corona COVID-19.

"Kami akan menahan bantuan uang yang selama ini diberikan kepada WHO. Kami akan memegang kendali yang sangat kuat di atasnya," kata Trump selama briefing harian Virus Corona di Gedung Putih.

Trump menilai organisasi itu tidak cukup agresif dalam menghadapi virus.

Sebelumnya, Trump juga menulis komentar di akun Twitter pribadinya dan menilai jika WHO sangat China sentris.

"WHO benar-benar gagal," kata Trump dalam cuitannya di Twitter. "Sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat China sentris. Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami terbuka bagi China sejak awal. Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?"

Tanggal 31 Januari, organisasi kesehatan PBB itu menyarankan agar negara-negara tetap membiarkan perbatasan masing-masing terbuka walapun ada wabah itu.

WHO juga mengatakan negara-negara punya hak untuk mengambil langkah-langkah guna melindungi warganya. Pada hari yang sama, Pemerintahan Donald Trump mengumumkan pembatasan perjalanan dari China.

Kaum konservatif Amerika semakin sering mengkritik WHO dalam masalah pandemi global ini, dan mengatakan mereka menggunakan data yang salah dari China tentang perebakan wabah Virus Corona.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:

Ribuan Militer AS Perangi COVID-19

Presiden AS Donald Trump bersama Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19)
Presiden AS Donald Trump bersama Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengerahkan lebih dari 3.000 anggota militer dan personel kesehatan ke daerah-daerah yang terdampak parah Virus Corona COVID-19. Daerah New York menjadi salah satu daerah dengan situasi terburuk di AS. 

Secara bersamaan, para pejabat Gedung Putih mengatakan mereka juga berharap akan mulai melihat stabilnya perebakan virus itu di wilayah-wilayah metropolitan di mana wabah dimulai.

Jumlah kematian akibat Virus Corona diperkirakan akan terus bertambah di Amerika, dan Presiden Trump mengatakan dua minggu ke depan akan sulit.

"Kita akan sampai pada waktu itu ketika angkanya mencapai puncak, dan itu akan menjadi situasi buruk. Saya yakin kita mungkin belum pernah melihat angka seperti ini," ujar Trump seperti dikutip VOA Indonesia.

Militer Amerika membantu dengan mengirim lebih dari seribu petugas medis ke pusat-pusat perebakan di seluruh Amerika, kata Menteri Pertahanan Mark Esper.

"Sampai kemarin, kami memutuskan beberapa ratus dari mereka akan ditugaskan untuk membantu di rumah-rumah sakit di kota New York," jelas Esper.

Gedung konvensi Jacob Javits Center di New York City telah dijadikan rumah sakit darurat yang berkapasitas 2.500 tempat tidur. Jumlah korban meninggal di New York City akibat Virus Corona hampir mencapai tiga ribu orang.

Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, "Ini akan menjadi rumah sakit terbesar di Amerika Serikat, dan dioperasikan oleh militer Amerika Serikat."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya