Liputan6.com, Beijing - Sebuah dokumen mata-mata yang dibuat sekelompok intelijen mengklaim bahwa China telah menghancurkan bukti awal Virus Corona COVID-19Â di laboratorium milik pemerintah dan membungkam pelapor yang berusaha memberi tahu dunia tentang apa yang sedang terjadi.Â
Dokumen tersebut, yang telah beredar di lingungkan pemerintah negara-negara Barat bahkan menuduh China menolak untuk memberikan sampel langsung ke ilmuwan internasional yang sedang berupaya keras untuk menemukan vaksin. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (5/4/2020).Â
Di dalamnya, pernyataan dokumen tersebut mengklaim Beijing sengaja menghalangi upaya negara-negara lain yang berusaha mengatasi virus mematikan itu, yang sejauh ini telah merenggut hampir 250.000 nyawa di seluruh dunia.
Advertisement
Dokumen setebal 15 halaman dari aliansi keamanan bernama "Five Eyes" yang beranggotakan AS, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Barumeletakkan dasar bagi kasus kelalaian yang dipasang terhadap Tiongkok.
Pernyataan itu menyatakan Beijing bergerak untuk menutupi keseriusan wabah dari awal Desember, dengan mengklaim, "Meskipun ada bukti penularan manusia-manusia dari awal Desember, pihak berwenang RRT menyangkal hal itu hingga 20 Januari."
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Serangan Transparansi Internasional
Mereka mencap kerahasiaan pandemi itu sebagai "serangan terhadap transparansi internasional" dan menunjukkan China memberlakukan larangan bepergian pada rakyatnya sendiri, tetapi mengatakan kepada negara-negara lain bahwa pembatasan serupa tidak diperlukan.
"Jutaan orang meninggalkan Wuhan setelah wabah dan sebelum Beijing memberlakukan lockdown pada 23 Januari," seperti tertulis dalam dokumen tersebut.
"Sepanjang Februari, Beijing menekan AS, Italia, India, Australia, tetangga Asia Tenggara, dan lainnya untuk tidak melindungi diri mereka sendiri melalui pembatasan perjalanan, bahkan ketika RRT memberlakukan pembatasan berat di rumah," lanjut pernyataan tersebut.
Dokumen dari para intelijen itu turut mencakup pembungkaman yang terlihat atau menghilangnya para dokter yang mencoba berbicara tentang penyebaran virus.
Dokumen rahasia, yang diperoleh The Saturday Telegraph dari Australia muncul ketika Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ada "bukti besar" Virus Corona baru datang dari sebuah lab di Wuhan dan China berusaha menutupinya.
Â
Advertisement
Curigai Kecerobohan Ilmuwan Wuhan
Para pejabat intelijen AS dan Inggris mencurigai para ilmuwan yang ceroboh di Institut Virologi Wuhan secara tidak sengaja menyebarkan penyakit mematikan itu selama tes-tes coronavirus berisiko pada kelelawar.
Pada akhir pekan, tersebar pula informasi tentang bagaimana foto-foto ilmuwan yang menangani sampel kelelawar telah dihapus dari situs webnya.
Gambar-gambar yang menunjukkan kurangnya keamanan diturunkan oleh lembaga sains setelah para diplomat dan ilmuwan meningkatkan seruan kehati-hatian.
Media The Sun juga secara eksklusif mengungkapkan bahwa laboratorium tersebut berbohong tentang tindakan pencegahan keselamatan saat mengumpulkan sampel dari kelelawar.
Pada bulan lalu, muncul klaim bahwa lima pelapor di Wuhan masih dinyatakan hilang dan satu telah meninggal dunia setelah mengungkap ancaman nyata dari pandemi Virus Corona COVID-19.
Lebih dari 5.100 orang telah ditangkap karena saling bertukar informasi tentang virus pada minggu-minggu pertama munculnya wabah. Selain itu, muncul juga klaim bahwa setiap pembangkang akan dibawa ke karantina medis dan bakal dinyatakan sakit untuk mencegah mereka berbicara lebih banyak lagi kepada publik.Â
Â
Dokumen Bocor
Pada masa awal pandemi, seorang dokter di China yang mencoba memperingatkan dunia tentang adanya Virus Corona baru meninggal setelah dinyatakan positif. Dokter Li Wenlaing (34) telah dikirimi surat dingin oleh polisi sebelum kematiannya, memperingatkan "jika dia menolak untuk bertobat dia akan dihukum".
Sedangkan seorang jurnalis Tiongkok, Chen Qiushi kemudian dinyatakan hilang pada bulan Februari setelah mengekspos tingkat keparahan Virus Corona di Wuhan.
Dia telah melaporkan adegan mengerikan dalam detail grafik, termasuk seorang wanita dengan panik memanggil keluarganya saat dia duduk di sebelah seorang kerabat yang sudah meninggal di kursi roda.
Dokumen yang bocor juga secara spesifik merinci bahwa China mulai menyensor berita tentang virus sejak 31 Desember.
Menurut dokumen itu, negara itu menghapus istilah termasuk 'variasi SARS,' 'pasar Seafood Wuhan' dan 'Wuhan Unknown Pneumonia' dari mesin pencarian.Â
Advertisement