Carrie Lam Sebut RUU Keamanan Nasional untuk Menguntungkan Hong Kong

Para pendukung pro-demokrasi Hong Kong dengan tajam mengkritik RUU Keamanan Nasional yang akan disetujui parlemen dengan stempel dari China.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2020, 08:33 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2020, 08:33 WIB
Ilustrasi bendera Hong Kong (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Hong Kong (AFP Photo)

Liputan6.com, Hong Kong - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, berupaya menghilangkan kekhawatiran terhadap langkah China untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional di kota tersebut.

Carrie Lam mengemukakan, "Jaminan itu sangat jelas dituangkan pada bagian draft, juga penjelasan yang diberikan pemimpin Kongres Rakyat Nasional."

"Tidak perlu kita khawatir karena berulang kali, dalam 23 tahun terakhir, tiap kali orang khawatir tentang kebebasan berpendapat Hong Kong, kebebasan berekspresi dan memprotes. Berkali-kali, Hong Kong membuktikan bahwa kita menjunjung tinggi dan melestarikan nilai-nilai itu."

"Jadi saya pikir, yang terbaik adalah memperhatikan undang-undang yang ada di depan kita dan coba pahami mengapa saat ini, Hong Kong butuh undang-undang itu untuk keuntungan yang lebih besar bagi sebagian besar rakyat Hong Kong," imbuhnya.

Para pendukung pro-demokrasi Hong Kong dengan tajam mengkritik proposal yang akan disetujui parlemen dengan stempel dari China pada pekan ini.

Undang-undang tersebut akan melarang kegiatan separatis dan subversif, serta campur tangan asing di wilayah semi-otonom itu. 

Simak video pilihan berikut:

Baku Hantam di Parlemen

[Bintang] BBM naik tapi masih lebih murah dibanding negara ini
Ilustrasi bendera Hong Kong, China (Via: pinterest.com)

Baku hantam terjadi untuk kedua kalinya bulan ini di parlemen Hong Kong, Senin 18 Mei, sementara seorang legislator pro-Beijing terpilih sebagai ketua sebuah komisi yang menyeleksi rancangan-rancangan undang-undang dan mengajukannya di sidang paripurna.

Komisi itu telah tanpa ketua selama lebih dari enam bulan. Pemerintah pusat di Beijing mengecam wakil ketua Dennis Kwok yang pro-demokrasi yang menurut mereka dengan sengaja menunda-nunda masalah dan menimbulkan kemacetan pembahasan banyak RUU yang mempengaruhi kepentingan umum. Pekan lalu Kwok digantikan Chan Kin-por, yang ditunjuk ketua parlemen untuk memimpin pemilihan itu.

Sebelum proses pemilihan dilangsungkan, perdebatan sengit terjadi. Sejumlah legislator prodemokrasi mengacungkan poster-poster yang mengecam Partai Komunis China dan menuduhnya menindas parlemen Hong Kong. Baku hantam pun kemudian terjadi antara para legislator prodemokrasi dengan mereka yang pro-Beijing, dan juga dengan petugas keamanan, sehingga Chan mengusir keluar banyak anggota parlemen prodemokrasi. Walhasil, Starry Lee, seorang perempuan legislator pro-Beijing, terpilih dengan mudah sebagai ketua komisi itu.

Keterpilihan Lee kemungkinan akan mempercepat diloloskannya RUU kontroversial yang mengkriminalkan mereka yang menyalahgunakan lagu kebangsaan China. Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan, pekan lalu, meloloskan RUU itu merupakan prioritas pemerintahannya, dan RUU itu akan diajukan ke komisi itu tanggal 27 Mei.

Bentrokan serupa terjadi 8 Mei lalu. Para legislator prodemokrasi dan mereka yang pro-Beijing awalnya terlibat adu mulut, namun kemudian berlanjut dengan bentrokan fisik setelah kedua kubu sama-sama ngotot untuk menduduki kursi ketua komisi hukum.

Menurut media setempat, kericuhan bermula saat Starry Lee berlari ke podium untuk mengamankan kursi setelah rapat lain berlangsung. Rekan-rekan sekubunya mengelilingi Lee, dan kemudian terlibat adu mulut dengan para anggota kubu prodemokrasi yang berusaha untuk mengambil alih kursi yang disandera itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya