Kronologi Tewasnya George Floyd di Lutut Polisi, dari Uang Palsu hingga Sesak Napas

Kematian George Floyd kini tengah menjadi sorotan dunia hingga memicu protes di mana-mana.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Jun 2020, 20:28 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2020, 19:10 WIB
Demo Kematian George FLoyd Masih Berlanjut di AS
Seorang pria memegang skateboard bertuliskan nama George Floyd ketika berunjuk rasa dalam mendukung Floyd dan Regis Korchinski-Paquet dan protes terhadap rasisme, ketidakadilan dan kebrutalan polisi, di Vancouver (31/5/2020). (Darryl Dyck/The Canadian Press via AP)

Liputan6.com, Minnesota - George Floyd, pria berusia 46 tahun meninggal setelah ditangkap polisi di luar sebuah toko di Minneapolis, Minnesota. Sebelum tewas, ia merintih tak bisa bernafas dan memohon untuk dibiarkan berdiri.

Rekaman kejadian pada 25 Mei yang beredar viral menunjukkan seorang perwira polisi, Derek Chauvin, meletakkan lututnya di leher Floyd ketika dia terbaring di lantai, seperti mengutip laman BBC, Senin (1/6/2020). 

Chauvin, yang berusia 44 tahun, sejak itu didakwa dengan pasal pembunuhan.

Peristiwa penting yang menyebabkan kematian Floyd terjadi hanya dalam 30 menit. Berdasarkan keterangan dari saksi, rekaman video dan pernyataan resmi, kronologi kejadian dimulai dengan adanya laporan uang palsu senilai $ 20.

Sebuah laporan dibuat pada malam hari 25 Mei, ketika Floyd membeli sebungkus rokok dari Cup Foods, sebuah toko kelontong. Meyakini uang kertas $ 20 yang diberikan merupakan uang palsu, seorang karyawan toko melaporkannya ke polisi.

Floyd telah tinggal di Minneapolis selama beberapa tahun setelah pindah dari kota asalnya Houston, Texas. Dia baru-baru ini bekerja sebagai penjaga di sebuah tempat hiburan di kota itu, tetapi, seperti jutaan orang Amerika lainnya, kemudian ia tidak memiliki pekerjaan akibat pandemi. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menolak Diborgol

Demo Kematian George FLoyd Masih Berlanjut di AS
Para pengunjuk rasa berbaris di sepanjang Embarcadero San Francisco (31/5/2020). Demonstrasi yang meluas telah meluas di seluruh Wilayah menyusul kematian George Floyd setelah dijepit di leher oleh seorang petugas kepolisian Minneapolis. (AP Photo/Nuh Berger)

Floyd adalah seorang pelanggan reguler di Cup Foods. Dia adalah sosok yang ramah, pelanggan yang menyenangkan yang tidak pernah menyebabkan masalah, kata pemilik toko tersebut Mike Abumayyaleh.

Tetapi Abumayyaleh tidak bekerja pada hari kejadian. Ketika melaporkan uang palsu yang mencurigakan, karyawan remajanya hanya mengikuti protokol.

Dalam panggilan ke 911, dilakukan pada pukul 20.01, karyawan tersebut mengatakan kepada operator bahwa ia telah menuntut rokok dikembalikan tetapi "dia [Floyd] tidak ingin melakukan itu", menurut transkrip yang dirilis pihak berwenang.

Karyawan itu mengatakan pria itu tampak "mabuk" dan "tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri," ungkap transkrip itu.

Tak lama setelah panggilan dilakukan, sekitar pukul 20.08, dua petugas polisi tiba. Floyd sedang duduk dengan dua orang lain di mobil yang diparkir dekat situ. 

Setelah mendekati mobil, salah satu petugas, Thomas Lane, mengeluarkan senjatanya dan memerintahkan Floyd untuk menunjukkan tangannya. Dalam sebuah laporan tentang insiden itu, jaksa tidak menjelaskan mengapa Lane berpikir perlu menarik senjatanya.

Lane, kata jaksa penuntut, "meletakkan tangannya di atas Floyd, dan menariknya keluar dari mobil". Kemudian Floyd "secara aktif menolak diborgol".

Namun, setelah diborgol, Floyd menjadi patuh pada polisi sementara Lane menjelaskan bahwa dia ditangkap karena "memberikan uang palsu".

Ketika petugas mencoba untuk memasukkan Floyd ke dalam mobil patroli, terjadi pergolakan.

Sekitar pukul 20.14, Floyd "menegang, jatuh ke tanah, dan mengatakan kepada petugas bahwa dia sesak," menurut laporan itu.

Chauvin pun kemudian tiba di tempat kejadian. Dia dan petugas lainnya terlibat dalam upaya lebih lanjut untuk memasukkan Floyd ke mobil polisi.

Yang Dilakukan Polisi pada Floyd

FOTO: Kematian Pria Kulit Hitam Picu Kerusuhan di Minneapolis
Polisi menyingkirkan barikade yang dibuat demonstran saat unjuk rasa atas kematian George Floyd oleh polisi di luar Third Police Precinct, Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (27/5/2020). Kematian George Floyd memicu kerusuhan di Minneapolis. (Kerem Yucel/AFP)

Selama upaya ini, pada pukul 20.19, Chauvin menarik Floyd keluar dari bangku penumpang, menyebabkannya jatuh ke tanah, kata laporan itu.

Dia berbaring di sana, menghadap ke bawah, dengan posisi masih terborgol.

Saat itulah saksi mulai merekam Floyd, yang tampaknya dalam keadaan tertekan. Momen-momen ini, ditangkap di beberapa ponsel dan dibagikan secara luas di media sosial, akan terbukti sebagai momen yang terakhir bagi Floyd.

Floyd kemudian ditahan petugas, sementara Chauvin menempatkan lutut kirinya di antara kepala dan lehernya.

"Aku tidak bisa bernapas," kata Floyd berulang kali, sambil berkata "tolong, tolong, tolong".

Selama delapan menit dan 46 detik, Chauvin berlutut di leher Floyd, kata laporan jaksa penuntut.

Sekitar enam menit memasuki periode itu, Floyd menjadi tidak responsif. Dalam video-video kejadian itu, ini adalah momen ketika Floyd terdiam, ketika para saksi di lokasi mendesak para petugas untuk memeriksa denyut nadinya.

Salah satu petugas lainnya, JA Kueng, melakukan hal itu, memeriksa pergelangan tangan kanan Floyd, tetapi "tidak dapat menemukannya". Namun, para petugas tidak bergerak.

Pada 20.27, Chauvin mengangkat lututnya dari leher Floyd. Tanpa bergerak, Floyd dibawa ke kereta dorong dan dibawa ke Pusat Medis Hennepin dengan ambulans.

Dia pun dinyatakan meninggal sekitar satu jam kemudian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya